Efektivitas Antibakteri Eugenol Minyak Daun Cengkeh (Clove Leaf Oil) Terhadap Bakteri Penyebab Mastitis Subklinis Sapi Perah

Abstract

Mastitis subklinis merupakan infeksi kelenjar susu tanpa menunjukkan perubahan fisik dan hanya diketahui dengan pengujian. Kejadian mastitis subklinis sapi perah di Indonesia sangat tinggi dibandingkan mastitis klinis dan menimbulkan kerugian seperti: penurunan produksi dan kualitas susu, peningkatan biaya perawatan dan pengobatan serta pengafkiran ternak lebih awal. Penelitian ini tujuannya mendapatkan satu konsentrasi antibakteri eugenol minyak daun cengkeh yang efektif untuk teat dipping mencegah bakteri penyebab mastitis subklinis pada sapi perah sehingga dapat memperbaiki produksi dan kualitas susu. Penelitian ini telah dilaksanakan dengan metode eksperimen dan terdiri dari 6 tahapan kegiatan penelitian, yaitu penelitian tahap 1. Kandungan zat aktif eugenol minyak daun cengkeh, dengan tujuan mengetahui kandungan zat aktif eugenol dari minyak daun cengkeh, dilaksanakan dengan menganalisa minyak daun cengkeh hasil suling menggunakan metode Gas Chromatography Mass Spectrometry (GC-MS) di Lab. Kimia Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya. Hasil penelitian yang diperoleh pada tahap 1 ini yaitu kandungan zat aktif eugenol sebesar 64,24%, Trans β-caryophyllene 18,65%, Alphahumelene 6,34%, Cis-charyophylline 5,14% dan senyawa lainnya. Penelitian tahap ke 2, Prevalensi mastitis pada sapi perah, Penelitian ini ditujukan selain untuk mengetahui tingkat prevalensi mastitis sapi perah laktasi di lokasi penelitian juga untuk mendapatkan sapi perah terinfeksi mastitis subklinis sebagai materi pada penelitian tahap ke 5. Prevalensi mastitis dilaksanakan pada awal penelitian pada sapi perah jenis PFH yang sedang laktasi sebanyak 86 ekor. Adapun waktu pelaksanaan yaitu sebelum pemerahan pagi hari dengan menggunakan metode CMT. Hasil prevalensi mastitis pada sapi perah diketahui bahwa dari jumlah 86 ekor sapi dengan 344 puting, terdapat 20 puting (5,81%) yang terinfeksi mastitis subklinis, 9 puting (2,61%) terinfeksi mastitis klinis, 69 puting (20,00%) mati atau tidak produksi susu dan 246 puting (71,51%) dalam keadaan sehat (produktif). Penelitian tahap ke 3, Aktivitas antibakteri eugenol minyak daun cengkeh, yang dilakukan dengan menguji beberapa level konsentrasi dan efektivitas antibakteri eugenol minyak daun cengkeh terhadap diameter zona hambat bakteri uji. Tujuannya adalah memperoleh satu level konsentrasi antibakteri eugenol minyak daun cengkeh yang efektif. Prosedur dan metode penelitian untuk tahap ke 3 ini dilaksanakan dengan menguji secara invitro beberapa level konsentrasi eugenol minyak daun cengkeh,yaitu : 2,5%(K1), 5%(K2), 7,5%(K3), 10%(K4), 12,5%(K5), 15%(K6), 17,5%(K7), 20%(K8), 22,5%(K9), 25%(K10), 27,5%(K11) dan 30%(K12) terhadap diameter zona hambat bakteri uji menggunakan metode difusi cara sumuran dan hasilnya dianalisa menggunakan One Way Anova dari Program SPSS 20. Selanjutnya berdasarkan hasil pengujian level konsentrasi dilakukan pengujian ulang mengenai efektifitas eugenol minyak daun cengkeh pada level perlakuan konsentrasi (PK): 0%(PK1), 7,5%(PK2), 15%(P3), 22,5%(PK4), 30%(PK5) dan 37,5%(PK6) terhadap diameter zona hambat dan total koloni bakteri, yaitu jenis bakteri Campuran (JB1), jenis bakteri Staphylococcus (JB2), jenis bakteri gabungan Staphylococcus + Streptococcus (JB3) dan jenis bakteri Streptococcus (JB4), pengujian dilaksanakan secara invitro dengan metode ix difusi cara sumuran bertempat di Laboratorium Bakteriologi Jurusan HPT Fakultas Pertanian UB. Hasil penelitiaan tahap 3 mengenai uji level konsentrasi eugenol minyak daun cengkeh, berdasarkan hasil uji lanjut Duncan’s ternyata bahwa rataan diameter zona hambat pada konsentrasi K1 berbeda nyata lebih kecil dibandingkan dengan konsentrasi K2-K4. Sebaliknya bila K2-K4 dibandingkan tidak berbeda nyata demikian seterusnya untuk konsentrasi K2-K4 berbeda nyata lebih kecil dibandingkan dengan konsentrasi K3-K5, konsentrasi K3-K5 berbeda dengan konsentrasi K4-K6, konsentrasi K4-K6 berbeda dengan konsentrasi K7-K11 dan konsentrasi