Berkala Arkeologi (E-Journal)
Not a member yet
    764 research outputs found

    Identifikasi potensi situs hunian gua di karst Zona Rembang bagian barat

    Get PDF
    The karst area in Pati and Grobogan is the western segment of the Rembang Zone on the northern karst of Java which has not been studied intensively by the archaeologists. This article describes the potential cave occupation sites in the karst area of Pati and Grobogan. Data for this article was collected through field surveys and analysed using a qualitative and quantitative methods. The qualitative method served as data filters before the quantitative analysis. The quantitative method was applied to rank the observed objects based on the variables of accessibility, morphological, and archaeological data. The results demonstrate that the karst segment in Pati, especially in the Sukolilo subdistrict, has a higher potential than the karst area in Rembang and Grobogan. Out of the 29 caves surveyed, five are archaeologically potential as prehistoric settlements. Of the five caves, only one cave is ranked as having high potential and the rest is ranked as medium potential. Regarding their location, the five caves with archaeological potential are scattered along the north side of the karst hills of the Pati Regency area.Kawasan karst Zona Rembang bagian barat di Pati dan Grobogan adalah segmen karst Jawa utara yang belum banyak diteliti secara arkeologis. Artikel ini membahas potensi situs gua hunian di karst Pati dan Grobogan. Data untuk artikel ini diperoleh melalui survei lapangan, sedangkan analisisnya menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif digunakan sebagai filter data sebelum analisis kuantitatif. Metode kuantitatif menggunakan variabel aksesibilitas, morfologi, dan kandungan data arkeologis yang menghasilkan penilaian potensi arkeologi di tiap situs yang diteliti. Melalui analisis tersebut dapat diketahui bahwa segmen karst di Pati, terutama daerah Kecamatan Sukolilo, memiliki potensi yang lebih tinggi daripada karst di Kabupaten Rembang dan Grobogan. Terdapat lima situs gua yang memiliki potensi hunian prasejarah dari 29 gua yang ditemukan selama survei. Lokasi lima situs tersebut tersebar di kawasan perbukitan karst sisi utara, yang secara administratif masuk ke dalam wilayah Kabupaten Pati

    Lampiran Volume 42 No. 2 November 2022

    No full text

    Sampul Depan Volume 42 No. 1 Mei 2022

    No full text

    Tulisan-tulisan tentang Borobudur: Menempatkan naskah Jawa Modern Awal dalam produksi pengetahuan arkeologi di Indonesia

    Get PDF
    As a heritage site today, Borobudur is arguably constructed from stories of ancient grandeur, regrettable loss, and colonial rescue, infused with lingering aesthetics of colonial construction. This paper discusses the historical deconstruction of the process of historical knowledge production of Borobudur by analysing the Babad Tanah Jawi manuscript produced from the late 18th century to the early 19th century by Javanese courts. The result shows that during the Early Modern Java, Borobudur held significant spiritual quality for the local communities, unlike the previous interpretation by the colonial authorities.Kawasan Borobudur sebagai situs warisan budaya saat ini dapat diterjemahkan sebagai sebuah konstruksi cerita tentang keagungan masa lalu, penyesalan akan kehilangan, dan penyelamatan oleh otoritas kolonial, yang terarahkan oleh estetika yang dibangun pada masa kolonial. Tulisan ini membahas proses pembentukan pengetahuan historis tentang Borobudur dengan metode dekonstruksi sejarah berdasarkan analisis terhadap Babad Tanah Jawi, yang disusun dari akhir abad ke-18 sampai dengan awal abad ke-19 oleh kraton Jawa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada masa Jawa Modern Awal Borobudur memiliki kualitas spiritual dalam kehidupan masyarakat, berbeda dengan sudut pandang otoritas kolonial

    Tipologi atap bangunan berkonstruksi kayu pada relief Candi Borobudur

    Get PDF
    Borobudur is a Buddhist temple which represents the pinnacle of the ancient Javanese civilization in the VIII–IX centuries CE.  One of the most significant architectural ornament attributes at Borobudur Temple is the narrative reliefs. This paper discusses the typology of the wooden constructions based on the roof depicted on the reliefs. This study uses an analytical descriptive method which groups wooden buildings based on the shape of the roof, to be used as elements in the design of buildings and facilities for settlements related to the preservation of the Borobudur area as a Cultural World Heritage. The results show that there are at least six types of wooden construction based on the shape of the roof. These buildings in the Old Javanese period could function as houses, barns, halls, buildings in palace complexes, dormitories, monasteries, and auxiliary buildings in settlements.Candi Borobudur adalah candi Buddha yang mewakili puncak peradaban Jawa Kuno pada abad VIII–IX M dengan atribut ornamen arsitektural yang signifikan berupa relief cerita. Salah satu bentuk penggambaran pada relief yang cukup banyak dijumpai tetapi belum dikaji secara rinci adalah atap bangunan berkonstruksi kayu. Tulisan ini membahas tipologi atap bangunan konstruksi kayu yang dapat diidentifikasi dari relief Candi Borobudur sebagai elemen dalam perancangan bangunan dan fasilitas pendukung permukiman terkait pelestarian Kawasan Borobudur sebagai Warisan Budaya Dunia. Kajian ini menggunakan metode deskriptif analitis yang mengelompokkan bangunan kayu berdasarkan bentuk atapnya. Dari hasil kajian ini diperoleh setidaknya enam tipe bangunan berkonstruksi kayu berdasarkan bentuk atapnya. Bangunan tersebut pada masa Jawa Kuno dapat berfungsi sebagai rumah tinggal, lumbung, balai-balai, bangunan pada kompleks istana, asrama, vihara dan bangunan pendukung permukiman

