Jurnal Kesehatan Indra Husada
Not a member yet
102 research outputs found
Sort by
STUDI LITERATUR: PENGARUH KEHADIRAN KELUARGA TERHADAP KEPUTUSASAAN PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT KANKER
Masalah psikologis yang sering dialami oleh pasien kanker salah satunya adalah keputusasaan terhadap penyakit yang dialaminya sehingga diperlukan dukungan keluarga untuk meningkatkan kepercayaan akan kesembuhan terhadap penyakit kanker. Dukungan dari setiap anggota keluarga memiliki peranan penting bagi pencegahan maupun penanganan masalah psikologis yang muncul pada pasien kanker. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh kehadiran keluarga dalam mengatasi keputusasaan pasien dengan panyakit kanker. Metode pencarian literature dilakukan secara komprehensif melalui Database PubMed, Science Direct dan Google Scholar dengan kriteria inkulusi artikel berbahasa inggris yang dipublikasikan pada rentang tahun 2015 – 2020. Hasil dari pencarian yang dilakukan diperoleh 81.927 artikel dan setelah melakukan penyaringan, diperolah 7 artikel yang memenuhi syarat. Hasil penelitian bahwa social support yang diberikan kepada pasien kanker memiliki pengaruh positif dalam menurunkan keputusasaan dan kecemasan pasien kanker dan juga caregiver. Dukungan sosial ini dapat menjadi faktor protektif untuk mencegah keputusasaan pasien kanker karena dukungan social yang diberikan oleh keluarga dan kerabat terdekat pasien sangatlah membantu pasien dalam mengekspresikan perasaan, kekhawatiran, dan pengalamannya sehingga mampu meningkatkan harapan hidup dan meminimalisir keputusasaan pasien kanker. Kesimpulan: keputusasaan yang dirasakan pasien kanker dapat diturunkan melalui social support yaitu dengan dukungan yang diberikan oleh keluarga dan kerabat dekat pasien. Oleh karena itu, disarankan agar perawat memberikan penguatan pada sistem dukungan sosial dalam proses pengobatan pasien kanker dan keluarga dapat menjadi sumber harapan atau kekuatan bagi pasien kanker.Masalah psikologis yang sering dialami oleh pasien kanker salah satunya adalah keputusasaan terhadap penyakit yang dialaminya sehingga diperlukan dukungan keluarga untuk meningkatkan kepercayaan akan kesembuhan terhadap penyakit kanker. Dukungan dari setiap anggota keluarga memiliki peranan penting bagi pencegahan maupun penanganan masalah psikologis yang muncul pada pasien kanker. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh kehadiran keluarga dalam mengatasi keputusasaan pasien dengan panyakit kanker. Metode pencarian literature dilakukan secara komprehensif melalui Database PubMed, Science Direct dan Google Scholar dengan kriteria inkulusi artikel berbahasa inggris yang dipublikasikan pada rentang tahun 2015 – 2020. Hasil dari pencarian yang dilakukan diperoleh 81.927 artikel dan setelah melakukan penyaringan, diperolah 7 artikel yang memenuhi syarat. Hasil penelitian bahwa social support yang diberikan kepada pasien kanker memiliki pengaruh positif dalam menurunkan keputusasaan dan kecemasan pasien kanker dan juga caregiver. Dukungan sosial ini dapat menjadi faktor protektif untuk mencegah keputusasaan pasien kanker karena dukungan social yang diberikan oleh keluarga dan kerabat terdekat pasien sangatlah membantu pasien dalam mengekspresikan perasaan, kekhawatiran, dan pengalamannya sehingga mampu meningkatkan harapan hidup dan meminimalisir keputusasaan pasien kanker. Kesimpulan: keputusasaan yang dirasakan pasien kanker dapat diturunkan melalui social support yaitu dengan dukungan yang diberikan oleh keluarga dan kerabat dekat pasien. Oleh karena itu, disarankan agar perawat memberikan penguatan pada sistem dukungan sosial dalam proses pengobatan pasien kanker dan keluarga dapat menjadi sumber harapan atau kekuatan bagi pasien kanker
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DIKELAS XI SMA 1 PGRI BREBES TAHUN 2020
Remaja putri merupakan salah satu bagian dari populasi yang beresiko terkena keputihan dan perlu perhatian khusus. Penyebab keputihan antara lain disebabkan oleh jamur, bakteri, atau parasit. Personal Hygiene merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting untuk menghindari terjadinya infeksi yang dapat menyebabkan keputihan, infeksi bahkan mengakibatkan kemandulan dan hamil diluar kandungan serta kanker leher rahim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene dengan kejadian keputihan.
