Dari proses studi pendahuluan yang telah dilakukan, diketahui bahwa
permasalahan yang terjadi yaitu adanya kelelahan dan keluhan-keluhan yang dirasakan
oleh pekerja setelah bekerja. Diantaranya proses penyemiran yang dilakukan masih
menggunakan cara tradisional, yaitu dengan menggunakan semir cream yang di poleskan
ke sepatu dan di gosok menggunakan bros sepatu, pada proses ini pekerja merasakan
pegal terutama pada panggal lengan, serta otot siku tangan, sehingga pekerja sering
berhenti sejenak untuk mereganggkan tangan, dan kegiatan tersebut terjadi berulang- ulang, Perancangan stasiun penyemir sepatu yang dirancang terdiri atas penyusunan
konsep rancangan, pemilihan konsep rancangan, dan menentukan spesifikasi akhir
sertadisesuaikan dengan data antropometri indonesia agar produk yang dirancang tersebut
sesuai dengan pemakainya.Sebelum perancangan waktu baku yang dibutuhkansebesar
8,40 menit untuk sepasang sepatu kulitsetelah dilakukan perancangan waktu baku yang
dibutuhkan hanya 2,74menit, danoutput standarmampumelakukanpenyemiran sebanyak
175 pasang/hari,darikuesioner Nordic Body Map, Terlihat tidak ada satupun dari pekerja
yang merasakan adanya keluhan pada proses pengoperasian stasiun kerja ini, hal ini
dikarenakan pada saat pengoperasian, pekerja tidak melakukan gerakan yang berulang
ulang, pekerja hanya duduk dalam keadaan nyaman pada kursi yang telah disediakan
dengan posisi tangan kedepan memegang sepatu, tugas operator hanya mengarahkan sisi
sepatu yang akan disikat oleh penyikat yang berputar pada porosnya, sehingga aktifitas
tersebut dapat diabaikan dan tanpa memiliki beban
Kata kunci:Ergonomi, Perancangan, Pengembanga