Pengaruh Konsentrasi Pektin Terhadap Karakteristik Edible Film Gelatin Limbah Kulit Ikan Kakap Merah(Lutjanus argentimaculatus)

Abstract

Ikan kakap merah adalah salah satu jenis ikan demersal yang cukup banyak menyebar di perairan Indonesia. Usaha penangkapan ikan kakap semakin meningkat setiap tahunnya seiring dengan permintaan pasar sehingga berdampak pada peningkatan limbah yang dihasilkan. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan upaya untuk memanfaatkan limbah menjadi suatu yang lebih bermanfaat yaitu mengolah limbah kulit ikan menjadi gelatin yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Gelatin adalah protein hasil hidrolisis kalogen dari limbah kulit dan tulang. Gelatin mempunyai sifat daya cerna yang tinggi sehingga gelatin dapat berpotensi sebagai bahan baku pembuatan edible film, yang dapat dimakan dengan produk yang dikemas. Edible film didefinisikan sebagai lapisan tipis dari bahan yang dapat dimakan (edible) yang dibentuk pada bahan pangan sebagai pelapis atau diletakkan (pra-pembentukan) pada atau di antara komponen-komponen pangan dan bertujuan untuk menghambat migrasi uap air, oksigen, karbondioksida, aroma, dan lipida; membawa bahan tambahan pangan (misalnya antioksidan, antimikrobia, flavor); dan memperbaiki integritas mekanis atau penanganan karakteristik pangan. Edible film dari gelatin memiliki karakteristik edible film yang kuat. Hal ini dikarenakan gelatin memiliki kekuatan pengikatan yang tinggi dan dapat menghasilkan granula pada edible film yang seragam dengan daya kompresibilitas dan kompaktibilitas yang bagus. Namun edible film dari protein mempunyai sifat sukar pecah oleh suhu tinggi. Dalam rangka menambah kualitas nilai edible film, edible film dapat dipadukan dengan komponen tertentu untuk memperbaiki sifat fisik dari kemasan itu sendiri seperti pektin yang merupakan kelompok hidrokoloid pembentuk gel. Edible film yang terbuat dari campuran protein dan polisakarida baik digunakan karena dapat menghambat perpindahan gas yang efektif untuk mencegah oksidasi lemak. Oleh karena itu, affinitas antara gelatin dan pati menjadi lebih tinggi, sehingga dapat memperkuat struktur edible film. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penambahan pektin terhadap karakteristik edible film dari gelatin limbah kulit ikan kakap merah (Lutjanus argentimacalatus) dan mengetahui konsentrasi pektin yang menghasilkan edible film dari gelatin limbah kulit ikan kakap merah (Lutjanus argentimacalatus) terbaik. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Februari – Oktober 2018 bertempat di Laboratorium Perekayasaan Hasil Perikanan, Laboratorium Nutrisi Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Laboratorium Fisika Material Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya Malang dan Laboratorium Biologi, Universitas Islam Negeri. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) sederhana yang terdiri atas perlakuan penambahan adalah pektin 0%, 0,2%, 0,4%, 0,6%, 0,8% dan 1% dengan empat kali ulangan. Edible film dari gelatin dengan penambahan pektin kemudian dilakukan pengujian ketebalan, kuat tarik, elongasi, kadar air dan transmisi uap air. Kemudian untuk data hasil penelitian dianalisa dengan menggunakan ANOVA (Analysis of Variance) untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap ix respon parameter yang dilakukan, dengan uji F taraf 5% dan jika didapatkan hasil yang berbeda nyata maka dilakukan uji Tukey. Hasil penelitian menunjukkan penambahan konsentrasi pektin pada edible film dari gelatin kulit ikan kakap merah berpengruh nyata (P5) pada kadar air dan laju transmisi uap air. Hasil terbaik dari keseluruhan data yang diperoleh yaitu pada konsentrasi 0,2%, yaitu dengan nilai ketebalan 137,94 μm, nilai kuat tarik sebesar 14,86 MPa, nilai elongasi sebesar 44,58%, menurunkan nilai kadar air sebesar 9,87%, dan nilai transmisi uap air sebesar 34,32 g/cm2.24jam. Berdasarkan hasil penelitian ini, perlu adanya penelitian lanjutan agar dilakukan pengujian organoleptik dan aplikasinya pada sampel edible film dari gelatin kulit ikan kakap dengan penambahan pektin

    Similar works