Jurnal-el Badan Bahasa (e-Jurnal Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)
Not a member yet
    1611 research outputs found

    Lembar Abstrak Bahasa Inggris

    No full text

    BENTUK TINDAK TUTUR PENOLAKAN PADA NOVEL "AYAT-AYAT CINTA" KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY

    Get PDF
    Refusal belongs to illocutionary acts of commissive. It occurs in all languages and is formulated differently based on their cultural background. People refuse either directly or indirectly. Beebe and Takahashi (1990) provided a classification of refusal strategy that can be used to analyze the form of refusal utterances. This study aims to discover the refusal strategies used in the novel of Ayat-ayat Cinta by Habiburrahman El Shirazy. The analysis was done to the speech act of refusals (SARs) in response to requests, questions, suggestions, orders, and invitations. The data were analyzed and categorized according to the refusal taxonomy by Beebe et al. To see the felicity condition of the refusal, the IFIDs are used to indicate the performative verbs of refusals utterances. The finding showed that the refusers perform different SARs. Indirect SARs of excuse/reason/explanation, statement of principle, and statement of regret were the prefered formula used in refusing. Besides, the power relation of the refusers which were higher, equal, and lower also distinguished the choice of semantic formula. The indirect SAR of flat no was not much prefered by the three power relation of the refusers. The performative verbs used in the refusal utterances are tell, ask, threaten, promise, request, inform, forbid, and beg

    Analisis Tindak Tutur Ilokusi dan Prinsip Saling Tenggang Rasa (PSTR) dalam Stand up Comedy Raditya Dika

    Get PDF
    Stand up Comedy is an artful comedy which is individually delivered directly in front of the spectators. Further, Stand up Comedy is part of humor. This research is purposed to describe the types of speech act illocution including with the Principle of Mutual Consideration (PMC) realized within the Stand up Comedy delivered by Raditya Dika. He is a writer and also known as a comic. Some phases of methods were conducted in completing the research; gathering the data, analyzing the data based on its function through contextual method. Then, data were studied and analyzed by conducting pragmatics theories those were theory of speech act and PMC. Based on the analysis, the utterances within Stand up Comedy delivered by Raditya Dika can be concluded into some significant findings, namely illocutionary speech acts were found that consists of five kinds of speech acts; representative, directive, expressive, comissive, and declarative. Moreover, PMC in the form of harm potential was also found in the analysis

    kesalahan penggunaan ejaan bahasa Indonesia dalam berita utama berita harian rakyat sultra

    No full text
    penelitian ini bertujuan untu

    PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA CAPRES DAN CAWAPRES R.I.

    No full text
    Bahasa Indonesia yang digunakan Capres sangat bervariasi, baik ragam bahasa resmi maupun bahasa percakapan. Ragam bahasa resmi digunakan oleh semua capres, sehingga memberi simpulan semua capres merupakan calon pemimpin yang menjunjung bahasa persatuan. Dengan demikian, presiden pilihan rakyat tersebut dapat memperlihatkan wibawa bangsa Indonesia dalam komunikasi antaretnik dan antarbangsa. Bahasa Indonesia yang digunakan cawapres tidak jauh berbeda dengan bahasa yang digunakan capres. Kesalahan pelafalan, penggunaan kata tidak baku, dan kemubaziran kata-kata masih ditemukan dalam berita, hasil wawancara, dan dialog yang diadakan Komisi Pemilihan Umum. Dengan demikian, usaha untuk menjunjung bahasa persatuan masih memerlukan usaha yang terarah dan terencana

    NAMA GALARAN (JULUKAN) PADA MASYARAKAT BANJAR DI KAMPUNG MANDI KAPAU KECAMATAN KARANG INTAN

    Get PDF
     Nickname is a name used to call someone directly or indirectly. This study specially discusses many kind of nicknames used on Banjar sociey. The aim of this study is to describe the form of nickname used in Banjar society. This study uses sociolinguistic approach. The data collection and method used in this study are dialogue method, continued with provocating, recording, and note taking technique. The data analysis is done through several steps, they are 1) identifying the nickname, 2) classifying the nickname base on positive and negative sense of meaning, 3) interpreting the nickname. The result shows that there are seven nicknames on Banjar society, they are 1) base on physically condition, 2) similarity, 3) event, 4) origin, 5) occupation, 6) attitude, 7) the parent’s name. Sense of meaning in this nickname can be in positive and negative meaning

