E-Journal Undana Universitas Nusa Cendana Kupang
Not a member yet
158 research outputs found
Sort by
Fungsi Komunikasi Keluarga dalam Pembentukan Kepribadian Remaja di Kelurahan Sikumana Kecamatan Maulafa Kota Kupang
Communication is a process of delivering information (messages, ideas) from one party to another. The form of communication activities used are to write, read, speak and listen to others speak. The purpose of this thesis is to know the function of family communication in the formation of teen personality in Sikumana Village, Maulafa District, Kupang City. This research was conducted in Sikumana Village, RT 014 / RW 006 by taking the object of family communication function in the formation of teen personality. This study examines the function of family communication in the formation of teen personality. This research type is descriptive qualitative, that is studying data obtained in field by using data in the form of written or oral sentence, behavior, phenomenon, event of knowledge or object of study with emphasize on understanding, thinking and perception of researcher. The informants of this study are the people who are determined by purposive sampling, that is selected based on certain considerations that informants are considered competent in answering the questions of researchers. Primary data was obtained through interviews with resource persons at the time of the study. Secondary data is obtained through literature study in the form of books, journals and so on that related to the problem under study.The results obtained, showing the function of family communication in the formation of teen personality refers to the daily activities of the family. The function of family communication used in this research there are 2 functions, namely Social Function and Cultural Function. Apparently in Sikumana Village, RT 014 / RW 006, teenage personality is often complained of the unruly personality. This happens because the lack of attention from parents because of busy with work, family communication functions that do not work properly, teenagers who become disobedient to parents, lazy school, so that children listen to more peers and spend more time with friends, friend. The conclusions of this study indicate that the family communication function that occurs in Kelurahan Sikumana using Social Functions and Cultural Functions in shaping teen personality and expectations of parents so that their teenagers can become a better person without damaging their future
Makna Tu’u Belis bagi Masyarakat Kelurahan Mokdale Kecamatan Lobalain Kabupaten Rote Ndao
The culture of each region varies both arts, home form, the procedure of marriage and other social traditions, this shows a multi-cultural society. This difference becomes own peculiarities for Mokdale village society. Mokdale village society has a distinctive tradition, that is Tu'u Belis tradition, this tradition is a tradition practiced by generations as it has its own value and meaning in social life. This study aims to determine the meaning Tu'u Mokdale Belis for the village society. The study was conducted in the village of Mokdale. Informan in this research is the general public who were four people with two criteria of the traditional leaders and the two society leaders. Data for this study were obtained from the results of observations, interviews, documentary studies and analyzed descriptively qualitative. The results showed that the meaning Tu'u Mokdale Belis for the village society is to strengthen the relations between familial and kinship as well as ease the burden in the payment of bride price. Tu'u Belis deemed to have solidarity value in establishing kinship systems such as mutual help among men’s family in terms of fund-raising to pay the magnitude bride price on the part of Women. This will take place on a reciprocal basis. Tu'u Belis traditions have also been associated with symbolic interaction theory, this is shown by the interaction between the groom's family and the local society and in the implementation, Tu'u Belistradition becoming the socialization process from of generation to generation by the individual to the society.
