Pada dasarnya anak usia dini diasumsikan mampu mengembangkan keterampilan baru dan berperan terhadap lingkungannya sehingga pemberian stimulus memiliki dampak yang baik untuk memecahkan setiap masalah yang dihadapi dan mengembangkan setiap kecerdasan yang dimiliki. Berdasarkan hasil observasi sebelumnya di beberapa sekolah di Purwakarta menunjukkan masih banyak pembelajaran yang lebih berpusat pada guru dan berfokus pada calistung sehingga diharapkan melalui pembelajaran tari kreatif dapat menstimulus berbagai kecerdasan anak, berperan aktif dalam suatu pembelajaran dan mampu mengekspresikan diri melalui gerakan sesuai dengan kreatifitasnya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran tari kreatif oleh guru dan gambaran kecerdasan majemuk setelah mendapatkan pembelajaran tari kreatif yang meliputi kecerdasan kinestetik, musikal, intrapersonal, interpersonal dan naturalis. Tari kreatif yang dikaji merupakan hasil analisis hypotetik Hayani Wulandari, M.Pd yang diterapkan pada beberapa guru anak usia dini di Kabupaten Purwakarta. Desain penelitian ini menggunakan kualitatif deskriptif. Partisipan penelitian ini adalah salah satu guru dan anak berjumlah 14 orang dengan rentang usia 5-6 tahun pada salah satu TK di Kecamatan Purwakarta. Data penelitian diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran kecerdasan majemuk diantaranya kecerdasan kinestetik, kecerdasan musikal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan interpersonal dan kecerdasan naturalis anak usia 5-6 tahun dapat berkembang setelah distimulus melalui pembelajaran tari kreatif.
Basically, early childhood is assumed to be able to develop new skills and play a role in their environment so that the provision of stimuli has a good impact on solving any problems faced and developing every intelligence they have. Based on the results of previous observations in several schools in Purwakarta, it shows that there are still many lessons that are more teacher-centered and focused on calistung so that it is hoped that through creative dance learning can stimulate various children's intelligences, play an active role in learning and be able to express themselves through movements according to their creativity. The purpose of this study is to observe the implementation of creative dance learning by the teacher and a description of multiple intelligences after learning creative dance which includes kinesthetic, musical, intrapersonal, interpersonal and naturalist intelligence. The creative dance being studied is the result of a hypotetic analysis by Hayani Wulandari, M.Pd, which is applied to several early childhood teachers in Purwakarta Regency. This research design uses descriptive qualitative. The participants of this research were one of the teachers and 14 children aged 5-6 years in a kindergarten in Purwakarta District. Research data were obtained through observation, interviews and documentation. The results showed that the description of multiple intelligences including kinesthetic intelligence, musical intelligence, intrapersonal intelligence, interpersonal intelligence and naturalist intelligence of children aged 5-6 years can develop after being stimulated through creative dance learning