'Indonesian Agency For Agricultural Research and Development (IAARD)'
Doi
Abstract
Rendaman air merupakan salah satu faktor pembatas utama peningkatan produksi padi di lahan rawan banjir. Perubahan iklim global yang menyebabkan meningkatnya frekuensi banjir di berbagai wilayah dapat mengancam stabilitas produksi beras nasional. Salah satu strategi adaptasi untuk mengurangi dampak tersebut adalah dengan menanam varietas toleran rendaman air. Berkaitan dengan hal tersebut, Badan Litbang Pertanian bekerja sama dengan Lembaga Penelitian Padi Internasional (IRRI) di Filipina mengembangkan varietas unggul padi yang toleran terhadap rendaman penuh. Dua varietas unggul baru padi berhasil dilepas, yaitu Inpara 4 dan Inpara 5 yang mampu tumbuh dan berproduksi dengan baik meskipun terendam air penuh sampai dua minggu pada fase vegetatif. Kedua varietas tersebut dirakit dengan metode silang-balik dengan bantuan penanda molekuler terhadap tetua berulang yang merupakan varietas padi yang sangat populer. Inpara 4 memiliki latar belakang genetik varietas Swarna yang populer di Asia Selatan dan Inpara 5 memiliki latar belakang genetik varietas IR64 yang populer di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Rata-rata hasil gabah kedua varietas di daerah rawan banjir masing-masing adalah 4,69 dan 4,45 t/ha. Varietas Inpara 4 memiliki tekstur nasi pera, sedangkan Inpara 5 bertekstur pulen. Keduanya potensial untuk dikembangkan di daerah yang rawan terhadap rendaman akibat banjir, seperti lahan rawa lebak dangkal, lahan sawah bonorowo, dan lahan sawah di pesisir pantai