Abstrak, Kulit buah kakao merupakan limbah yang apabila tidak dimanfaatkan dapat menimbulkan masalah lingkungan disekitar perkebunan. Salah satu cara untuk memanfaatkan kulit buah kakao adalah dijadikan kompos yang dapat digunakan sebagai pupuk organik. Penggunaan jarak tanam yang berbeda-beda akan berpengaruh terhadap banyaknya populasi tanaman per satuan luas dan secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap penyerapan unsur hara, air dan faktor tumbuh lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian kompos dari limbah kulit buah kakao pada pertumbuhan dan hasil tanaman terubuk (Saccarum edule Hasskarl) dengan jarak tanam yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli - November tahun 2016 dengan lokasi penelitian di Kecamatan Luwuk Kabupaten Banggai. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dua faktor dengan 2 kali ulangan, maka ada 18 kombinasi perlakuan. Dalam penelitian ini faktor pertama perbandingan kompos kulit buah kakao dengan kotoran sapi yang terdiri dari 3 taraf yaitu : P1 = 50 kg : 10 kg; P2 =50 kg: 30 kg; P3 = 50 kg: 50. Sedangkan faktor kedua menggunakan jarak tanam yang terdiri dari 3 taraf, yaitu: J1= 100 cm X 150 cm; J2= 100 cm X 100 cm; J3= 100 cm X 50 cm. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kompos kulit buah kakao dengan kotoran sapi memberikan pengaruh terhadap jumlah tunas yang terbaik yaitu perlakuan P3 pada 5 MST, terhadap tinggi tanaman yang terbaik yaitu perlakuan P2 pada 3 MST, serta terhadap panjang daun yang terbaik yaitu perlakuan P2 pada 2 sampai 4 MST. Application of Skin Fruit Cocoa Waste Composting and Planting Distance of Different Plant Growth and Results Terubuk (Saccarum edule Hasskarl)Abstrak, Cocoa fruit skin is a waste if not used can cause environmental problems around the estate. One way to take advantage of cacao fruit skin is turned into compost that can be used as organic fertilizer. The use of spacing varying population will affect the number of plants per unit area and will indirectly affect the absorption of nutrients, water and other growth factors. The purpose of this study was to determine the effect of compost from waste pod husks on the growth and yield Terubuk (Saccarum edule Hasskarl) with a spacing different. This research was conducted in July-November 2016 with research sites in the District Luwuk Banggai district. The design used is a two-factor randomized block design with 2 replications, then there are 18 combinations of treatments. In this study the first factor pod husks compost comparison with cow dung which consists of three levels ie: P1 = 50 kg: 10 kg; P2 = 50 kg: 30 kg; P3 = 50 kg: 50. The second factor using a spacing which consists of three levels, namely: J1 = 100 cm x 150 cm; J2 = 100 cm X 100 cm; J3 = 100 cm X 50 cm. Based on the results of the study indicate that treatment compost pod husks with cow dung to give effect to the number of shoots are best used in the treatment P3 at 5 MST, the plant height are best used in treatment of P2 on 3 MST, as well as to the length of the leaves are best used in treatment of P2 at 2 to 4 MST.