Lahan pekarangan memiliki potensi yang sangat besar ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber penyedia bahan pangan yang bernilai gizi dan memiliki nilai ekonomi tinggi. Program yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dalam bidang pangan yaitu dengan melakukan penanaman tanaman obat keluarga. Tanaman obat keluarga merupakan kumpulan tanaman yang dibudidayakan di lahan pekarangan. Pengembangan dan pemanfaatan budidaya tanaman obat keluarga sangat diperlukan untuk menunjang kesehatan masyarakat. Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan dalam upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi perilaku masyarakat untuk meningkatkan kesehatan. Khalayak sasaran pada kegiatan pendidikan kesehatan ini yaitu ibu-ibu rumah tangga yang ada di kampung Cipakel, Desa Leuweung Kolot, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor

Asnamawati, Lina

Susilowati, Euis

Universitas Terbuka Repository

ISBN: 978-602-392-860-6         e-ISBN: 978-602-392-861-3  Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Terbuka    95  PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN UNTUK BUDIDAYA TANAMAN OBAT KELUARGA PADA MASYARAKAT KAMPUNG CIPAKEL, DESA LEUWEUNG KOLOT, KECAMATAN CIBUNGBULANG, KABUPATEN BOGOR  Euis Susilowati1, Lina Asnamawati2 1 Jurusan PGSD, FKIP-Universitas Terbuka, 2Jurusan Agribisnis, FST-Universitas Terbuka. Email: euiss@ecampus.ut.ac.id   ABSTRACT  Yard land has a huge potential and can be used as a source of food suppliers that are nutritionally valuable and have high economic value. The program that can be utilized by the community to improve family welfare in the food sector is by planting family medicinal plants. Family medicinal plants are a collection of plants that are cultivated in the yard. Development and utilization of family medicinal plant cultivation is very necessary to support public health. Community service activities are carried out in an effort to provide learning experiences or create a condition of community behavior to improve health. The target audience for this health education activity is housewives in Cipakel village, Leuweung Kolot Village, Cibungbulang District, Bogor Regency.  Keywords: Development, Utilization, Cultivation, Family Medicinal Plants.  ABSTRAK  Lahan pekarangan memiliki potensi yang sangat besar ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber penyedia bahan pangan yang bernilai gizi dan memiliki nilai ekonomi tinggi. Program yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dalam bidang pangan yaitu dengan melakukan penanaman tanaman obat keluarga. Tanaman obat keluarga merupakan kumpulan tanaman yang dibudidayakan di lahan pekarangan. Pengembangan dan pemanfaatan budidaya tanaman obat keluarga sangat diperlukan untuk menunjang kesehatan masyarakat. Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan dalam upaya untuk memberikan pengalaman  belajar  atau  menciptakan  suatu  kondisi  perilaku  masyarakat untuk meningkatkan kesehatan. Khalayak sasaran pada kegiatan pendidikan kesehatan ini yaitu ibu-ibu rumah tangga yang ada di kampung Cipakel, Desa Leuweung Kolot, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor.  Kata kunci: Pengembangan, Pemanfaatan, Budidaya, Tanaman Obat Keluarga. ISBN: 978-602-392-860-6         e-ISBN: 978-602-392-861-3  Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Terbuka    96  PENDAHULUAN  Lahan pekarangan yang tidak dimanfatkan akan mengurangi nilai keindahan. Luas lahan pekarangan di indonesia mencapai 10.3 juta hetar. Hal tersebut merupakan peluang besar jika dimanfaatkan sebagai salah satu sumber bahan pangan dan obat-obatan serta dapat memiliki nilai yang tinggi. Potensi yang sangat besar ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber penyedia bahan pangan yang bernilai gizi dan memiliki nilai ekonomi tinggi. (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2011). Luas lahan pekarangan masih banyak belum dimanfaatkan oleh masyarakat, padahal jika lahan pekarangan dimanfaatkan secara maksimal dapat mensejahterakan keluarga Program yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dalam bidang pangan yaitu dengan melakukan penanaman tanaman obat keluarga. Tanaman obat keluarga merupakan kumpulan tanaman yang dibudidayakan di lahan pekarangan memiliki khasiat sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit. Program ini sekaligus menyikapi menurunnya daya beli masyarakat akibat harga obat yang semakin mahal, sehingga secara tidak langsung berdampak pada menurunnya derajat kesehatan masyarakat. TOGA adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang berkhasiat sebagai obat. Manfaat tanaman obat keluarga antara lain (1) penambah gizi keluarga; (2) bumbu atau rempah-rempah masaka; (3) menambah keindahan. Tanaman obat keluarga biasanya dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Tanaman obat keluarga selain harganya murah juga tidak menimbulkan efek samping bagi kesehatan, berbeda dengan obat-obatan kimia yang banyak memiliki efek samping.  Berdasarkan survey lapangan Sebagian dari mereka telah mengetahui khasiat TOGA dan secara teknis juga telah mampu mengolah TOGA, namun demikian mereka belum memahami khasiat TOGA secara ilmiah. Oleh karena itu perlu dilakukan pelatihan tentang khasiat TOGA secara ilmiah. Masyarakat yang telah memiliki pengetahuan tentang khasiat TOGA dan menguasai cara pengolahannya dapat membudidayakan tanaman obat secara individual dan memanfaatkannya sehingga akan terwujud prinsip kemandirian dalam pengobatan keluarga. Selain itu juga dapat dikembangkan menjadi usaha kecil dan menengah di bidang obat-obatan herbal, yang selanjutnya dapat disalurkan ke masyarakat. Pengabdian masyarakat diharapkan menambah pemahaman tentang TOGA kepada ibu- ibu. Pemahaman meliputi jenis dari tanaman toga (jahe, kunyit, dsb), cara menanam tanaman TOGA pada pekarangan yang terbatas, serta mengolah TOGA itu supaya memberikan manfaat ekonomis. Selain itu juga disampikan pemahaman tentang kewirausahaan kepada ibu-ibu, dengan harapan bisa menjadi sarana pengelolaan TOGA sehingga bisa memberikan manfaat bagi ekonomi keluarga. Untuk pengelolaan keuangan ibu-ibu diberikan tips memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan hasil usahanya. Masyarakat kampung Cipakel merupakan masyarakat yang bermata pencaharian sebagian besar sebagai pedagang di pasar dan petani. Dari pendapatan masih kurang untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Sehingga hal yang sangat bermanfaat jika dilakukan kegiatan pengembangan dan pemanfaatan tanaman obat keluarga yang sangat bermanfaat untuk kesehatan.     ISBN: 978-602-392-860-6         e-ISBN: 978-602-392-861-3  Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Terbuka    97  KAJIAN TEORI    Mardikanto (1994), pekarangan diartikan sebagai tanah sekitar perumahan, kebanyakan berpagar keliling, dan biasanya ditanami tanaman padat dengan beraneka macam tanaman semusim maupun tanaman tahunan untuk keperluan Konsep pengembangan merupakan sebuah keharusan yang harus diaplikasikan dalam kehidupan, Kata konsep artinya ide, rancangan atau pengertian yang diabstrakan dari peristiwa kongkrit (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002) sedangkan pengembangan artinya  proses, cara, perbuatan mengembangkan (Kamus Besar Bahasa Indonesia , 2002).   Tanaman obat merupakan jenis-jenis tanaman yang memiliki fungsi dan berkhasiat sebagai obat dan dipergunakan untuk penyembuhan atau mencegah berbagai penyakit serta mengandung zat aktif yang dapat mengobati penyakit tertentu.  METODE PELAKSANAAN  Pengembangan dan pemanfaatan budidaya tanaman obat keluarga sangat diperlukan untuk menunjang kesehatan masyarakat. Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan dalam upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi perilaku masyarakat untuk meningkatkan kesehatan. Khalayak sasaran pada kegiatan pendidikan kesehatan ini yaitu ibu-ibu rumah tangga yang ada di kampung Cipakel, Desa Leuweung Kolot, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan menggunakan 2 metode yaitu:  1. Metode Ceramah Metode ceramah yang dikombinasikan dengan menggunakan laptop dan LCD proyektor digunakan untuk menyampaikan materi tentang: (a) khasiat TOGA secara ilmiah, penanaman TOGA, dan pengolahan TOGA (b) kewirausahaan, (c) Pengelolaan Keuangan, dan (d) Pemasaran. Penggunaan metode ini dapat memberikan materi relatif banyak secara padat, cepat, dan mudah. 2. Metode Demonstrasi Metode demonstrasi digunakan untuk menunjukkan suatu proses kerja sehingga memberikan kemudahan bagi peserta pengabdian. Demonstrasi dilakukan oleh tim pengabdi sebagai nara sumber untuk menyampaikan atau mempraktikkan pengolahan TOGA menjadi bahan minuman.  