Analisis framing pemberitaan instruksi gubernur DKI Jakarta terkait larangan penyembelihan hewan kurban di sembarang tempat oleh Republika online dan Kompas online September 2015

Abstract

Polemik yang terjadi akibat Instruksi Gubernur tentang larangan pemotongan hewan kurban di sembarang tempat sempat menjadi perbincangan hangat di berbagai media. Hal ini disebabkan karena Instruksi tersebut bertentangan dengan tradisi yang sudah ada dan dijalankan masyarakat muslim di DKI Jakarta. Pada polemik tersebut, media online turut memberitakannya, dua diantaranya adalah Republika Online dan Kompas.com. Setiap media memiliki kecederungan masing-masing dalam pemberitaan mengenai Instruksi Gubernur DKI Jakarta tersebut, termasuk Republika Online dan Kompas.com. berdasarkan hal tersebut, rumusan masalah penelitian yaitu, Bagaimana perbandingan frame/pembingkaian yang dilakukan oleh media Republika online dan Kompas.com mengenai instruksi Gubernur DKI Jakarta tentang pelarangan penyembelihan hewan kurban di sembarang tempat? Dalam penelitian ini, teknik analisis data dengan menggunakan analisis framing model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki yang membedah teks melalui empat unsur, yakni sintaksis, skrip, tematik, dan retoris. Lalu teori yang digunakan adalah teori konstruksi sosial yang diperkenalkan oleh Peter L. Berger yang mengatakan bahwa teks itu adalah hasil sebuah konstruksi oleh penulisnya. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah konstruktivisme dengan pendekatan penelitian kualitatif. Paradigma konstruktivisme berbicara komunikasi bukan sebagai penyebaran pesan dan gagasan, tetapi proses pembentukan individu sebagai anggota dari kebudayaan atau masyarakat. Sementara pendekatan penelitian kualitatif dimana penelitian jenis ini terdiri dari sekumpulan interpretasi praktis yang menggambarkan kondisi aktual dengan jelas. Interpretasi tersebut direpresentasikan dalam catatan lapangan, wawancara, percakapan, foto, rekaman, dan memo. Terlihat kecenderungan perbedaan dalam pemberitaan yang dikeluarkan oleh Republika Online dan Kompas.com. Republika Online lebih menekankan bahwa Instruksi Gubernur tentang larangan berkurban itu bertentangan dengan tradisi masyarakat muslim dan norma Agama Islam. Sedangkan dari Kompas.com lebih cenderung melihat Instruksi Gubernur tersebut murni sebagai sebuah peraturan dan kebijakan yang normal dari sebuah Kepala Daerah. Setelah melakukan penelitian, penulis mengambil kesimpulan dari kedua media online yakni Republika Online dan Kompas.com. Republika Online agak berbeda dalam pemilihan narasumber yang di pilih ialah seorang Aktifis Islam, penyusunan kalimat yang cenderung selalu mengaitkan dengan Islam dan efek negatif yang ditimbulkan dari Instruksi Gubernur tersebut. Sedangkan Kompas.com menggunakan narasumber Ahok langsung tanpa menghadirkan narasumber lain, dan setiap pernyataan yang dibuat oleh Kompas.com bermakna sebuah klarifikasi dan alasan rasional dikeluarkannya Instruksi Gubernur tersebut

    Similar works

    Full text

    thumbnail-image