 
KONSEP DIRI DAN PENGALAMAN KOMUNIKASI MAHASISWA YANG MEMILIKI ORANG TUA TUNGGAL (Studi Fenomenologi tentang Konsep Diri dan Pengalaman Komunikasi Mahasiswa Fisip Undana yang Memiliki Orang Tua Tunggal)
Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui konsep diri dan pengalaman komunikasi mahasiswa Fisip Undana yang memiliki orang tua tunggal.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalahpenelitian kualitatif. Dalam penelitian ini, penulis memilih informan sebanyak 5 orang, yakni mahasiswa Fisip Undana yang secara jelas memiliki orang tua tunggal. Tahapan analisis data dalam penelitian ini meliputi reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa konsep diri mahasiswa yang memiliki orang tua tunggal dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu yang pertama, aspek pengetahuan diri dimana mereka cenderung merasa pesimis dengan hidup, yang berikut adalah aspek harapan diri, dimana mereka berharap dapat menjadi lebih baik dan berharap tetap memiliki keluarga yang harmonis meski tak utuh lagi, dan yang terakhir adalah aspek penilaian diri yaitu mereka tetap merasa punya hak yang sama seperti teman-teman mereka yang lain untuk mengejar impian mereka, selain itu mereka juga memotivasi diri mereka untuk mencapai tujuan mereka. Selain konsep diri, pengalaman komunikasi mahasiswa yang memiliki orang tua tunggal pun turut menjadi fokus dalam penelitian ini. Pengalaman komunikasi dibagi menjadi dua, yakni, yang pertama, pengalaman komunikasi antara mahasiswa dan keluarganya yang pada umumnya mempunyai pengalaman komunikasi yang baik namun ada juga yang kurang baik. Baik dan tidak tersebut dipengaruhi oleh intensitas komunikasi antara si anak dengan anggota keluarga. Yang kedua, pengalaman komunikasi mahasiswa di lingkungan masyarakat, sebagian menyenangkan karena adanya penerimaan dari lingkungan, namum adapula yang kurang menyenangkan karena adanya diskriminasi lingkungan terhadap mereka sehingga membuat mereka tidak percaya diri dalam berinteraksi dengan orang lain.Kata Kunci: Konsep Diri, Pengalaman Komunikasi, Orang Tua Tunggal, Mahasisw
Konstruksi Makna Lansia pada Dunia Kerja dalam Film The Intern
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Konstruksi makna lansia pada dunia kerja dalam film The Intern. Penelitian ini menggunakan metode Analisis Semiotika John Fiske dengan memakai kode-kode sosial John Fiske yaitu Level Realitas, Level Representasi dan Level Ideologi. Hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian ini berdasarkan kode televisi yaitu, pada level realitas konstruksi makna lansia yang dibentuk adalah seorang lansia memiliki kecendrungan untuk tampil formal dalam berbagai kesempatan. Seorang lansia juga masih memiliki kemampuan untuk mengurus dirinya sendiri dan bekerja untuk memberikan sisa-sisa kemampuannya. Banyaknya pengalaman yang dimiliki membantu dalam memecahkan berbagai persoalan yang sedang terjadi. Pada level representasi konstruksi makana lansia yangt dibentuk adalah seorang lansia masih memiliki hasrat untuk memberikan kemampuan terbaiknya dan beradaptasi dengan perkembangan zaman (teknologi). Lansia membutuhkan penerimaan dalam lingkungan di mana dirinya berada sehingga memudahkan proses beradaptasi.Pada level ideologi konstruksi makna lansia yang dibentuk adalah seorang lansia memiliki sikap rendah hati dan bersedia membantu dan bekerja sebaik mungkin dalam lingkungannya. Lansia memiliki prinsip kerja yang dijunjung tinggi oleh dirinya. Selain itu seorang lansia bersedia mendengarkan arahan agar memudahkan dirinya untuk beradaptasi terhadap lingkungan barunya
STUDI ETNOGRAFI MAKNA KOMUNIKASI RITUAL ADAT WERUNG LOLONG PADA MASYARAKAT LEWOHALA DI DESA TODANARA KECAMATAN ILE APE KABUPATEN LEMBATA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
Studi ini mendeskripsikan makna simbolik pada ritual adat werung lolong masyarakat Lewohala Desa Todanara Kecamatan Ile Ape Timur Kabupaten Lembata Provinsi Nusa Tenggara Timur. Teori yang digunakan interaksi simbolik dengan pendekatan etnografi Spradley. Penelitian ini menemukan nilai dan makna simbolik ritual adat werung lolong yang diyakini sebagai bentuk ritual ucapan syukur atas hasil panen tahunan kepada Lera Wulan Tana Ekan (Sang Causa Prima) melalui perantara para Penahulu atau Leluhur lokal. Seluruh rangkaian adat ritual Werung Lolong dilaksanakan secara utuh menyeluruh, rinci dan lengkap dalam semangat kekeluargaan dan ketulusan hati. Ritual dimulai dari doa pembukaan sampai tahapan ritual Sora U’te Lango Bele dan Penu Koke Lera Tena. Seluruh tahapan ritual simbolik sarat makna dan nilai adat komunitas lokal dalam interaksi manusia sebagai makhluk religius, sosial, dan budaya serta makhluk semesta alam. Tahapan ritual dilandasi oleh semangat nilai kekeluargaan dan kebersamaan hidup dengan orang lain, dengan Tuhan Sang Pencipta, dan dengan bumi tempat manusia berkarya.Kata Kunci: Werung Lolong, Etnografi, Komunikasi Ritual, Makna Simboli
KEPEMILIKAN MEDIA TEKNOLOGI KOMUNIKASI MASYARAKAT KOTA KUPANG (Studi Pada Masyarakat Kelurahan Oebobo Kecamatan Oebobo)
Media teknologi komunikasi yang semakin berkembang pesat diikuti oleh sifat konsumerisme masyarakat Kelurahan Oebobo Kecamatan Oebobo Kota Kupang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui media teknologi komunikasi apa saja yang dimiliki oleh masyarakat Kota Kupang, mengetahui media apa saja yang paling sering digunakan dan alasan menggunakan media teknologi komunikasi tersebut.Metode penelitian ini adalah studi kasus. Sedangkan informannya adalah lima belas ibu rumah tangga yang ada di Kelurahan Oebobo yang ditentukan secara purposive sampling. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara, pengamatan dan dokumentasi. Sedangkan analisis data menggunakan model interaktif Miles dan Huberman.Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Kelurahan Oebobo memiliki media teknologi komunikasi yang beragam dan semuanya adalah media elektronik, tidak ada yang media cetak. Media yang paling sering digunakan adalah media televisi dan telephon genggam. Alasan menggunakan media televisi karena semua hiburan dan informasi sudah ada di televisi, sedangkan telephon gemggam digunakan untuk berkomunikasi.
