Kondisi Jaringan Irigasi (JI) Pondok Waluh saat ini masih cukup baik,
namun pada saluran terdapat sedimentasi sehingga kapasitas saluran mengalami
penurunan. Hal ini menyebabkan penyediaan, pembagian, dan pendistribusian air
irigasi ke petak tersier DI Pondok Waluh sangat berkurang dibandingkan debit
rencana. Namun, ketersediaan anggaran/dana pemeliharaan terbatas (tidak
mencukupi) bila pengerukan sedimen dilakukan serentak seluruh JI Pondok
Waluh dalam satu tahun anggaran. Dengan permasalahan tersebut, penelitian ini
bermaksud melakukan optimalisasi pengerukan sedimen dengan dana terbatas
menggunakan metode Linear Programming. Analisa dilakukan dengan mengukur
dan menghitung kapasitas saluran rencana, kapasitas saluran eksisting, volume
sedimen, biaya pemeliharaan (pengerukan), dan membuat model optimalisasi
pengerukan.
Dari hasil penelitian, volume total sedimen pada Saluran Kencong Timur
adalah 76.703,88 m3. Biaya keseluruhan untuk pengerukan sedimen adalah Rp
5.599.383.430. Simulasi biaya Rp 1.120.000.000 dapat mengeruk sedimen
13.563,60 m3 dengan ketebalan antara 0,01 m dan 0,16 m sehingga
memfungsikan BKT1 sampai BKT4. Simulasi biaya Rp 2.240.000.000 dapat
mengeruk sedimen 30.681,55 m3 dengan ketebalan antara 0,01 m dan 0,24 m
sehingga memfungsikan BKT3, BKT4, BKT5, BKT6, BKT8, BKT9, dan BKT11.
Simulasi biaya Rp 3.360.000.000 dapat mengeruk sedimen 46.022,33 m3 dengan
ketebalan antara 0,04 m dan 0,41 m sehingga memfungsikan BKT3, BKT4,
BKT5, BKT6, BKT7, BKT8, BKT9, BKT11, BKT12, dan BKT13. Simulasi
biaya Rp 4.480.000.000 dapat mengeruk sedimen 61.363,11 m3 dengan ketebalan
berkisar antara 0,03 m dan 0,55 m sehingga memfungsikan BKT3 sampai dengan
BKT13. Simulasi biaya Rp 5.599.383.430 bisa mengeruk seluruh sedimen,
dengan ketebalan antara 0,30 m dan 0,69 sehingga memfungsikan semua
Bangunan Sadap. Dari hasil simulasi minimal yang diharapkan adalah dapat
mengembalikan fungsi BKT2 dan BKT5 hal ini dikarenakan area layanan yang
paling luas diantara kelima belas bangunan sadap berada pada BKT2 dan BKT5
dengan luas 2396 Ha dan 614 Ha. Sementara untuk mendapatkan tujuan ini, biaya
minimal yang dibutuhkan untuk pengerukan sedimen adalah Rp 2.240.000.000
============================================================================================
The condition of Pondok Waluh Irrigation System is good enough, but
there is a sedimentation in the canal that cause decreased the capacity of the canal.
This problem causes provision, allocation, and distribution of water irrigation to
the field in Pondok Waluh Irrigation Area greatly reduced . But, the availability of
budget/fund maintenance is very limited or inadequate when dredging sediment
performed simultaneously throughout Pondok Waluh Irrigation Area in one fiscal
year. With these problems, this research intend to optimize dredging sediments
with limited funds using Linear Programming. The analysis was done by
measuring and calculating the capacity of canal plan, the capacity of the existing
canal, sediment’s volume, the cost of maintenance (dredging), and create a model
of optimization of dredging.
The results showed that the total volume of sediments in Kencong Timur
Canal is 76.703,88 m3. The overall cost for the dredging of sediment is Rp
5.599.383.430. Cost simulation Rp 1.120.000.000 can dredge sediments
13.563,60 m3 with a thickness between 0,01 m and 0,16 m so that BKT1 until
BKT4 can function. Cost simulation Rp 2.240.000.000 can dredge sediments
30.681,55 m3 with a thickness between 0,01 m and 0,24 m so that BKT3, BKT4,
BKT5, BKT6, BKT8, BKT9, and BKT11 can function. Cost simulation Rp
3.360.000.000 can dredge sediments 46.022,33 m3 with a thickness between 0,04
m and 0,41 m so that BKT3, BKT4, BKT5, BKT6, BKT7, BKT8, BKT9,
BKT11, BKT12, and BKT13 can function. Cost simulation Rp 4.480.000.000 can
dredge sediments 61.363,11 m3 with a thickness between 0,03 m and 0,55 m so
that BKT3 until BKT13 can function. Cost simulation Rp 5.599.383.430 can
dredge the entire sediment with a thickness between 0,30 m and 0,69 so that
BKT1 until BKT15 can function. So In this research, the results of the minimum
simulation expect to restore the function of BKT2 and BKT5, this is because the
most extensive service area between the fifteenth are in BKT2 and BKT5 with an
area 2396 ha and 614 ha. Meanwhile, to obtain this goal, the cost of the minimum
required for the dredging of sediment is Rp 2.240.000.00