Kajian Potensi Penumpang Pesawat Terbang Rute Banyuwangi-Malang Dengan Menggunakan Metode Stated Preference

Abstract

Banyaknya Bandara di Provinsi Jawa Timur baik perintis maupun international, mendorong keinginan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk mengembangkan sebuah konsep pelayanan transportasi udara antar Kota (City Link). Salah satu Bandara perintis di provinsi Jawa Timur yang masih baru adalah Bandara Banyuwangi, Atas dasar tersebut maka perlu dilakukan kajian pembukaan rute penerbangan baru yaitu Banyuwangi-Malang. Tujuan kajian ini (1) Untuk mengetahui karakteristik penumpang Travel rute Banyuwangi-Malang, (2) Untuk mengetahui karakteristik penumpang Kereta Api (KA) rute Banyuwangi-Malang, (3) Untuk memperoleh model pemilihan moda pesawat terbang dari Banyuwangi menuju Malang berdasarkan persepsi penumpang Travel dan KA untuk rute Banyuwangi–Malang, (4) Untuk mengetahui potensi penumpang Pesawat Terbang rute Banyuwangi–Malang. Metode analisis yang digunakan adalah Stated Preference untuk memperoleh potensi penumpang pesawat terbang Banyuwangi-Malang. Data primer diperoleh melalui wawancara dan pembagian kuesioner sedangkan data sekunder diperoleh melalui literatur, jurnal, dan internet. Jumlah responden yang digunakan dalam kajian sebanyak 400 responden KA dan 150 responden Travel. Dari hasil karakteristik responden pada penumpang angkutan KA tujuan Banyuwangi-Malang didominasi laki-laki (59,75%) berusia 25-40 tahun (44,5%), pendidikan terakhir S1/D3/D4 (56,25%), pendapatan perbulan Rp 3.000.000 – Rp 4.500.000 (41,5%) , status sosial belum menikah (56,25%), mayoritas berasal dari Kabupaten Banyuwangi (48,75%), tujuan perjalanan adalah non bisnis (51%), alasan menggunakan Kereta Api adalah paling nyaman dan aman (24,5%), menggunakan biaya mandiri (94,5%), frekuensi perjalanan dalam satu tahun 1-2 kali (40,25%), penumpang angkutan KA setuju (93%) dan berminat (75,5%) bila rute penerbangan Banyuwangi-Malang dibuka. Pada penumpang Travel didominasi laki-laki (58,67%) berusia 17-24 tahun (49,33%), pendidikan terakhir SMA/SMK (49,33%), pendapatan perbulan Rp 3.000.000 – Rp 4.500.000 (37,33%), status sosial belum menikah (74,67%), mayoritas berasal dari Kabupaten Banyuwangi (45,33%), tujuan perjalanan adalah non bisnis (48%), Alasan menggunakan Travel adalah biasa dilakukan (40%), menggunakan biaya mandiri (92%), frekuensi perjalanan dalam satu tahun 1-2 kali (45,33%), setuju (84,67%) dan berminat (65,33%) bila rute penerbangan Banyuwangi-Malang dibuka. Dari hasil analisis Stated Preference dengan menggunakan tiga atribut variasi, diperoleh model utilitas dan potensi penumpang. Atribut selisih biaya perjalanan (ΔX1) pada KA UPT-UKA = 4,251 - 0,00001008(ΔX1), pada Travel UPT-UAT = 4,4464 - 0,00000981(ΔX1). Atribut selisih lama waktu perjalanan (ΔX2) pada KA UPT-UKA= -12,176 + 0,03328366(ΔX2), pada Travel UPT-UAT = -3,494 + 0,01132919(ΔX2). Atribut selisih frekuensi keberangkatan (ΔX3) untuk KA UPT-UKA = -1,112 + 0,48773724(ΔX3) dan travel UPT-UAT = 1,066 + 0,16059291(ΔX3). Probabilitas memilih menggunakan pesawat terbang memiliki nilai di atas 50% bila selisih xviii biaya perjalanan (ΔX1) di bawah harga Rp 421.708,00 untuk angkutan KA dan Rp 453.177,00 untuk angkutan travel, dengan potensi penumpang dalam sehari sebanyak 273 orang untuk KA dan 16 orang untuk Travel. Probabilitas penumpang yang memilih menggunakan pesawat terbang memiliki nilai di atas 50% bila selisih lama waktu perjalanan (ΔX2) di atas 366 menit untuk KA dan selama 375 menit untuk Travel, dengan potensi penumpang dalam sehari sebesar 273 orang untuk KA dan 22 orang untuk Travel. Probabilitas penumpang yang akan menggunakan moda transportasi pesawat terbang akan meningkat apabila selisih frekuensi keberangkatan di atas 2,3 kali untuk KA dan 3 kali untuk Travel, dengan potensi penumpang per hari sebesar 274 orang untuk KA dan 27 orang untuk Travel

    Similar works