    Pemaknaan ajaran paramita pada relief Jatakamala di Candi Borobudur: Perspektif semiotika

    Get PDF
    This paper examines how the Jatakamala reliefs at Candi Borobudur represent the teachings of six perfections (sat-paramita), the social roles of the main characters, and the universal values in the stories. This research is necessary as previous studies do not provide adequate analyses on how Jatakamala is associated with the practice of perfections. By integrating three data components: the reliefs, the manuscript, and the sutras on six perfections, this study employed pragmatic semiotics by Charles Sanders Peirce to identify the perfection(s) in five Jatakamala stories. Thematic analysis was employed to discern social roles and universal messages in 14 stories. Application of Peirce's triadic shows that each story represents multiple perfections. The main characters in Jatakamala play an active social role and tackle issues in society through actions and exemplification. Jatakamala also contains universal values as a means for learning and education.Tulisan ini mengkaji bagaimana relief Jatakamala di Candi Borobudur merepresentasikan ajaran enam kesempurnaan (sat-paramita), peran sosial dari tokoh utama, dan nilai-nilai universal di dalam cerita. Penelitian ini perlu dilakukan karena belum ada analisis yang memadai bagaimana Jatakamala diasosiasikan dengan praktik kesempurnaan pada kajian-kajian terdahulu. Berdasarkan tiga komponen data: relief, naskah, dan sutra-sutra mengenai enam kesempurnaan, kajian ini menggunakan semiotika pragmatis Charles Sanders Peirce untuk mengidentifikasi kesempurnaan/multikesempurnaan pada lima cerita Jatakamala. Analisis tematis digunakan untuk melihat peran sosial dan pesan universal dalam 14 cerita. Penerapan triadik Peirce menunjukkan bahwa masing-masing cerita merepresentasikan multikesempurnaan. Tokoh utama dalam Jatakamala berperan aktif secara sosial dan turut memecahkan isu-isu di masyarakat melalui tindakan dan keteladanan. Jatakamala juga mengandung nilai-nilai universal sebagai sarana pembelajaran dan pendidikan

    Analisis ikonografi ragam hias di bawah cerat yoni di Situs Watu Genuk, Kragilan, Mojosongo, Boyolali

    Get PDF
    Yoni at the Watu Genuk Site, Kragilan, Mojosongo, Boyolali is one of the many Hindu-Buddhist remains of the Ancient Java period found in Central Java. The yoni has ornaments located under the water spout in the form of anthropomorphic beaked figure, turtle, and snakes. This article discusses the meaning of yoni ornaments at the Watu Genuk Site through iconographic and comparative analysis with similar figures. The analysis results show that ornaments under the yoni water spout at the Watu Genuk Site is not only decorative, but also has meaning of representing Hindu mythology in Ādiparwa manuscripts such as Samudramanthana and Garudeya.Yoni di Situs Watu Genuk, Kragilan, Mojosongo, Boyolali merupakan salah satu dari sekian banyak peninggalan masa Jawa Kuno bercorak Hindu-Buddha yang ada di Jawa Tengah. Yoni tersebut memiliki ragam hias di bagian bawah cerat berupa figur antropomorfik berparuh, kura-kura, dan ular. Artikel ini membahas makna dari ragam hias yoni di Situs Watu Genuk melalui analisis ikonografi dan perbandingan ragam hias yoni dengan figur yang serupa. Hasil analisis menunjukkan bahwa ragam hias di bawah cerat yoni di Situs Watu Genuk tidak hanya bersifat dekoratif, namun juga memiliki makna representasi mitologi Hindu yang tercantum dalam naskah Ādiparwa seperti Samudramanthana dan Garudeya