K7-K11 berbeda dengan konsentrasi K10-K12 atau dengan kata lain bahwa konsentrasi antibakteri uji berpengaruh terhadap rataan diameter zona hambat yaitu semakin tinggi konsentrasi antibakteri semakin besar/lebar diameter zona hambat yang terbentuk karena semakin besar jumlah bakteri yang dapat dihambat. Demikian juga hasil uji lanjut dengan Duncan´s terhadap diameter zona hambat jenis bakteri B1 dan B2 berbeda nyata lebih kecil dibandingkan dengan jenis bakteri B3 dan bakteri B4. Selanjutnya diameter zona hambat bakteri B3 apabila dibandingkan dengan bakteri B4 hasilnya berbeda nyata lebih kecil. Hasil yang diperoleh ini menunjukkan bahwa efektivitas antibakteri eugenol minyak daun cengkeh terhadap bakteri uji yang ditunjukkan dengan adanya diameter zona hambat yang terbentuk maka secara berurutan efektivitas yang lebih baik adalah pada jenis bakteri B4, B3, B2 dan B1. Selanjutnya hasil kegiatan pengujian efektivitas eugenol minyak daun cengkeh, berdasarkan hasil uji lanjut Duncan’s ternyata bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata dari PK2 – PK6 terhadap besarnya diameter zona hambat. Hasil ini menunjukkan bahwa secara invitro dengan konsentrasi 7,5% (PK2) eugenol minyak daun cengkeh efektif sebagai antibakteri pencegah bakteri penyebab mastitis subklinis pada sapi perah. Hasil uji lanjut Duncan’s menunjukkan juga bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata antara JB1, JB2 dan JB3 terhadap diameter zona hambat akan tetapi ke tiga jenis bakteri ini berbeda nyata lebih kecil bila dibandingkan dengan jenis bakteri JB4, artinya bakteri JB4 yang lebih baik. Hasil uji Duncan’s untuk membandingkan total koloni bakteri dari pengaruh eugenol minyak daun cengkeh terhadap bakteri uji menunjukkan bahwa jenis bakteri JB3 berbeda nyata lebih kecil total koloni bakterinya dibandingkan dengan bakteri JB1, JB2 dan JB4. Sedangkan untuk ketiga bakteri JB1, JB2 dan JB4 total koloni bakterinya berbeda tidak nyata. Hasil uji Duncan s untuk membandingkan total koloni bakteri dari pengaruh konsentrasi antibakteri eugenol minyak daun cengkeh hasilnya menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi PK1 berbeda nyata lebih tinggi total koloni bakterinya dibandingkan dengan PK2, PK3, PK4, PK5 dan PK6. Penelitian tahap 4, Pengukuran laju perkeringatan (sweating rate), penelitian ini betujuan mengetahui respons awal dari ternak sapi dan pengujian hasil penelitian tahap 3 yaitu minyak daun cengkeh dengan konsentrasi 7,5% eugenol. Penelitian dilakukan dengan cara teat dipping pada puting sapi perah yang sedang laktasi serta pengamatan dengan mengukur laju perkeringatan (sweating rate) menggunakan metode Cobalt Chloride Disc. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Fakultas Peternakan UB Sumber Sekar Dau Malang. Hasil pengukuran laju perkeringatan (sweating rate) dalam penelitian ini secara visual bahwa puting yang dicelup (teat dipping) dengan minyak daun cengkeh berkonsentrasi eugenol 7,5% tidak berpengaruh pada kulit puting, produksi dan kualitas susu (terutama warna dan bau susu) yang dihasilkan. Penelitian tahap 5, Teat dipping antibakteri eugenol minyak daun cengkeh pada sapi perah yang terinfeksi mastitis subklinis. Penelitian bertujuan untuk mengetahui efektivitas teat dipping antibakteri EMDC terhadap total koloni bakteri, produksi dan kualitas susu. Dilaksanakan diperusahan peternakan sapi perah di Kepanjen Malang dengan metode prepost test control group design yaitu pengujian t-test dengan melakukan teat dipping pada sapi perah laktasi menggunakan minyak daun cengkeh konsentrasi 7,5% eugenol. Variabel yang diukur adalah total koloni bakteri susu (TPC), produksi susu (l/ek/hr) dan kualitas susu x (berat jenis, kadar lemak, protein, bahan kering, bahan kering tanpa lemak, dan kadar laktose) dengan pengujian menggunakan lactoscan milk analysis di BBPP Songoriti, Batu Malang. Data hasil penelitian dianalis menggunakan program SPSS 20. Hasil penelitian tahap ke 5, yaitu teat dipping antibakteri eugenol minya daun cengkeh konsentrasi 7,5% (P

    Similar works

    Full text

    thumbnail-image

    Available Versions