Jagung ialah salah satu tanaman pangan yang penting bagi sumber
karbohidrat dan protein di Indonesia. Salah satu jagung yang ada di Indonesia
yang memiliki potensi untuk di tingkatkan produksinya adalah jagung ketan.
Jagung ketan merupakan salah satu jenis jagung yang memiliki kadar amilopektin
yang tinggi, sehingga jagung ketan ini memiliki rasa yang lebih pulen lembut dan
enak (Juhaeti et al., 2013), namun keberadaan jagung ketan ini kurang begitu
populer khususnya di wilayah Jawa Timur. Untuk meningkatkan hasil produksi
dari jagung ketan diperlukan suatu teknologi yang salah satunya adalah
pemotongan bunga jantan, pemotongan ini dilakukan agar penyerapan unsur hara
lebih optimal, Selain dengan pemotongan bunga jantan, peningkatan hasil
produksi tanaman jagung ketan dilakukan dengan pemberian pupuk. Salah satu
unsur hara yang penting bagi suatu tanaman adalah unsur fosfor, unsur hara fosfor
merupakan salah satu unsur hara essensial yang berfungsi untuk membantu
tanaman dalam proses pembentukan bunga, dan biji, selain itu fosfor juga dapat
mempercepat pemasakan biji (Arafat et al., 2016).
Penelitian dilaksanakan di lahan Jatikerto Agro Techno Park Universitas
Brawijaya Malang dengan ketinggian tempat ± 400 m dpl dengan suhu rata rata
harian berkisar 27ºC - 29ºC, dengan jenis tanah Alfisol. Penelitian dilaksanakan
pada bulan Mei 2019 hingga Juli 2019. Rancangan percobaan ini Rancangan Acak
Kelompok (RAK), perlakuan terdiri dari 7 perlakuan yang diulang sebanyak 4 kali
sehingga terdapat 28 satuan percobaan. perlakuan terdiri dari, P0: Kontrol (Tanpa
pemotongan bunga jantan dan pupuk fosfor), P1: Tanpa Pemotongan Bunga
Jantan + 150 kg ha-1 SP36, P2: Tanpa Pemotongan Bunga Jantan + 200 kg ha-1
SP36, P3: Tanpa Pemotongan Bunga Jantan + 250 kg ha-1 SP36, P4: Pemotongan
Bunga Jantan + 150 kg ha-1 SP36, P5: Pemotongan Bunga Jantan + 200 kg ha-1
SP36, P6: Pemotongan Bunga Jantan + 250 kg ha-1 SP36. Alat yang digunakan
dalam penelitian ini adalah cangkul, meteran, penggaris, timbangan analitik,
jangka sorong, gunting pangkas, kamera, buku tulis. Bahan yang digunakan
adalah benih jagung ketan varietas Arumba, pupuk SP36, pupuk Urea, Pupuk
KCl, insektisida decis dan furadan. Pengamatan yang dilakukan merupakan
pengamatan pada pertumbuhan dan pengamatan hasil tanaman jagung ketan. Pada
pengamatan pertumbuhan variabel yang diamati ialah tinggi tanaman, diameter
batang, luas daun dan jumlah daun. Pada pengamatan hasil variabel yang diamati
ialah bobot segar tongkol berkelobot, bobot segar tongkol tanpa kelobot, panjang
tongkol, diameter tongkol, hasil panen. Data pengamatan yang telah diperoleh
akan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5%. Jika
hasil dari pengujian tersebut diperoleh perbedaan yang nyata maka akan dilakukan
dilanjutkan dengan uji perbandingan antar perlakuan dengan uji BNT dengan taraf
5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada penelitian ini perlakuan
pemotongan bunga jantan dan pemberian pupuk SP36 tidak memberikan
pengaruh yang nyata terhadap variabel hasil tanaman jagung ketan, yaitu bobot
segar berkelobot, bobot segar tanpa kelobot, panjang tongkol, diameter tongkol
dan hasil ton ha-1. Perlakuan pemotongan bunga jantan + SP36 250 kg ha-1
memberikan hasil yang lebih tinggi terhadap variabel pertumbuhan, yaitu
diameter batang pada 24 hst, luas daun pada 44 dan 54 hst, dan hari muncul bunga
jantan pada tanaman jagung ketan