Al-Qur’an dalam Tafsiran Dekonstruksi dan Rekonstruksi

Abstract

Dalam tiga ratus tahun terakhir ini, Barat (era modern) mengalami kemajuan yang luar biasa, khususnya dalam bidang sains dan teknologi. Di waktu yang sama, bahkan sejak abad ke-13 M (setelah era Ibn Rusyd), dunia Islam justru mengalami kemandegan, kejumudan, dogmatisme, dan tumbuhnya fundamentalisme. Karya-karya yang dihasilkan pada periode abad ke 13-20 M hanya berupa reproduksi tanpa produksi karya baru. Fenomena-fenomena tersebut menunjukkan bahwa ada kekeliruankekeliruan fundamental pada ummat Islam. Hal tersebut menggugah Mohammed Arkoun melakukan gerakan untuk mengembalikan dunia Islam kepada tradisi nalar kritis dan ilmu pengetahuan. Selain Arkoun, Abduh juga termasuk di antara yang kritis terhadap penafsiran. Walaupun begitu, Abduh tidak termasuk pada yang melakukan dekonstruksi (pembongkaran). Abduh lebih bersifat rekonstruksi, jadi membangun kembaliBuku ini merupakan gabungan dari beberapa penelitian yang difokuskan pada tema-tema penafsiran al-Qur’an versi pandangan filosofis. Yaitu, terdiri dari kandungan yang berisi Al-Qur’an dalam tafsiran dekonstruksi Arkoun, Tafsir dan takwil terhadap Al-Qur’an, Dimensi sastra dalam Al-Qur’an, dan Al-Qur’an dalam tafsiran rekonstruksi Abduh

    Similar works