HASIL DAN PEMBAHASAN  Kegiatan pengabdian masyarakat budidaya tanaman obat keluarga di Kampung Cipakel, Desa Leuweung Kolot berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah disiapkan. Kegiatan penanaman obat keluarga dilakukan dengan mendata tanaman obat yang ada di sekitar masyarakat dan memperoleh bibit yang berasal dari toko tanaman obat. Kegiatan sosialisasi ini yaitu pemberian materi tentang pengertian tanaman obat keluarga, manfaat dari tanaman.  Kegiatan ini dimulai dengan menyiapkan lahan yang digunakan untuk tanaman obat yaitu de lahan pekarangan Posyandu Desa Leuweung Kolot dan di lahan pekarangan setiap masyarakat yang menjadi kegiatan pengabdian masyarakat.    ISBN: 978-602-392-860-6         e-ISBN: 978-602-392-861-3  Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Terbuka    98  Kegiatan pengadaan bibit yaitu dengan memperoleh tanaman obat berasal dari toko tanaman juga berasal dari beberapa warga yang berpartisipasi menyediakan bibit yang berasal dari tanaman obat yang dimiliki. Pengolahan tanah yang digunakan sebagai media dalam polybag atau pot, Sebelum ditanam media tanah di berikan pupuk kandang dan tanah. Selanjutnya dilakukan labelisasi nama tanaman dan khasiat dari tanaman tersebut untuk pengobatan diharapkan masyarakat dapat menambah wawasan bagi warga masyarakat yang ingin memanfaatkan tanaman tersebut. Adapun tahapan kegiatan budidaya tanaman obat keluarga yaitu pertama memberikan materi tentang pentingnya tanaman obat keluarga hingga manfaat yang dapat diperoleh dengan menggunakan tanaman obat. Kegiatan alih teknologi selanjutnya adalah demonstrasi praktik langsung budidaya tanaman obat. Khalayak sasaran dilibatkan langsung dalam tahapan budidaya tanaman obat.  Setiap warga masyarakat dilibatkan untuk melakukan penanaman di demplot dan di rumah masing-masing menggunakan polybag. Tanaman obat yang ditanam meliputi jahe, kunyit, kunyit putih, temulawak, lengkuas, kencur, sereh, jeruk nipis, jeruk purut, dringo, dan bengle. Beberapa tanaman yang sering dibudidayakan oleh masyarakat antara lain jahe, dan stevia. Jahe (Zingiber officinale), adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai rempah-rempah dan bahan obat (Setyawan, 2002). Tanaman lain yang dibudidayakan yaitu Sambung Darah, mahkota dewa, tabat bariti, kumis kucing, patah tulang, buah merah, jahe merah, sereh wangi, kencur, daun dewa, jinten. Setelah bibit tanaman sudah mulai tumbuh dan bibit tanaman yang dibeli juga sudah siap. Tahap selanjutnya memberikan bibit tanaman kepada warga masyarakat yang menjadi peserta pengabdian masyarakat. Penyuluhan diberikan kepada masyarkat yaitu dengan menyiapkan media tanam yang digunakan untuuk pembibitan tanaman obat keluarga Penyiapan media tanam dan pembibitan dilakukan Dua bulan sebelum kegiatan penyuluhan dan demonstrasi praktik langsung dilakukan. Penyuluhan dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan mengenai jenis-jenis tanaman obat yang dapat hidup dan tumbuh dengan baik di dataran rendah beserta manfaat beberapa jenis tanaman obat. Penyuluhan juga dilakukan untuk memberikan informasi mengenai media tumbuh dan teknik budidaya tanaman obat. Kegiatan penyuluhan disampaikan melalui ceramah mengenai pentingnya penanaman tanaman obat di tempat mitra. Kegiatan pendampingan juga dilakukan untuk melihat kondisi tanaman warga masyarakat. Adapun kegiatan pendampingan yaitu pengenalan jenis tanaman obat keluarga, Teknik budidaya tanaman, Teknik pasca panen tumbuhan obat yang meliputi pemanenan pengeringan dan penyimpanan. Setelah itu diajarkan juga pembuatan obat dengan menggunakan tanaman obat keluarga.  Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pemahaman dari kelompok sasaran tentang materi yang diberikan. Bibit berkualitas adalah bibit yang memenuhi syarat mutu genetik, mutu fisiologik (persentase tumbuh yang tinggi), dan mutu fisik (bibit yang bebas hama dan penyakit). Bahan bibit diambil langsung dari kebun (bukan dari pasar) dari tanaman yang sudah tua dan sehat. Serta bibit yang ada juga diperoleh dari membeli di toko tanaman obat keluarga.  