Jurnal Tugas Akhir Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat (ULM)
Not a member yet
    1462 research outputs found

    Pengaruh Penambahan Starter Lactobacillus plantarum Terhadap Karakteristik Organoleptik Dadih Susu Sapi

    Get PDF
    The aim of this research is to examine the effect of different concentrations of Lactobacillus plantarum starter culture on the organoleptic characteristics of cow milk dadih. The experimental design used was a Completely Randomized Design (CRD) with 4 treatments and 4 replications. The treatments included untreated cow milk dadih (P0), cow milk dadih with the addition of Lactobacillus plantarum starter at concentrations of 2% (P1), 3% (P2), 4% (P3), and 5% (P4). The material used in this study was cow’s milk. The observed variables were organoleptic characteristics (color, texture, aroma, taste, and level of preference) assessed through a hedonic test by 10 panelists. The data obtained were analyzed using the non-parametric Kruskal-Wallis comparative test. If the Kruskal-Wallis test showed significant differences, it was followed by the Mann-Whitney test to identify which treatments differed significantly. Statistical analysis was conducted using SPSS software. The analysis results showed that the addition of Lactobacillus plantarum had no significant effect on the color and taste of the dadih (P>0.05), but had a significant effect on texture, aroma, and level of preference (P<0.05). It was concluded that the addition of Lactobacillus plantarum starter at a concentration of 3% (P2) was the best treatment, providing a stronger aroma, a texture closer to panelist preferences, and the highest level of preference compared to the other treatments.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi penambahan starter Lactobacillus plantarum yang berbeda terhadap karakteristik organoleptik (warna, tekstur, aroma, rasa, dan tingkat kesukaan). Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang dicobakan yaitu dadih susu sapi tanpa perlakuan (P0), dadih susu sapi dengan penambahan starter Lactobacillus plantarum 2% (P1), 3% (P2), 4% (P3) dan 5% (P4). Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah susu sapi. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah karakteristik organoleptik (warna, tekstur, aroma, rasa, dan tingkat kesukaan) melalui uji hedonik oleh 10 panelis. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji non-parametrik komparatif Kruskal-Wallis . Apabila hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan perbedaan yang signifikan, maka akan dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney untuk mengidentifikasi perlakuan mana yang berbeda secara nyata. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan program SPSS. Hasil analisis menunjukkan bahwa penambahan Lactobacillus plantarum tidak berpengaruh nyata terhadap warna dan rasa dadih (P>0,05), namun berpengaruh nyata terhadap tekstur, aroma, dan tingkat kesukaan (P<0,05). Disimpulkan bahwa penambahan starter Lactobacillus plantarum dengan konsentrasi 3% (P2) merupakan perlakuan terbaik dengan aroma yang lebih kuat, tekstur yang mendekati preferensi panelis, dan tingkat kesukaan tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya

    Kemampuan Bacillus spp. Dalam Meningkatkan Ketahanan Tanaman Tomat Terhadap Infeksi Virus Keriting Kuning

