Konsumsi rokok dan asupan zat gizi balita pada rumah tangga miskin = Cigarette consumption and nutrient intake of toddlers in poor household

Abstract

Background: Eradication of poverty and starvation is still an agenda of Millennium Development Goals (MDGs) 2015 due to the serious impact of poverty and starvation to human beings. Poverty and starvation are worsened by smoking habit of the Indonesian population. Expenditures used for cigarettes may bring bad impact to the health of toddlers, including lack of nutrient intake. However, until today it is not yet precisely known how much lack of nutrient intake in toddlers caused by cigarette consumption. Objective: To identify difference in nutrient intake of energy and protein of toddlers based on the amount of cigarettes consumed in poor household at Yogyakarta Municipality. Method: The study used cross sectional design. Subject consisted of 86 toddlers of two-fi ve years living in poor household at Yogyakarta Municipality. Cigarette consumption, mother of toddlers and all members of the family were obtained from interview. Method to assess intake was multiple 24 hours food recall within four days, whereas interview was used to assess cigarette consumption. Statistical analysis was performed by using Two Sample Independent t-test, Mann-Whitney U-test, regression, and Chi-Square. Results: As much as 77.9% of poor household had at least one smoker. There was no signifi cant difference in intake of energy and protein of toddlers living with smokers and non smokers, though percentage of expenditure for food was signifi cantly lower in the household with smokers. This might be due to high consumption of food with high energy density at affordable price and protein at low price. Snacks were the third most consumed by toddlers and 40% of animal protein consumed were eggs. Conclusion: There was no signifi cant difference in intake of energy and protein of toddlers living in the poor household with smokers and those living with non smokers, but percentage of expenditure for food signifi cantly lower in household with smokers. Latar belakang: Pemberantasan kemiskinan dan kelaparan menjadi salah satu agenda Millenium Development Goals (MDGs) 2015. Kemiskinan dan kelaparan diperparah dengan kebiasaan merokok pada masyarakat Indonesia. Pengeluaran yang digunakan untuk rokok, secara tidak langsung dapat berakibat buruk bagi balita termasuk kurangnya asupan zat gizi. Namun, hingga saat ini belum diketahui pasti besarnya pengurangan asupan zat gizi balita akibat konsumsi rokok dan paparan asap rokok pasif tersebut. Tujuan: Mengetahui perbedaan asupan energi dan protein balita berdasarkan konsumsi rokok pada rumah tangga miskin di Kota Yogyakarta. Metode: Penelitian ini merupakan studi cross sectional dengan subjek penelitian 86 balita usia 2-5 tahun yang tinggal dalam rumah tangga miskin di Kota Yogyakarta. Data konsumsi rokok, karakteristik ibu balita dan seluruh anggota keluarga yang ditanggung diperoleh melalui wawancara. Asupan gizi dinilai menggunakan metode multiple 24 hours food recall selama 4 hari. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan Two Sample Independent t-test, Mann- Whitney U-test, regresi, dan Chi-Square. Hasil: Terdapat 77,9% rumah tangga miskin yang mempunyai setidaknya 1 perokok. Asupan energi dan protein balita tidak berbeda bermakna antara balita yang tinggal dalam rumah tangga miskin dengan perokok, dan tanpa perokok meskipun persentase pengeluaran untuk pangan lebih rendah secara bermakna pada rumah tangga dengan perokok. Hal ini disebabkan sebagian besar balita mengonsumsi sumber energi dan protein dengan harga rendah. Makanan ringan menjadi jenis makanan ke-3 terbanyak yang dikonsumsi balita dan 40% protein hewani yang dikonsumsi balita adalah telur yang merupakan sumber energi dan protein dengan harga terjangkau. Simpulan: Tidak terdapat perbedaan asupan energi dan protein yang bermakna pada balita yang tinggal di dalam rumah tangga miskin dengan perokok dan tanpa perokok. Namun, terdapat perbedaan bermakna pada persentase pengeluaran pangan, yaitu pengeluaran pangan lebih rendah pada rumah tangga dengan perokok. KATA KUNCI: rumah tangga miskin, rokok, asupan zat gizi, balita, perokok, non-peroko

    Similar works