Budidaya tanaman obat di pekarangan yang menggunakan pot atau polibag biasanya untuk konsumsi sendiri, sehingga pupuk yang digunakan untuk menambah unsur hara tanaman ISBN: 978-602-392-860-6         e-ISBN: 978-602-392-861-3  Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Terbuka    99  sebaiknya menggunakan pupuk organik. Pupuk organik yang dapat digunakan adalah pupuk kandang (ayam, kambing, sapi, dll), bokhasi, kompos, humus, sampah dapur, dan seresah daun. Pemakaian bahan kimiawi seperti pupuk sintetik (pupuk pabrik) dan pestisida sebisa mungkin dihindari.  Masyarakat juga melakukan penyiraman dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air pada tanaman obat. Penyiraman harus memperhatikan dan menyesuaikan kebutuhan tanaman, Pembuatan label tanaman dimulai dengan mendata tanaman yang akan diberikan label. Label berisi tentang nama tanaman tersebut dan beberapa khasiat dari tanaman tersebut yang dapat dimanfaatkan untuk pengobatan, Peserta kegiatan pengabdian masyarakat 100 persen berjenis kelamin perempuan. Tingkat pendidikan dari kedua kelompok peserta penyuluhan tertinggi lulusan SMP dengan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dan sebagian buruh. Sesuai dengan target dari kegiatan pengabdian yaitu terciptanya kegiatan positif dan produktif yang dapat dilakukan oleh ibu-ibu sebagian besar sebagai ibu rumah tangga dalam memanfaatkan waktu senggangnya untuk bercocok tanam. Penerapan teknik budidaya, dan edukasi beragam  tanaman obat keluarga dan manfaatnya dapat dilaksanakan dengan baik dan menunjukkan hasil yang baik ditinjau dikatakan berhasil dan bermanfaat jika:  1. Pengetahuan pesera meningkat tentang pengenalan jenis-jenis tanaman obat beserta khasiatnya sebesar 90 persen. 2. Pengetahuan ibu-ibu meningkat tentang teknologi budidaya tanaman obat keluarga sebesar 80 persen. 3. Pengetahuan peserta Abdimas meningkat tentang teknologi pengolahan tanaman obat sebesar 80 persen.  Masyarakat merasa kegiatan budidaya tanaman obat keluarga sangat bermanfaat untuk kebutuhan sehari-hari dalam memberikan penyembuhan kepada masyarakat. Masyarakat  paham tentang cara budidaya tanaman obat keluarga dan pemanfaatannya untuk kesehatan.  DAFTAR PUSTAKA  Cipta. Siswanto.1997. Sayuran Dataran Tinggi. Jakarta: Penebar Swadaya. Dwiratna, Sophia, dkk. 2012. Pembuatan Mikro Organisme Lokal (Mol) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemandirian Petani di Desa Margajaya Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang. Laporan Akhir Program Pengabdian Masyarakat Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran. Bandung. Hastuti dan Respati, Dyah. 2009. Model Pemberdayaan Perempuan Miskin Berbasis Pemanfaatan Sumberdaya Perdesaan Upaya Pengentasan Kemiskinan di Perdesaan. Universitas Negeri Yogyakarta. Kementerian Pertanian; SIKIP. 2012. Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari. Kementerian Pertanian. Jakarta Kartasapoeatra, G. 1992.Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat. Jakarta: Rineka  Setyawan, A. 2002. Ekosistem mangrove sebagai kawasan peralihan ekosistem perairan tawar dan perairan laut. Jurnal Enviro. 2(1): 25-40. Mardikanto, T. 1994. Bunga Rampai Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Press. Surakarta.   ISBN: 978-602-392-860-6         e-ISBN: 978-602-392-861-3  Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Terbuka    100  Mardiharini, M. 2011. Model Kawasan Rumah Pangan Lestari dan Pengembangannya ke Seluruh Provinsi di Indonesia. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 33(6): 3-5. Badan Penelitian dan Pengem- bangan Pertanian. Nainggolan, K. 2008. Ketahanan dan Stabilitas Pasokan, Permintaan, dan Harga Komoditas Pangan. Analisis Kebijakan Pertanian, 6 (2): 114-139. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Nurcahyati, E. (2012, Maret). Membangun Kemandirian Pangan Melalui Pemanfaatan Lahan Pekarangan. Retrieved Januari Jumat, 2019, from Badan Ketahanan Pangan Daerah Propinsi Banten: http://bkpd.banten.go.id/?attachment_id=4837 

Pengembangan Dan Pemanfaatan Lahan 

  Pekarangan Untuk Budidaya Tanaman Obat 

  Keluarga Pada Masyarakat Kampung Cipakel, 

  Desa Leuweung Kolot, Kecamatan 

  Cibungbulang, Kabupaten Bogor

Pengembangan Dan Pemanfaatan Lahan Pekarangan Untuk Budidaya Tanaman Obat Keluarga Pada Masyarakat Kampung Cipakel, Desa Leuweung Kolot, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor

Abstract

Similar works

Full text

Available Versions

Universitas Terbuka Repository