Intervensi pelatihan untuk meminimalkan risiko medication error dipusat pelayanan kesehatan primer

Abstract

ABSTRAK Intervensi pelatihan untuk meminimalkan risiko medication error di pusat pelayanan kesehatan primer Latar belakang: Medication error cukup sering dijumpai di institusi pelayanan kesehatan. Di rumah sakit angka medication errors dilaporkan sekitar 3-6,9% pada pasien yang menjalani rawat inap. Angka kejadian error akibat kesalahan dalam permintaan obat resep juga bervariasi, yaitu antara 0,03-16,9%. Salah sate peneliti menemukan bahwa 11% medication error di rumah sakit berkaitan dengan kesalahan saat menyerahkan obat ke pasien dalam bentuk dosis atau obat yang keliru. Namun demikian meskipun relatif sering terjadi mediCation error umumnya jarang yang berakhir dengan cedera di pihak pasien. Bahan dan cara: Survei cross sectional dilakukan untuk mengidentifikasi medication error di Puskesmas menggunakan formulir indikator peresepan. Data penggunaan obat untuk ISPA dikumpulkan secara retrospektif dari Puskesmas yang terdapat di 5 kabupaten/kota, Provinsi Kalimantan Timur. Studi quasi experimental dengan rancangan analisis pre dan post test selanjutnya dilakukan untuk menilai dampak pelatihan penggunaan obat yang rasional terhadap penurunan angka kejadian medication error. Ciri pelatihan adalah berbasis pada masalah, motivasional, dan menggunakan konsep farmakoterapi berbasis bukti dan medication error sebagai mated utama. Duapuluh Puskesmas dipilih secara acak dari 5 kabupaten kota untuk berpartisipasi dalam studi. Enam bulan setelah intervensi pelatihan data peresepan dikumpulkan dan dianalisis untuk menilai apakah terdapat penurunan yang bermakna dalam hal angka kejadian medication error. Hasil: 2.585 resep dikumpulkan pada studi data dasar dan hasil analisis menunjukkan bahwa 90% resep tergolong tidak lengkap. Bentuk medication error yang paling sering dijumpai adalah pemilihan obat keliru, cara pemberian obat yang keliru, frekuensi pemberian keliru, dan sediaan keliru. Enam bulan setelah intervensi pelatihan pada penggunaan obat yang rasional angka kejadian medication error turun secara bermakna untuk semua kategori error. Resep yang tidak lengkap menurun dari 94,25% menjadi 58,14% (Balita) Keywords: pelatihan, risiko medication erro

    Similar works