    Get PDF
    Tomato plants (L. esculentum Mill.) are vegetable crops. Tomato production in South Kalimantan is very low due to the attack of a plant disease, namely the yellow curly virus. Caused by the presence of the vector B. tabaci, control usually carried out by farmers is only controlling the vector with insecticides, not to control the virus. This control has negative impacts. Good control and has been widely used is biological control. Which utilizes microorganisms in tomato plants to induce resistance to yellow curly virus infection. In this study, a completely randomized design (CRD) was designed with one factor. The administration of Bacillus spp. derived from bamboo plant roots, elephant grass roots and chili roots was the factor tested. There were 5 treatments and 4 replications, The results of this study showed that the administration of Bacillus spp. derived from bamboo plant roots, elephant grass roots and chili roots, was able to induce tomato plant resistance to yellow curly virus infection. The lowest percentage of yellow curly virus attack intensity with an average (10.54%) was the tomato plants treated with Bacillus spp. derived from elephant grass roots. The average attack intensity of yellow curly virus on untreated and inoculated plants was 32.63%. The administration of Bacillus spp. from bamboo roots (T2), elephant grass roots (T3), and chili roots (T4) was shown to induce tomato plant resistance to yellow curly virus infection.Tanaman tomat (L. esculentum Mill.) merupakan tanaman sayuran. Produksi tomat di Kalimantan Selatan yang sangat rendah dikarenakan adanya serangan penyakit tanaman yaitu virus keriting kuning. Yang disebabkan oleh adanya vektor B. tabaci, pengendalian yang biasanya dilakukan oleh para petani yaitu hanya mengendalikan vektornya saja dengan insektisida tidak untuk mengendalikan virusnya. Pengendalian itu mengakibatkan dampak negatif. Pengendalian yang baik dan sudah banyak digunakan yaitu dengan cara pengendalian biologi. Yang memanfaatkan mikroorganisme pada tanaman tomat untuk menginduksi ketahanan terhadap serangan infeksi virus keriting kuning. Pada penelitian ini dirancang menggunakan rancangan acak kengkap (RAL) satu faktor. Pemberian Bacillus spp. yang berasal dari perakaran tanaman bambu, perakaran rumput gajah dan perakaran cabai sebagai faktor yang diujikan. Ada 5 perlakuan dan 4 ulangan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian Bacillus spp. yang berasal dari perakaran tanaman bambu, perakaran rumput gajah dan perakaran cabai, mampu menginduksi ketahanan tanaman tomat terhadap infeksi virus keriting kuning. Persentase intensitas serangan virus keriting kuning terendah dengan rata-rata (10,54%) yaitu tanaman tomat yang diberikan perlakuan Bacillus spp. yang berasal dari perakaran rumput gajah. Adapun persentase dari intensitas serangan oleh virus keriting kuning pada tanaman tanpa perlakuan dan diinokulasikan virus keriting kuning dengan rata-rata (32,63%). Pemberian Bacillus spp. yang berasal perakaran bambu (T2), perakaran rumput gajah (T3) dan perakaran cabai (T4) terlihat mampu menginduksi untuk ketahanan tanaman tomat oleh serangan infeksi virus keriting kuning

    Efektifitas Perangkap Feromon Kombinasi Warna Kuning Pada Tanaman Cabai Merah Keriting (Capsicum annum L.)

    Get PDF
    The use of synthetic pesticides causes negative effects so research turns to natural control, one of which is the yellow trap. Yellow traps combined with the active ingredient methyl eugenol can reduce pesticide use by up to 75-95%. This study aims to evaluate the effectiveness of yellow combination pheromone traps on curly red chili plants (Capsicum annum L.). The method used was a Completely Randomized Design (CRD) with 24 traps and 3 treatments repeated 6 times. The results showed that trap installation was effective, with treatment T3 recording the highest insect intensity at 21.0% and T1 the lowest at 13.8%.Penggunaan pestisida sintetis menimbulkan efek negatif sehingga penelitian beralih ke pengendalian alami salah satunya dengan perangkap kuning. Perangkap kuning dipadukan dengan bahan aktif metil eugenol ( ) dapat mengurangi penggunaan pestisida hingga 75-95%. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efektivitas perangkap feromon kombinasi warna kuning pada tanaman cabai merah keriting (Capsicum annum L.). Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 24 perangkap dan 3 perlakuan yang diulang 6 kali. Hasil menunjukkan bahwa pemasangan perangkap efektif, dengan perlakuan T3 mencatat intensitas serangga tertinggi sebesar 21.0% dan T1 terendah sebesar 13.8%

    Pengaruh Metode Pirolisis Terhadap Rendemen Arang Hayati dari Tandan Kosong Kelapa Sawit dengan Variasi Bentuk Bahan dan Sistem Pembakaran

    Get PDF
    This study aimed to determine the effect of pyrolysis methods on the biochar yield from oil palm empty fruit bunches (EFB) using variations in material form and combustion systems. The research was conducted from March to May 2025 in Sorek Satu, Pelalawan Regency, Riau Province, and in the Soil Science Laboratory, Faculty of Agriculture, Riau University. The study consisted of several treatments: (1) whole EFB – external semi-vacuum combustion, (2) shredded EFB – external semi-vacuum combustion, (3) whole EFB – total internal vacuum combustion, and (4) shredded EFB – total internal vacuum combustion. Collected data from the study were analyzed using descriptive statistics. The results showed that external semivacuum pyrolysis produced a higher biochar yield compared to total internal vacuum pyrolysis, with the highest yield from whole EFB at 45.6% and shredded EFB at 32.8%. The total internal vacuum system failed to produce biochar and only resulted in dry material without undergoing carbonization. The chemical characteristics from the external semi-vacuum combustion system indicated that biochar from whole EFB had higher contents of carbon, potassium, magnesium, boron, and pH, while biochar from shredded EFB tended to have higher contents of nitrogen, calcium, and iron

    Identifikasi Bakteri Patogen Pascapanen Jagung Pakan (Zea mays L.)