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik dan rancangan penelitiannya dengan cross secional, adapun populasinya yaitu siswi kelas XI SMA 1 PGRI Brebes yang berjumlah 103 siswi, yang menjadi sampelnya adalah 82 siswi. Pengambilan sampel secara random sampling, adapun variabel penelitian variabel bebas adalah pengetahuan tentang personal hygiene dan variabel terikatnya adalah kejadian keputihan. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner. Data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Hasil penelitian dari 82 responden menunjukan bahwa tingkat pengetahuan buruk pada remaja yang menderita keputihan 45,1%, lebih banyak dibandingkan dengan remaja yang tidak menderita keputihan yakni hanya 3,7%. Hasil analisis statistik menunjukkan nilai ρ = 0,043 dan OR = 3,385 dengan CI 95% = 0,975<OR<15,232. Nilai ρ < 0,05 dapat diinterpretasikan secara statistik bahwa ada hubungan yang signifikan antar tingkat pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene dengan kejadian keputihan.
Sehingga tingkat pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene menjadi faktor risiko kejadian keputihan pada remaja putri.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene dengan kejadian keputihan di SMA 1 PGRI Brebes. Saran bagi sekolah diharapkan pihak sekolah dapat memperbanyak kegiatan dengan sasaran kesehatan reproduksi pada remaja.
Remaja putri merupakan salah satu bagian dari populasi yang beresiko terkena keputihan dan perlu perhatian khusus. Penyebab keputihan antara lain disebabkan oleh jamur, bakteri, atau parasit. Personal Hygiene merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting untuk menghindari terjadinya infeksi yang dapat menyebabkan keputihan, infeksi bahkan mengakibatkan kemandulan dan hamil diluar kandungan serta kanker leher rahim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene dengan kejadian keputihan.
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik dan rancangan penelitiannya dengan cross secional, adapun populasinya yaitu siswi kelas XI SMA 1 PGRI Brebes yang berjumlah 103 siswi, yang menjadi sampelnya adalah 82 siswi. Pengambilan sampel secara random sampling, adapun variabel penelitian variabel bebas adalah pengetahuan tentang personal hygiene dan variabel terikatnya adalah kejadian keputihan. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner. Data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Hasil penelitian dari 82 responden menunjukan bahwa tingkat pengetahuan buruk pada remaja yang menderita keputihan 45,1%, lebih banyak dibandingkan dengan remaja yang tidak menderita keputihan yakni hanya 3,7%. Hasil analisis statistik menunjukkan nilai ρ = 0,043 dan OR = 3,385 dengan CI 95% = 0,975<OR<15,232. Nilai ρ < 0,05 dapat diinterpretasikan secara statistik bahwa ada hubungan yang signifikan antar tingkat pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene dengan kejadian keputihan.
Sehingga tingkat pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene menjadi faktor risiko kejadian keputihan pada remaja putri.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene dengan kejadian keputihan di SMA 1 PGRI Brebes. Saran bagi sekolah diharapkan pihak sekolah dapat memperbanyak kegiatan dengan sasaran kesehatan reproduksi pada remaja. 
GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) KEPALA KELUARGA DESA KARANGANYAR KECAMATAN PASEKAN KABUPATEN INDRAMAYU
PHBS Tatanan Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu melakukan PHBS untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah risiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat kepala keluarga di Desa Karanganyar Kecamatan Pasekan Kabupaten Indramayu.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, populasi sebanyak 972 KK dan sampelnya adalah total populasi. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data secara univariat.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui 18,2% Rumah Tangga persalinannya oleh tenaga kesehatan, 13,5% tidak memberikan ASI Eksklusif, 16,9% bayi dan balita tidak ditimbang setiap bulan, 0,8% KK belum menggunakan air bersih, 3,6% KK belum mempunyai kebiasaan mencuci tangan, 11,5% KK belum menggunakan jamban sehat, 18,4% KK tidak melakukan pemberantasan jentik nyamuk, 2,2% KK tidak mempunyai kebiasaan mengkonsumsi buah dan sayur, 2,3% KK tidak mempunyai kebiasaan melakukan aktifitas fisik setiap hari, dan 57,1% KK mempunyai kebiasaan merokok di dalam rumah.
Diharapkan agar rumah tangga memiliki kesadaran akan pentingnya PHBS, kepada setiap rumah tangga untuk lebih memahami bahaya yang ditimbulkan akibat rokok dan kepada pihak yang terkait untuk selalu memberikan informasi tentang bahaya rokok.PHBS Tatanan Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu melakukan PHBS untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah risiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat kepala keluarga di Desa Karanganyar Kecamatan Pasekan Kabupaten Indramayu.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, populasi sebanyak 972 KK dan sampelnya adalah total populasi. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data secara univariat.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui 18,2% Rumah Tangga persalinannya oleh tenaga kesehatan, 13,5% tidak memberikan ASI Eksklusif, 16,9% bayi dan balita tidak ditimbang setiap bulan, 0,8% KK belum menggunakan air bersih, 3,6% KK belum mempunyai kebiasaan mencuci tangan, 11,5% KK belum menggunakan jamban sehat, 18,4% KK tidak melakukan pemberantasan jentik nyamuk, 2,2% KK tidak mempunyai kebiasaan mengkonsumsi buah dan sayur, 2,3% KK tidak mempunyai kebiasaan melakukan aktifitas fisik setiap hari, dan 57,1% KK mempunyai kebiasaan merokok di dalam rumah.
Diharapkan agar rumah tangga memiliki kesadaran akan pentingnya PHBS, kepada setiap rumah tangga untuk lebih memahami bahaya yang ditimbulkan akibat rokok dan kepada pihak yang terkait untuk selalu memberikan informasi tentang bahaya rokok
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GERAKAN 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN
The first 1000 days of life are a period of accelerated growth and development starting from the formation of the fetus in the womb until the child is 2 years old. In that period, there is brain development, body growth, the development of the body\u27s metabolic system and the formation of the immune system that is so fast. This research aims to see the description of knowledge and attitudes of mothers about the movement of the first 1000 days of life in RT.003 RW.003 Tanjung Powder, Kel. Bukit Baru, Kec. Ilir Barat I Palembang in 2020. This study used a descriptive design with a cross sectional approach. The analysis used is univariate. The research sample was taken by purposive sampling. The number of samples in this study amounted to 20 samples. Based on the research, the knowledge that most mothers had bad knowledge, namely 16 people (80%) and mothers who had good knowledge, namely 4 people (20%). Based on the attitude that the mother\u27s attitude towards the movement of the first 1000 days of life has a bad attitude as many as 12 people (80%) and a good attitude of mothers as many as 8 people (40%). The results of this study recommend to the Head of RT.003 RW.003 and the community at RT.003 RW.003 to increase information about health, especially about the movement for the First 1000 Days of Life. This recommendation is also given to other researchers who intend to conduct research on the 1000 HPK movement in order to involve more samples and variables studied with different designs and use instruments that have standard validity and reliability values.1000 Hari Pertama Kehidupan adalah periode percepatan tumbuh kembang yang dimulai sejak terbentuknya janin dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun. Pada periode tersebut, terjadi perkembangan otak, pertumbuhan badan, perkembangan sistem metabolisme tubuh dan pembentukan sistem kekebalan tubuh yang begitu cepat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan di RT.003 RW.003 Tanjung Bubuk, Kel. Bukit Baru, Kec. Ilir Barat I Palembang Tahun 2020. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Analisa yang digunakan adalah univariat. Sampel penelitian yang diambil secara purposive sampling. jumlah sampel dalam penelitian ini adalah berjumlah 20 orang sampel. Berdasarkan penelitian pengetahuan bahwa sebagian besar ibu memiliki pengetahuan yang tidak baik yaitu 16 orang (80%) dan ibu yang memiliki pengetahuan yang baik yaitu 4 orang (20%). Berdasarkan sikap bahwa sikap ibu terhadap gerakan 1000 hari pertama kehidupan memiliki sikap tidak baik sebanyak 12 orang (60%) dan sikap ibu yang baik sebanyak 8 orang (40%). Hasil penelitian ini merekomendasikan kepada Ketua RT.003 RW.003 dan masyarakat di RT.003 RW.003 untuk meningkatkan informasi tentang kesehatan khususnya tentang gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan. Rekomendasi ini juga diberikan untuk para peneliti lain yang bermaksud mengadakan penelitian tentang gerakan 1000 HPK agar melibatkan lebih banyak sampel dan variabel yang diteliti dengan desain yang berbeda serta menggunakan instrument yang telah memiliki nilai validitas dan reliabilitas baku
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PERAWAT DALAM PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) SELAMA MASA PANDEMI COVID-19 DI RSUD dr. H. IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2021
Introduction: Personal protective equipment is a tool that serves to protect workers against exposure to hazards that cause illness and death in workers in the work environment. The purpose of this study was to determine the factors related to Nurse Compliance in the Use of Personal Protective Equipment (PPE) During the COVID-19 Pandemic Period at Hospital. Dr. H. Ibnu Sutowo Baturaja in 2021. Method: This research uses Quantitative research design with cross sectional analytic survey method. The population in this study were employees at RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo Baturaja in 2021. The sampling of this research was determined by purposive sampling, namely the employees of the RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo Baturaja each as many as 76 respondents. Data collection by using a questionnaire. Results: There is a significant relationship for the variables Knowledge (p value 0.03) and motivation (p value 0.03). From the results of the multivariate statistical test, the dominant factor was obtained, the knowledge variable (p value 0.03) with an OR value (5.79). Conclusion: Knowledge is the dominant factor in nurse compliance in the use of PPE.
Keywords: Personal Protective Equipment, Compliance and HospitalPendahuluan: Alat pelindung diri merupakan alat yang berfungsi untuk melindungi pekerja terhadap pemaparan resiko bahaya yang menyebabkan kesakitan dan kematian pada pekerja di lingkungan pekerjaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan Kepatuhan Perawat Dalam Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) Selama Masa Pandemi COVID-19 di RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo Baturaja Tahun 2021. Metode: Cuanbet88 merupakan salah satu portal link slot gacor 777 resmi untuk generasi muda, cukup dengan situs slot777 pasti gampang menang 2025. Desain penelitian kuantitatif dengan metode survey analitik Desain penelitian ini menggunakan Cross Sectional, Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai di RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo Baturaja Tahun 2021. pengambilan sampel penelitian ini ditentukan secara Purposive sampling yaitu pegawai Rumah Sakit RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo Baturaja masing-masing sebanyak 76 responden. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Hasil: Menunjukan ada hubungan bermakna untuk variabel Pengetahuan (p value 0,03) dan motivasi (p value 0,03). Dari hasil uji statistik multivariat diperoleh faktor yang dominan yaitu variabel pengetahuan (p value 0,03) dengan nilai OR (5,79). Kesimpulan: Pengetahuan merupakan faktor dominan kepatuhan perawat dalam pemakaian APD.
