PERFORMANCE ASSESSMENT BERBASIS RELIABILITY PADA CRUSHING PLANT BATU BARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE RELIABILITY AVAILABILITY MAINTAINABILITY ANALYSIS DAN COST OF UNRELIABILITY (COUR) (Studi Kasus : Lati Mine Operation– PT. XYZ Kalimantan Timur)

Abstract

Listrik merupakan kebutuhan utama bagi wilayah yang perekonomiannya sedang tumbuh seperti Indonesia. Tentunya pasokan listrik ini tidak dapat dibuat dengan sendirinya, karena listrik sendiri merupakan produk dari pengolahan energi sebelumnya. PT. XYZ merupakan perusahaan produsen batubara yang telah beroperasi sejak tahun 1992, yang beroperasi di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Dari tiga wilayah konsesi yang dimiliki oleh PT. XYZ, LMO adalah yang terbesar. Pada LMO terdapat satu Crushing Plant yang terdiri dari lima unit Crusher Machine, yaitu Roxon 1, Roxon 2, MMD, LUG3, dan LUG4. Masing-masing mesin crusher ini memiliki subunit masing-masing. Crusher Machine akan mengalami functional failure, penuaan serta peningkatan hazard rate, yang akan menyebabkan kerugian pada perusahaan. Metode RAM Analysis dapat digunakan untuk mengurangi kerugian yang ditimbulkan oleh masalah RAM. Selain itu untuk masalah RAM, sudut pandang bisnis diperlukan dengan menggunakan Cost of Unreliability untuk melihat seberapa besar biaya yang dihasilkan oleh masalah RAM. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan nilai performance reliability, menentukan nilai Plant Availability Factor (PAF), menentukan nilai cost of unreliability, menentukan hasil key performance indikator (KPI), dan merumuskan usulan perbaikan pada kinerja Crushing Plant LMO PT.XYZ.Berdasarkan pada data-data perawatan pada tahun 2011, dilakukan penentuan karakteristik mesin pada sistem Crushing Plant LMO. Selanjutnya dilakukan pengolahan data untuk mendapatkan nilai Money Lost dari COUR, pemodelan sistem dengan menggunakan Reliability Block Diagram (RBD) dan perhitungan analytical RAM untuk didapatkan perhitungan RAM pada frozen state, dan dilakukan simulasi sistem dengan menggunakan software Blocksim 8. Kemudian dari seluruh hasil pengolahan data dilakukan evaluasi dengan menggunakan IVARA World Class Maintenance Key performance Indicator.Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa berdasarkan RAM Analysis, BLC1 memiliki nilai analytical reliability sebesar 0.21% pada waktu 186 jam, dan 0.5% pada 190 jam untuk simulated reliability. BLC2 memiliki nilai analytical reliability sebesar 1.23% pada 744 jam, dan 1.4% pada 750 jam berdasarkan simulated reliability. Sistem memiliki nilai maintainability selama 1-7 jam. Analytical Operational Availability dari BLC1 adalah 99.00%, dan 96.78% berdasarkan pada simulasi. Analytical Operational Availability dari BLC2 adalah 95.70%, dan 95.79% berdasarkan pada simulasi. Analytical Inherent Availability dari BLC1 adalah 99.1498%, dan 98.89% berdasarkan pada simulation approach. Analytical Inherent Availability dari BLC2 adalah 99.78%, dan 99.21% berdasarkan pada simulasi. Berdasarkan pada perhitungan biaya dengan menggunakan Cost of Unreliability, terdapat biaya sebesar 15,577,281.80berdasarkanactiverepairtime,dan15,577,281.80 berdasarkan active repair time, dan 20,380,534.20 berdasarkan pada downtime, sehingga terdapat $4,803,252.40 biaya yang ditanggung oleh PT. XYZ dikarenakan oleh waste, dengan 119.79 jam terbuang oleh pekerjaan selain active repair. Berdasarkan pada evaluasi yang telah dilakukan dengan menggunakan KPI, leading indicator baru mencapai 60%, sedangkan lagging indicator baru mencapai 90.2%. Kata Kunci : Reliability, Availability, Maintainability, KPI, RBD, COU

    Similar works