Pendekatan Sistem Dinamik Untuk Meningkatkan Efisiensi Dan Produktivitas Tebu Dalam Rangka Mendukung Keberlanjutan Budidaya Tebu (Studi Kasus : Jawa Timur)

Abstract

Gula yang dihasilkan bahan baku tebu merupakan salah satu komuditi strategis dalam perekonomian dan industri gula di Indonesia yang sampai saat ini masih bergantung pada pasokan tebu. Gula menjadi salah satu kebutuhan pokok tertinggi setelah beras yang sampai saat ini masih menjadi masalah karena kekurangan produksi dalam negeri. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia, maka konsumsi gula dan permintaan akan gula juga meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan pokok gula, pemerintah mempunyai tantangan dalam meningkatkan produktivitas tebu secara maksimal. Salah satu tantangan tersebut adalah cuaca yang tidak menentu sehingga menyebabkan tebu gampang terserang hama dan penyakit dan hal tersebut dapat menurunkan produktivitas tebu mencapai 30% untuk semua hama dan penyakit. Selain cuaca, luas lahan juga berpengaruh terhadap peningkatan produksi gula. Lahan yang berpotensi untuk tanaman tebu dapat dimanfaatkan untuk perkebunan tebu sehingga dapat meningkatkan produktivitas lahan dan produksi tebu secara berkelanjutan. Dalam penelitian ini, peningkatan produktivitas tebu dimodelkan dengan menggunakan pendekatan sistem dinamis untuk menganalisa kondisi saat ini dan mengevaluasi permasalahan dengan memberikan alternatif skenario untuk meningkatkan produksi tebu. Hasil simulasi intensifikasi menunjukkan bahwa rata rata peningkatan produktivitas tebu sebesar 13.4 %. Hasil skenario ektensefikasi dapat meningkatkan produksi tebu sebesar 14.10%. Sedangkan gabungan skenario intensifikasi dan ektensifikasi dapat meningkatkan produksi gula sebesar 23.2%. Untuk sisa pemanfaatam hasil panen berupa silase pada tahun 2030 dapat menghasilkan 721,676 ton dan biobriket sebesar 414,107 ton setelah skenario intensifikasi dan ektensifikasi. Pemanfaatan hasil panen silase dan biobriket dapat dijual dan bermanfaat untuk mengurangi biaya produksi tebu. ========== Sugar produced by sugarcane is one of strategic commodities in sugar economy and industry in Indonesia which still depend on sugarcane supply. Sugar become the higest basic needs after rice and still a problem because of the shortage of domestic production. Over time with increasing population in Indonesia, the consumption of sugar and demand of sugar also increases. To complete the basic needs of sugar, the government has a challenge to increasing sugarcane productivity in maximum. One of the challenge is the uncertain weather because sugarcane to be easily attacked by pest and deseases. In addition to weather, the land area of cultivation alsi affects to increase of sugar production. In this study, increasing sugarcane productivity is modeled by using a dynamic system approach to analyze current condition and evaluate problems by poviding alternative scenarios to increase sugarcane production. The intensification simulation results show that the average increase of sugarcane productivity by average 13.4%. The result of extsensification scenario can increase sugar cane production by average 14.10%. While the combination of intensification and intensification scenarios can increase the production of sugar by average 23.2%. For utilization of harvest residue in year 2030 can produce 721,676 ton of sillage and 414,107 ton of biobriquettes after intensification and extensification scenario. The utilization of sugar cane harvest can be sold with economic value and can reduce the sugarcane production cost

    Similar works