Kata kunci: Alat Pelindung Diri, Kepatuhan dan Rumah Saki
PENGARUH POSYANDU REMAJA TERHADAP STATUS KESEHATAN REPRODUKSI DI SALAH SATU WILAYAH PUSKESMAS DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2021
Adolescence is a period of transition or movement from childhood to adulthood, adolescents will experience challenges both from themselves and from outside. This creates confusion for adolescents who are worried that adolescents will engage in irresponsible sexual behavior. is one of the activities that can overcome adolescent problems. The research method uses Quasi Experimental adolescents who are provided with youth posyandu services, measurement of reproductive health status before and after. A sample of adolescents aged 10-18 years. Analysis using the Wilcoxcon test obtained reproductive health status, namely knowledge before 69.2% less while after 71.8% the level of knowledge was good, p-Value 0.000, anemia status before 25.6% anemia and after becoming 5.1% who experienced anemia p-Value 0.01, nutritional status before 69.2 underweight nutritional status, and after 59% normal nutritional status P-value 0.004 from the results of this study it can be concluded that there is an influence of adolescent posyandu on improving reproductive health Therefore, the youth posyandu should continue to be implemented.Masa remaja merupakan masa peralihaan atau perpindahan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, remaja akan mengalami tantangan baik yang berasal dari dirinya sendiri maupun tantangan dari luar.hal ini memberikan kebingungan kepada remaja yang dikhawatirkan remaja akan melakukan perilaku seksual yang tidak bertanggungjawab.Posyandu remaja adalah salah satu kegiatan yang bisa mengatasi permasalahan remaja.Metode penelitiannya menggunakan Quasi Experimental remaja yang di berikan pelayanan posyandu remaja,dilakukan pengukuran status kesehatan reproduksi sebelum dan sesudah. Sample remaja berusia 10-18 tahun.Analisis menggunakan uji Wilcoxcon didapatkan status kesehatan reproduksi yaitu pengetahuan sebelum 69,2% kurang sedangkan sesudah 71,8% tingkat pengetahuan baik nilai p-Value 0,000, status anemia sebelum 25,6 % anemia dan sesudah menjadi 5,1% yang mengalami anemia p-Value 0,01,status gizi sebelum 69,2 status gizi kurus, dan sesudah 59 % status gizi normal P-value 0,004 dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh posyandu remaja terhadap peningkatan kesehatan reproduksi, dengan begitu posyandu remaja seharusnya terus dilaksanakan
HUBUNGAN MEKANISME KOPING DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2
Diabetes mellitus complications affect the quality of life of the client. The use of positive coping mechanisms in people with diabetes mellitus can reduce stress, cause a decrease in blood sugar levels in diabetes mellitus sufferers so that they can maintain a good quality of life. To determine the relationship of coping mechanisms with quality of life in people with type 2 diabetes mellitus.
This research uses a correlational research type and a cross sectional approach involving 41 respondents, the COPE and DQOL The Brief online questionnaire. Chi squared was used to analyze data.
Most of the coping mechanisms in type 2 diabetes mellitus sufferers had maladaptive for 21 people (51.2%), and moderate quality of life for 17 people (41.4%). There is a significant correlation between coping mechanisms and quality of life p-value of 0.003 (α> 0.05).
The coping mechanism affects the quality of life of people with mellitus type 2, efforts that can be made by providing education regarding the importance of coping mechanisms for sufferers and their families in order to optimize the coping mechanism, so that it has a better impact on blood sugar control.Komplikasi diabetes mellitus mempengaruhi kualitas hidup dari klien. Mekanisme koping yang positif pada penderita diabetes mellitus dapat mengurangi stres, menyebabkan penurunan kadar gula darah sehingga bisa memelihara kualitas hidup yang baik. Untuk mengetahui hubungan mekanisme koping dengan kualitas hidup pada penderita diabetes mellitus tipe 2.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian korelasional dan pendekatan cross sectional yang melibatkan 41 responden, menggunakan kuesioner The Brief COPE dan DQOL secara online. Chi kuadrat digunakan untuk menganalisis data.
Mekanisme koping pada penderita diabetes mellitus tipe 2 sebagian besar maladaptif 21 orang (51,2 %), dan kualitas hidup sedang 17 orang (41,4%). Ada korelasi yang signifikan antara mekanisme koping dengan kualitas hidup p 0,003 (α> 0,05).
