ABSTRAK
Dari segi kuantitas, keberhasilan program Keluarga Berencana (KB) di Indonesia telah diakui secara internasional. Program KB dikembangkan untuk menangani masalah ledakan penduduk yang semakin mendesak serta memerlukan pengalokasian dana besar dari pemerintah. Kebutuhan kontrasepsi dan pelayanan KB bagi sebagian besar akseptor masih hams disubsidi oleh pemerintah. Beban pengadaan kontrasepsi ini perlu diperkecil agar dana yang tersedia dapat digunakan untuk daerah atau segolongan masyarakat yang lebih memerlukan.
Keluarga Berencana (KB) Mandiri merupakan salah satu upaya yang ditempuh pemerintah dalam pelaksanaan Program KB. Tujuan akhir KB Mandiri ialah peranserta masyarakat dalam melaksanakan KB atas dasar kesadaran, inisiatif, dan usaha sendiri. Dengan cara ini, akseptor diharapkan bisa membiayai sendiri semua kebutuhannya selama berpartisipasi dalam program KB. Konsep ini disusun karena keterbatasan subsidi dana pemerintah untuk pelaksanaan Program KB.
Peningkatan kualitas pelayanan diasumsikan akan berpengaruh terhadap intensi
kemandirian akseptor.
Penelitian ini dibagi dalam dua tahap. Pertamaupaya menemukan besarnya
pengaruh setiap aspek kualitas pelayanan terhadap intensi kemandirian akseptor. Kedua, upaya mencari alternatif solusi masalah.
Hasil analisis skala pada tahap pertama adalah, aspek kualitas pemilihan
metode merupakan prediktor yang baik untuk intensi akseptor dalam mengikuti KB Mandiri (F=2,622p=0,058 ). Dengan melihat hasil analisis regresi temyata
aspek dapat memprediksi sekitar 27 % intensi akseptor dalam mengikuti KB Mandiri.
Data penelitian diambil dari responden yang tinggal di Daerah Tingkat H Kabupaten Sleman dan Kotamadya Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala, interview, dan studi pustaka. Analisis data dilakukan dengan menggunakan produk moment dan teknik analisis regresi