    KAJIAN BAHASA EUFIMISME PADA CERITA RAKYAT BATAK TOBA “BORU SARODING”

    Get PDF
    Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana penggunaan eufemisme dalam cerita rakyat batak Toba Boru Saroding dan bagaimana  makna analisis eufemisme dalam cerita rakyat Boru Saroding. Tujuan penelitian ini adalah Menambah pengetahuan dan wawasan pembaca tentang penggunaan  dan makna eufimisme pada tuturan cerita rakyat Batak Toba “Boru Saroding” dan Menjadi sumber masukan bagi peneliti lain dalam mengkaji eufemisme dalam masyarakat Batak Toba. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan masalah sesuai dengan realita. Sumber data yang digunakan penulis dalam penelitian ini teks tulisan yaitu cerita rakyat batak toba “Boru Saroding” yang dipercaya oleh masyarakat Kabupaten Samosir. Analisis data dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis data yang telah terkumpul agar mudah untuk diolah. Berdasarkan analisis data ditemukan bahwa terdapat  kata dan kalimat yang mempunyai makna halus (eufimisme).  Kata yang mempunyai makna halus ada 11 kata dan kalimat yang mempunyai makna halus ada 6 kalimat

    Daftar Isi

    Get PDF

    Indeks Penutup

    No full text

    PERSPEKTIF BOURDIEU PADA POLA INTERRELASI PADA EKSISTENSI LENGGER LANANG LANGGENG SARI DALAM PERTUNJUKAN SENI DI BANYUMAS

    No full text
    Penelitian ini berjudul Perspektif Bourdieu pada Pola Interrelasi pada eksistensi Lengger Lanang Langgeng Sari dalam Pertunjukan Seni di Banyumas bertujuan untuk mengungkap pola interrelasi mendukung eksistensi Lengger Lanang di Banyumas. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif yang menggunakan teori Bourdieu untuk menganalisis fenomena ini. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa arena, modal, habitus, dan lintasan adalah unsur-unsur yang saling terkait yang mendukung eksistensi lengger lanang hingga saat ini. Namun, bidang ini menunjukkan sebagai pemantik munculnya kembali Komunitas Lengger Lanang Langgeng Sari dalam seni pertunjukan Banyumas. Lebih jauh, modal diakui sebagai modal budaya dan simbolik di mana mereka dikelilingi oleh seniman tradisional dan pemerintah yang mendukung mereka. Modal simbolis juga mengarah pada penerimaan masyarakat untuk keunikan. Sementara, habitus adalah keterampilan lengkap setiap anggota di masyarakat yang mengikat mereka dalam harmoni. Akhirnya, lintasan ini didefinisikan sebagai penerimaan lengger sepenuhnya karena Lengger dikaitkan dengan Banyumas pada pekerja seni lainnya di Banyumas ini.Penelitian ini berjudul Perspektif Bourdieu pada Pola Interrelasi pada eksistensi Lengger Lanang Langgeng Sari dalam Pertunjukan Seni di Banyumas bertujuan untuk mengungkap pola interrelasi mendukung eksistensi Lengger Lanang di Banyumas. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif yang menggunakan teori Bourdieu untuk menganalisis fenomena ini. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa arena, modal, habitus, dan lintasan adalah unsur-unsur yang saling terkait yang mendukung eksistensi lengger lanang hingga saat ini. Namun, bidang ini menunjukkan sebagai pemantik munculnya kembali Komunitas Lengger Lanang Langgeng Sari dalam seni pertunjukan Banyumas. Lebih jauh, modal diakui sebagai modal budaya dan simbolik di mana mereka dikelilingi oleh seniman tradisional dan pemerintah yang mendukung mereka. Modal simbolis juga mengarah pada penerimaan masyarakat untuk keunikan. Sementara, habitus adalah keterampilan lengkap setiap anggota di masyarakat yang mengikat mereka dalam harmoni. Akhirnya, lintasan ini didefinisikan sebagai penerimaan lengger sepenuhnya karena Lengger dikaitkan dengan Banyumas pada pekerja seni lainnya di Banyumas ini

    1,281

    full texts

    1,611

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Jurnal-el Badan Bahasa (e-Jurnal Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) is based in Indonesia
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