Mekanisme koping berpengaruh terhadap kualitas hidup penderita mellitus tipe 2, upaya yang dapat dilakukan dengan memberikan edukasi terkait pentingnya mekanisme koping pada penderita maupun keluarga agar mengoptimalkan mekanisme koping, sehingga berdampak lebih baik pada kontrol gula darah dari penderita
(INTELLEGENCE QUOTIENT) ANAK USIA SEKOLAH DASAR : A LITERATUR REVIEW
Stunting is a nutritional problem in the world or globally that has an impact on children\u27s growth and development, one of which is the intellectual intelligence of children, which affects the level of intelligence possessed by children and can cause a decrease in the level of productivity in the future. This review literature study aims to see and analyze the impact of stunting on intellectual intelligence (Intelligence Quotient) of elementary school-age children.
Keywords: Stunting, intellectual intelligence, school-age children. The method used in this research is a literature review taken from national and international journals related to stunting and intellectual intelligence. Sources of searching for journals through several databases, namely Google Scholar, Pubmed, Science Direct, and IJSR within a period of 10 years (2010 to 2020), obtained search results for 15 journals that were reviewed. The results of research from 15 journals, 12 journals showed the impact of stunting on children\u27s intellectual intelligence after elementary school and 3 journals showed no impact on the intellectual intelligence of elementary school-aged children. The conclusion of the researchers found that nutritional status and stunting have a relationship with cognitive development and intellectual intelligence (IQ) of elementary school-age children, and stunting has a negative impact on children\u27s intellectual intelligence, children\u27s cognitive development, and student learning achievement. Suggestions in this study are that families can fulfill and improve nutrition in children to prevent malnutrition and stunting, conduct consultations with nurses regarding monitoring growth and development in children so as to achieve optimal growth and development.Stunting merupakan permasalahan gizi di dunia atau global yang menimbulkan dampak terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak salah satunya pada kecerdasan intelektual anak sehingga memengaruhi tingkat kecerdasan yang dimiliki anak dan dapat menyebabkan terjadinya penurunan pada tingkat produktivitas di masa depan. Studi Literatur review ini bertujuan untuk melihat dan menganalisis dampak stunting terhadap kecerdasan intelektual (Intellegence Quotient) anak usia Sekolah Dasar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah literatur review yang diambil dari jurnal nasional dan internasional terkait dengan stunting dan kecerdasan intelektual. Sumber pencarian jurnal melalui beberapa database yaitu google scholar, Pubmed, Science Direct, dan IJSR dalam rentang waktu 10 tahun (2010 sampai 2020), didapatkan hasil pencarian sebanyak 15 jurnal yang dilakukan review. Hasil penelitian dari 15 jurnal tersebut, 12 jurnal menunjukkan adanya dampak stunting terhadap kecerdasan intelektual anak usai Sekolah Dasar dan 3 jurnal menunjukkan hasil tidak adanya dampak stunting terhadap kecerdasan intelektual anak usia Sekolah Dasar. Kesimpulan peneliti menemukan bahwa status gizi dan stunting memiliki hubungan dengan perkembangan kognitif dan kecerdasan intelektual (IQ) anak usia Sekolah Dasar, serta kondisi stunting menimbulkan dampak buruk terhadap kecerdasan intelektual anak, perkembangan kognitif anak, dan prestasi belajar siswa. Saran dalam penelitian ini adalah keluarga dapat memenuhi dan melakukan perbaikan gizi pada anak untuk mencegah terjadinya kurang gizi dan stunting, melakukan konsultasi kepada perawat mengenai pemantauan pertumbuhan dan perkembangan pada anak sehingga mencapai tumbuh kembang yang optimal
RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE, NUTRITION INTAKE AND OTHER FACTORS RELATED TO THE EVENT OF ANEMIA IN ADOLESCENTS XII CLASS PRINCESS AT KANDANGHAUR VOCATIONAL SCHOOL, 2020