    Get PDF
    Postharvest plant pest organisms include bacteria. This research aims to determine the colony morphology characteristics and physiology of post-harvest pathogenic bacteria of feed corn (Zea mays L.), and to determine its genus. The method used was purposive sampling and samples were taken from the PT. Arutmin Indonesia Site Satui storage warehouse in Satui District, Tanah Bumbu Regency. Bacteria isolated from samples and positive for being pathogenic on corn seeds were identified by observing the colony's morphological characteristics and physiology. The results showed that the pathogenic bacteria identified were bacteria from the genus Dickeya and there were still bacteria of unknown genus, and no bacteria from the genus Pantoea were found. The first bacteria of the Dickeya genus are white with a grayish circular pattern in the middle, round to irregular shape, uneven edges, flat surface, and not shiny. These characteristics are the same as those of the Dickeya zeae bacteria. The second Dickeya genus of bacteria looks grayish white in the middle and bright white at the edges, round to irregular in shape, the edges look slightly blurry and slightly stringy, the surface is convex to flat, and shiny. These characteristics are the same as those of the Dickeya chrysanthemi bacteria. Based on their physiological characteristics, the bacteria obtained have similarities with the bacteria of the genus Dickeya, namely they are gram negative, can grow in aerobic and anaerobic conditions, can produce the catalase enzyme, are not yellow if grown on YDC media, can cause soft rot, and can produce the enzyme lecithinase.OPT pascapanen diantaranya adalah bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik morfologi koloni dan fisiologi bakteri patogen pascapanen jagung pakan (Zea mays L.), serta dapat menentukan genusnya. Metode yang digunakan adalah purposive sampling dan sampel diambil dari gudang penyimpanan PT. Arutmin Indonesia Site Satui di Kecamatan Satui, Kabupaten Tanah Bumbu. Bakteri yang diisolasi dari sampel dan positif bersifat patogen pada benih jagung, diidentifikasi dengan mengamati karakteristik morfologi koloni dan fisiologinya. Hasil menunjukkan bakteri patogen yang diidentifikasi adalah bakteri dari genus Dickeya dan masih ada bakteri yang tidak diketahui genusnya, serta tidak didapat bakteri genus Pantoea. Bakteri genus Dickeya yang pertama berwarna putih dengan pola lingkaran berwarna keabu-abuan pada bagian tengahnya, bentuk bulat hingga tidak beraturan, tepi yang tidak rata, permukaan rata, dan tidak mengkilap. Karakteristik tersebut sama dengan karakteristik bakteri Dickeya zeae. Bakteri genus Dickeya yang kedua terlihat berwarna putih keabu-abuan pada bagian tengah dan putih terang pada bagian tepinya, bentuk bulat hingga tidak beraturan, tepi yang terlihat sedikit buram dan berbenang-benang, permukaan cembung hingga rata, dan mengkilap. Karakteristik tersebut sama dengan karakteristik bakteri Dickeya chrysanthemi. Berdasarkan karakteristik fisiologinya, bakteri yang didapat memiliki kesamaan dengan bakteri genus Dickeya yaitu bersifat gram negatif, dapat tumbuh pada kondisi aerob dan anaerob, dapat menghasilkan enzim katalase, tidak berwarna kuning jika ditumbuhkan pada media YDC, dapat menimbulkan busuk lunak (soft rot), dan dapat menghasilkan enzim lesitinase

    Deteksi Kebuntingan pada Kambing Lokal Menggunakan Metode Punyakoti dengan Konsentrasi Urin dan Aquades Berbeda pada Pertumbuhan Biji Kacang Hijau