    Fungsi alat batu dari Situs Gua Arca, Pulau Kangean, Jawa Timur

    Get PDF
    This article examines the functions of stone tools from Gua Arca site, Kangean Island, Madura, Province of East Java. This research aims to determine the functionality of the stone tools through tool-type and use-wear analysis and compare them with the experimental result from the experts. The knowledge of the stone tools functions was build by classifying the stone tools into a particular type that depends on edge attributes, including the edge localization and edge angle. Hereafter, the stone tools sorted to separate which of the 142 stone tools have a use-wear indication. The sorting result showed that ten stone tools have several traces that indicate the usage of the tools. Hereafter, the use-wear analysis conducted on these ten tools was observed and recorded according to the use-wear form, localization, and distribution on the tool edges. After that, the results on tool-type and use-wear analysis compared with the experts’ experiments. It explained the correlation between use-wear with the tools activities and the worked materials. The similarities between the use-wear forms from the experts’ experiments result and stone tools use-wear forms from the Gua Arca site used to interprate its functions. Based on the research conducted, it is estimated stone tools of Gua Arca were used for woodworking and food processing.Artikel ini membahas mengenai fungsi alat batu dari Situs Gua Arca, Pulau Kangean, Madura, Jawa Timur. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan fungsi dari alat batu melalui analisis tipe alat dan jejak pakai pada alat batu yang kemudian dibandingkan dengan hasil eksperimen para ahli. Pengetahuan mengenai fungsi diawali dengan mengklasifikasikan alat batu ke dalam tipe-tipe tertentu berdasarkan atribut tajaman yang meliputi letak tajaman dan sudut tajaman. Selanjutnya, dilakukan pemilahan alat yang memiliki indikasi jejak pemakaian yang berjumlah 142 alat. Berdasarkan pemilahan alat pakai yang dilakukan, dapat diketahui 10 alat memiliki jejak-jejak yang mengindikasikan pemakaian alat. Selanjutnya,dilakukan analisis jejak pakai pada 10 alat tersebut dengan mengamati dan merekam bentuk-bentuk jejak pakai, keletakan, dan distribusinya pada tajaman alat. Hasil analisis tipe alat dan jejak pakai selanjutnya dibandingkan dengan eksperimen para ahli yang menjelaskan keterkaitan antara jejak pakai dengan aktivitas penggunaan alat dan material yang dikerjakan. Kedekatan antara bentuk-bentuk jejak pakai hasil eksperimen para ahli dengan jejak pakai alat batu dari Situs Gua Arca digunakan untuk memperkirakan fungsi dari alat batu. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperkirakan alat batu di Situs Gua Arca digunakan untuk aktivitas pengerjaan kayu dan pengolahan bahan makanan. &nbsp

    Tradisi Islam dalam prasasti dan naskah Ulu di wilayah Pasemah, Sumatera Selatan, Indonesia

    Get PDF
    Ulu is a script developed in the southern part of Sumatra. The origin of the word ulu interpreted as upstream of a river or a highland. Ulu scripts are no longer used in the present era. Nevertheless, this paper examines the Islamic tradition in the Pasemah area based on the contents of Ulu manuscripts and inscriptions. The research objective is to discover the Islamic tradition in the contents, while the research purpose is to identify the influence of Islamic tradition towards the content. The research method includes data processing (source study, interview, and literature study), description of scale, origin, owner, state or condition, language, variation of characters, transliteration, translation, interpretation, synthesis, and data presentation. The result shows that the contents of Ulu manuscripts and inscriptions have intensely been influenced by Islamic tradition. The influence of Islam in Ulu manuscripts or inscriptions can also be comprehended from the public opinion towards it, categorized as profane, semi-sacred, and sacred.Aksara Ulu merupakan aksara yang berkembang di daerah Sumatra Bagian Selatan. Asal kata ulu berarti hulu sungai atau dataran tinggi. Aksara Ulu sudah tidak digunakan lagi pada masa sekarang. Meski demikian, tulisan ini mengkaji tradisi Islam di wilayah Pasemah berdasarkan isi prasasti dan naskah beraksara Ulu. Tujuan penelitian yakni mengetahui tradisi Islam di dalam isi prasasti dan naskah. Sasaran penelitian yakni mengidentifikasi seberapa besar peranan tradisi Islam dalam mempengaruhi isi dari prasasti dan naskah. Metode penelitian meliputi pengolahan data (penelusuran sumber, wawancara, studi pustaka), deskripsi ukuran, asal, pemilik, keadaaan atau kondisi, bahasa, variasi aksara, transliterasi, terjemahan, penafsiran, sintesis, dan penyajian data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isi prasasti dan naskah Ulu secara kuat dipengaruhi oleh tradisi Islam. Pengaruh agama Islam dalam naskah atau prasasti beraksara Ulu juga dapat dilihat dari pandangan masyarakat terhadap naskah dan prasasti yakni profan, semi sakral, dan sakral

    Sampul Belakang Volume 41 No. 2 November 2020

    No full text

    535

    full texts

    764

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Berkala Arkeologi (E-Journal) is based in Indonesia
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