This study aims to determine the relationship between knowledge, nutritional intake and other factors related to the incidence of anemia in XII grade girls at SMK Kandanghaur in 2020. The research method used is a type of survey research using a cross-sectional approach. The population of all female adolescents in grade XII at SMK Kandanghaur is 300 students. Sampling with sampling using random sampling amounted to 75 respondents. The results of the research from the univariate analysis showed that 71 respondents or 94.7% had good knowledge of anemia, 52 respondents or 69.3% with normal nutritional status, 73 respondents or 97.3% with a regular diet, 72 respondents or 96% whose father\u27s job is temporary workers, and 45 respondents or 60% who do not have anemia. Based on the bivariate analysis, it is known that there is no significant relationship between knowledge and the incidence of anemia, there is a significant relationship between nutritional status and the incidence of anemia, there is no significant relationship between diet and the incidence of anemia and there is no significant relationship between father\u27s work and anemia in XII grade girls at SMK Kandanghaur in 2020.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, asupan gizi dan faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kejadian anemia pada remaja putri kelas XII di SMK Kandanghaur tahun 2020. Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian survey menggunakan pendekatancrosssectional. Populasi semua remaja putri kelas XII di SMK Kandanghaur sebanyak 300 siswa. Pengambilan sampel dengan pengambilan sampel menggunakan random sampling berjumlah 75 responden. Hasil penelitian dari analisis univariat diperoleh bahwa dari seluruh responden terdapat sebanyak 71 responden atau 94,7% mempunyai pengetahuan baik tentang anemia, 52 responden atau 69,3% dengan status gizi normal, 73 responden atau 97,3% dengan pola makan teratur, 72 responden atau 96% dengan pekerjaan ayah adalah pekerja tidak tetap, dan 45 responden atau 60% yang tidak mengalami anemia.Berdasarkan analisis bivariat diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kejadian anemia, terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kejadian anemia, tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pola makan dengan kejadian anemia dan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pekerjaan ayah dengan kejadian anemia pada remaja putrid kelas XII di SMK Kandanghaur tahun 2020
RELATIONSHIP BETWEEN AGE, DURATION OF USE AND PREGNANCY POST-ACCEPTORS OF PROGESTIN CONTRACEPTION IN GUWOSARI VILLAGE, PAJANGAN, BANTUL, YOGYAKARTA
Background: Myths about contraception discourage some women from doing family planning programs. In fact, family planning is presented so that husbands and wives have the opportunity to do careful planning before finally having children, such as financial planning to education. Myth: Contraceptive use causes difficulty getting pregnant (CNN Indonesia, 2019). Methods: cross sectional study design. sample of pregnant with post-Progestin contraception, 32 respondents. Results: There is a relationship between age and pregnancy of post-acceptor progestin (p = 0.001), there is no relationship between duration of use and pregnancy (p = 0.237). Progestin injection for 3 months had an average pregnancy of 20.6 months, implant acceptors had an average time of 14.6 months, and reproductive age of 20-35 years the minimum pregnancy was 1 month waiting. Conclusion: pregnancy is related to age and not related to the length of contraceptive use. Keywords: Pregnancy, Duration of Use, Post acceptor Progestin, AgePendahuluan: Mitos tentang kontrasepsi membuat sejumlah wanita enggan melakukan program KB (Keluarga Berencana). Padahal, KB dihadirkan agar suami istri memiliki kesempatan untuk melakukan perencanaan matang sebelum akhirnya memiliki anak, seperti perencanaan keuangan hingga pendidikan. Mitos: Penggunaan kontrasepsi sebabkan sulit hamil (CNN Indonesia, 2019). Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian cros sectional. Sampel penelitian ibu hamil dengan riwayat post kontrasepsi hormonal Progestin, 32 responden. Hasil: ada hubungan usia dengan perolehan kehamilan ibu post akseptor kontrasepsi progestin nilai p=0,001, tidak ada hubungan lama penggunaan dengan perolehan kehamilan nilai p=0,237. Akseptor progestin suntik 3 bulan rata-rata mendapatkan kehamilan 20,6 bulan, akseptor implant rata-rata waktu 14,6 bulan, dan pada usia reproduksi sehat 20-35 th minimal perolehan kehamilan waktu tunggu 1 bulan. Kesimpulan : Perolehan kehamilan berhubungan dengan usia dan tidak berhubungan dengan lama penggunaan kontrasepsi.
Kata Kunci : Kehamilan, Lama Penggunaan, Post Akseptor Kontrasepsi Progestin, Usi