    Get PDF
    The objective of this study was to determine whether the Punyakoti method can be used to detectpregnancy in goats by modifying the amount of distilled water (aquadest) added to goat urine toobserve growth inhibition in mung bean seeds. This study was designed using a CompletelyRandomized Design (CRD) with four treatments and six replications. The treatments involveddifferent concentrations of aquadest added to the urine: P1 (1:4), P2 (1:8), P3 (1:12), and P4(1:12) using urine from non-pregnant goats. The observed variables were the germination of eachseed and the length of the sprouts on the fifth day. Data were analyzed using Analysis of Variance(ANOVA), and if significant or highly significant differences were found, Duncan’s MultipleRange Test (DMRT) was applied. The ANOVA results showed a significant difference in the  sprout length of mung beans due to the variation in goat urine and aquadest concentrations.Treatment P1 (2.36 cm) produced significantly shorter sprouts (P<0.05) compared to P2 (5.75cm), P3 (8.38 cm), and P4 (12.02 cm). The shorter sprout length in treatment P1 is likelyinfluenced by the higher concentration of urine diluted with aquadest. In treatment P4, mung beansprouts were longer, as this treatment used urine from non-pregnant goats. As a comparison,treatment P3, which used the same urine-to-aquadest ratio as P4, showed different sprout lengthsbecause the urine came from pregnant goats. This difference may be due to the higherconcentration of abscisic acid (ABA) in the urine of pregnant goats. Based on the results, it canbe concluded that the Punyakoti method can be used as an alternative method for detectingpregnancy in goats with 100% accuracy. The 1:4 concentration was the most effective, as itshowed the clearest growth inhibition compared to the 1:8 and 1:12 concentrations. Thisdemonstrates that different concentrations of aquadest affect the degree of growth inhibition inmung bean seedsTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah metode punyakoti dapat digunakan untukdeteksi kebuntingan pada kambing dengan melakukan modifikasi pertambahan aquades ke dalamurin kambing guna melihat hambatan pertumbuhan pada biji kacang hijau. Penelitian inidirancang dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan danenam kali ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah penambahan jumlah aquades yangberbeda P1 (1:4), P2 (1:8), P3 (1:12) dan menggunakan urin kambing tidak bunting P4 (1:12).Peubah yang diamati dalam penelitian ini, Perkecambahan yang terjadi pada masing-masing bijiyang digunakan dan dilanjutkan mengukur panjang kecambah pada hari ke-5. Hasil analisisragam yang menunjukkan perlakuan berpengaruh nyata atau sangat nyata dilanjutkan denganUji Wilayah Berganda (Duncan Multiple Range Test / DMRT). Analisis ragam menunjukkanperbedaan yang nyata pada panjang tumbuh biji kacang dengan perbedaan konsentrasi urinkambing dan aquades, P1 (2,36 cm) nyata lebih pendek (P<0,05) dibandingkan P2 (5,75 cm), P3(8,38 cm), dan P4 (12,02 cm). Panjang tumbuh pada perlakuan P1 lebih pendek dibadingkanperlakuan lainnya, dimungkinkan dipengaruhi oleh konsentrasi urin yang diencerkan denganaquades. Pada perlakuan P4 pertumbuhan kacang hijau lebih panjang, hal ini dikarenakan padaperlakuan tersebut menggunakan urin kambing yang tidak bunting. Sebagai perbandingan dapatdilihat pada perlakuan P3 dimana konsentrasi urin dan aquades yang digunakan sama, akantetapi sumber urin yang dipakai berasal dari kambing yang bunting. Pada konsentrasi yang samamemiliki panjang tumbuh yang berbeda, perbedaan ini dimungkinkan dipengaruhi adanya kadarAbscisic acid (ABA) yang tinggi pada urin kambing yang bunting. Berdasarkan hasil penelitianyang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa metode punyakoti dapat digunakan sebagaisalah satu metode alternatif deteksi kebuntingan pada kambing dengan akurasi 100%.Penggunaan konsentrasi 1:4 merupakan konsentrasi paling tepat karena memiliki hambatanpertumbuhan paling jelas dibandingkan 1:8, dan 1:12. Hal ini membuktikan penambahanaquades dengan konsentrasi yang berbeda akan mempengaruhi nilai hambatan pertumbuhan bijikacang hijau

    PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS HOTS MATERI BENTUK ALJABAR DENGAN KONTEKS LAHAN BASAH KELAS VII SMP/MTS

    No full text
    Melalui kegiatan pembelajaran diperoleh masih ada peserta didik yang merasa kesulitan dalam memahami konsep matematika berbasis HOTS. Oleh karena itu dengan dikaitkannya dengan konteks lahan basah diharapkan peserta didik akan lebih mudah memahami materi yang disampaikan.  Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan proses serta hasil pengembangan produk modul berbasis HOTS materi bentuk aljabar dengan konteks lahan basah untuk kelas VII SMP/MTs yang valid. Penelitian ini dilakukan dengan metode Research and Development dengan model rancangan Thiagarajan, Semmel, serta Semmel yaitu 4D. Adapun penelitian pengembangan ini tahapannya yaitu pendefinisian (define), perancangan (design), dan pengembangan (develop). Namun pada tahap develop (pengembangan) ini hanya dilakukan sampai validasi ahli. Lembar validasi digunakan sebagai instrumen pengumpulan data untuk penelitian ini. Validasi dilakukan oleh tiga validator. Adapun, analisis kuantitatif dan kualitatif menjadi analisis yang digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan skor yang diperoleh, persentase kevalidan modul pembelajaran sebesar 87,30%. Dengan demikian kevalidan modul pembelajaran berbasis HOTS materi bentuk aljabar dengan konteks lahan basah kelas VII SMP/MTs memenuhi kriteria valid

    Evaluasi dan Peningkatan Kinerja Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal di Kota Banjarbaru

    Get PDF
    Since the communal WWTP of Banjarbaru was operated in 2012, no evaluation has been conducted to assess the performance of the communal WWTP. The evaluation was conducted to determine the ability of the WWTP and to analyze various problems that caused the wastewater to not meet the quality standards from a technical and non-technical perspective. The methods used in this study were observation, literature study, laboratory tests, interviews, and questionnaires. Sampling locations are at the communal WWTP inlet and outlet. The results of the questionnaire were processed by scoring using a Likert scale. The results showed that the performance of communal WWTP in Banjarbaru based on technical aspects was classified into category A (good), operational and maintenance aspects, as well as financial aspects, were included in category B (good enough), and institutional aspects were included in category C (not good). Based on the results of the assessment, it is known that the performance of the Banjarbaru communal WWTP is not optimal and needs to be improved in several aspects.Sejak IPAL Komunal Kota Banjarbaru dioperasikan tahun 2012, belum pernah dilakukan evaluasi untuk mengkaji kinerja IPAL komunal ditinjau dari segi teknis dan non teknis. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan IPAL dalam mengolah air limbah dan menganalisis berbagai permasalahan penyebab air limbah belum memenuhi baku mutu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, studi literatur, uji laboratorium, wawancara, dan pengisian kuesioner oleh responden yang telah ditentukan. Lokasi pengambilan sampel air limbah dilakukan di bak inlet dan bak outlet IPAL komunal. Hasil kuesioner diproses dengan metode skoring menggunakan skala Likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja IPAL Komunal di Kota Banjarbaru berdasarkan aspek teknis tergolong ke dalam kategori A (baik), aspek operasional dan pemeliharaan serta aspek keuangan termasuk ke dalam kategori B (cukup baik), dan aspek kelembagaan termasuk ke dalam kategori C (kurang baik). Berdasarkan hasil penilaian tersebut, diketahui bahwa kinerja IPAL Komunal Kota Banjarbaru belum optimal dan perlu dilakukan pembenahan pada beberapa aspek agar kinerja IPAL komunal menjadi lebih baik

    Pemanfaatan Gulma Supan-Supan (Neptunia oleracea L.) Sebagai Pupuk Organik Plus Agens Hayati Untuk Mengendalikan Nematoda Meloidogyne spp. Pada Tanaman Seledri (Apium graveolens L.)