Kata Kunci: Kepemilikan, Media, Teknologi, Komunikas
Peningkatan Peran Organisasi Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk Menjaga Kebhinekaan dalam Kehidupan Kebangsaan
Diskursus seputar penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa di tengah realitas sosial kehidupan berbangsa di Negara Indonesia seolah-olah berwajah ganda. Pertama, diskursus dengan tema penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa ini seakan-akan ingin menunjukkan betapa negara (baca: Pemerintah Indonesia, melalui kementerian terkait) begitu peduli terhadap rakyatnya (baca: masyarakat bangsa Indonesia) yang sejatinya adalah masyarakat multikultur terbesar di dunia, dan Kedua, diskursus dengan tema penghayat kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang sama ini sesungguhnya juga secara tidak langsung mau mempertontonkan betapa rapuhnya komintmen dari sejumlah elemen masyarakat bangsa Indonesia ini dalam mengimplementasi kesadaran sekaligus kebanggaan sebagai warga negara Indonesia yang memang secara nyata merupakan negara multikultur terbesar di muka bumi ini
HUBUNGAN ANTARA MOTIF MAHASISWA JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FISIP UNDANA MENGAKSES FACEBOOK TERHADAP PEMILIHAN BERITA DI FACEBOOK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara motif khlayak mengakses Facebook terhadap pemilihan berita di Facebook. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Kegunaan dan Kepuasan. Metode yang digunakan adalah Pendekatan Kuantitatif, metode Survei, dengan analisis Korelasi Pearsons Product Moment’s. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Proportionate Stratified Random Sampling, yakni dengan menarik sejumlah orang yang bersumber dari populasi Jurusan Ilmu Komunikasi sebanyak 404 sampel, sehingga diperoleh 80 mahasiswa yang dijadikan sebagai responden dalam penelitian ini berdasarkan perhitungan Rumus Solvin.Dari hasil penelitian diperoleh variabel x memiliki total mean score sebesar 3,51 dan pada variabel y memiliki total mean score sebesar 3,93. ini menunjukan kedua variabel saling berkaitan satu sama lain karena kedua mean score tersebut menujukkan skala ‘Setuju’.Hasil uji korelasi antara variabel x terhadap variabel y menggunakan rumus Pearson's Product Moment yakni sebesar 0.577. Hal tersebut mengindikasikan bahwa terdapat hubungan yang ‘SEDANG’ antara kedua variabel tersebut. nilai korelasi berada di antara 0.401 - 0.600. Sementara, faktor motif khalayak mengakses Facebook yang paling dominan dalam mempengaruhi pemilihan berita di Facebook adalah faktor pengalihan (diversi), yakni dengan nilai rata-rata sebesar 3,80.Hasil penelitian ini mendukung teori Uses and Gratification. khalayak berperan aktif dalam pemilihan media yang ingin digunakan. terdapat motif yang mendorong khalayak dalam pemilihan media tersebut. Hal ini ditunjukkan dalam penelitian dengan responden ‘Setuju’ terhadap ketiga dimensi yakni : motif kognitif, motif diversi, dan motif identitas personal.Kata Kunci : Motif, Facebook, Pemilihan Berit