PEMANFAATAN ALAT PENGERING PADI MODEL INFRA RED CERAMIC (IRC) BERBASIS MIKROKONTROLLER DI DESA TENGGULUN KECAMATAN SOLOKURO KABUPATEN LAMONGAN

Abstract

Masalah yang sering dialami oleh para petani yaitu jatuhnya harga gabah bila panen jatuh pada musim penghujan. Hal tersebut terjadi akibat gabah yang dipanen tidak dapat langsung dijemur karena keterbatasan lantai jemur dan sinar matahari yang tidak ada. Selain itu, waktu panen yang bersamaan sehingga gabah yang telah dipanen volumenya sangat banyak dan menjadi bertumpuk karena tidak bisa kering cepat. Gabah dalam keadaan basah hanya mampu disimpan maksimal 36 sampai 48 jam dan harus cepat dikeringkan agar tidak terjadi kerusakan. Pelaksanaan uji coba di ruang pengering yang sudah dikondisikan temperatur ruangan sehingga dapat dipantau dan dikendalikan, kadar air/kelembaban dapat dipantau. Cara kerja mesin pengering yaitu gabah disimpan pada ruang/tempat yang telah disediakan secara merata. Gas LPG memantik keramik infra merah dengan kapasitas yang disesuaikan. Setelah burner membara, blower dinyalakan untuk mengeluarkan udara panas ke dalam ruangan. Setelah 6 (enam) jam, balikkan gabah dengan menggunakan sekop atau sejenisnya dan empat jam kemudian gabah sudah kering dengan kadar air kurang lebih 14% sesuai standar. Gabah yang akan dikeringkan yaitu gabah kering panen dari sawah. Waktu pengeringan gabah akan tergantung pada tingkat kebasahan awal pada gabah yang akan dikeringkan

    Similar works