    Get PDF
    Celery is a vegetable that plays an important role in meeting the nutritional needs of Indonesian people. However, celery production faces several challenges, including root knot disease caused by the nematode Meloidogyne spp. This causes a significant decrease in productivity. The biological control used is environmentally friendly biological control using Bokashi fertilizer using Supan-supan weed (Neptunia oleracea L.), EM4, PGPR and a mixture of EM4 as a decomposer with the addition of Trichoderma sp. The aim of this research is to determine the potential of supan-supan weed as an organic fertilizer together with the biological agent Trichoderma sp. in controlling root nematodes Meloidogyne spp. on celery plants. The research was carried out from January to July 2024 in Sungai Besar Village and the Phytopathology Laboratory, Faculty of Agriculture, Lambung Mangkurat University, Banjarbaru. The research method used a completely randomized design (CRD) using the test agents EM4, PGPR, Ecoenzyme and Trichoderma sp. which consisted of (7) treatments with (4) replications and each experimental unit consisted of (3) plants so that the total plants were 84 plants. The results showed that giving EM4, PGPR and eco-enzyme could decompose bokashi supan-supan fertilizer and giving bokashi supan-supan + EM4 + Trichoderma sp. is the best treatment for the number and severity of root knot nematodes.Seledri merupakan sayuran yang memegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat Indonesia. Akan tetapi produksi seledri menghadapi beberapa tantangan, antara lain serangan penyakit puru akar yang disebabkan oleh nematoda Meloidogyne spp. Hal ini menyebabkan penurunan produktivitas hasil yang cukup signifikan. Pengendalian hayati yang digunakan adalah pengendalian hayati yang ramah lingkungan dengan menggunakan pupuk Bokashi dengan memanfaatkan gulma Supan-supan (Neptunia oleracea L.), EM4, PGPR dan campuran EM4 sebagai dekomposer dengan penambahan Trichoderma sp. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui potensi gulma supan-supan sebagai pupuk organik bersama dengan agens hayati Trichoderma sp. dalam pengendalian nematoda akar Melodogyne spp. pada tanaman seledri. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2024 di Kelurahan Sungai Besar dan Laboratorium Fitopatologi Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru. Metode penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan menggunakan agen uji EM4, PGPR, Ecoenzyme dan Trichoderma sp. yang terdiri dari (7) perlakuan dengan (4) ulangan dan setiap satuan percobaan terdiri dari (3) tanaman sehingga total tanaman adalah 84 tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pemberian EM4, PGPR dan eco-enzyme dapat mendekomposisi pupuk bokashi supan-supan dan pemberian bokashi supan-supan + EM4 + Trichoderma sp. merupakan perlakuan terbaik terhadap jumlah dan tingkat keparahan nematoda puru akar

    META ANALISIS: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP

    Get PDF
    Kajian mengenai pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Discovery Learning (DL) terhadap hasil belajar Matematika siswa SMP telah banyak dilakukan. Namun, temuan dari berbagai penelitian terdahulu memperoleh hasil yang tidak konsisten sehingga memerlukan evaluasi komprehensif dengan menggabungkan penelitian-penelitian tersebut. Salah satu metode yang dapat menggabungkan penelitian adalah systematic review melalui pendekatan meta analisis yang memanfaatkan perhitungan dari effect size. Penelitian meta analisis bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh dari model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Discovery Learning (DL) terhadap hasil belajar Matematika siswa SMP. Data diperoleh dari penelusuran artikel jurnal dan naskah skripsi pada aplikasi Publish or Perish dalam rentang tahun 2019 sampai dengan 2023 melalui proses seleksi dengan kriteria tertentu. Adapun empat tahapan seleksi tersebut yaitu identifikasi, penyaringan, kelayakan, dan lingkup studi. Melalui aplikasi Comprehensive Meta Analysis kemudian dianalisis effect size menggunakan rumus Hedges dari enam belas artikel jurnal dan empat naskah skripsi yang terdiri dari delapan artikel jurnal model pembelajaran PBL dan empat naskah skripsi PBL serta delapan jurnal model pembelajaran DL. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa model pembelajaran PBL berpengaruh besar, sedangkan model pembelajaran DL berpengaruh sedang terhadap hasil belajar Matematika siswa SMP

    1,377

    full texts

    1,462

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Jurnal Tugas Akhir Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat (ULM) is based in Indonesia
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