Identifikasi potensi genetik domba ekor gemuk di Kabupaten Situbondo

Abstract

Domba Ekor Gemuk (DEG) merupakan salah satu ternak plasma nutfah Indonesia. DEG memiliki sifat fisik yang menjadi ciri khasnya, yaitu mempunyai ekor gemuk, berwarna putih, tidak bertanduk, berbulu kasar dan mampu beradaptasi pada iklim kering. Kekhasan ini merupakan ekspresi dari potensi genetik DEG, yang selama ini belum teridentifikasi secara optimal dan cenderung dieksploitasi, terutama pada daerah sentra pengembangan DEG. Daerah kabupaten Situbondo, propinsi Jawa Timur merupakan salah satu wilayah yang berpotensi sebagai sentra pengembangan DEG. Pada sisi lain, masih terdapat permasalahan, yaitu kurangnya informasi tentang potensi genetik DEG di kabupaten Situbondo. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui potensi genetik DEG di kabupaten Situbondo; 2. Mengetahui faktor-faktor yang menunjang pengembangan potensi genetik DEG di kabupaten Situbondo. Manfaat praktis : sebagai informasi dan bahan kajian untuk pengembangan DEG. Penelitian dilaksanakan di wilayah kabupaten Situbondo selama 4 (empat) bulan, yaitu bulan Mei–Agustus 2008. Materi penelitian adalah DEG umur 3–4 bulan atau yang telah disapih, dan dipilih secara simple random sampling, sebanyak 99 ekor. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif (descriptive research) dengan metode pendekatannya adalah metode penelitian survey (survey research) dan penentuan lokasi penelitian secara purposive sampling. Data yang diambil adalah Bobot Sapih (bobot badan umur 90–120 hari), ukuran statistik vital (Lingkar Dada, Panjang Badan dan Tinggi Badan), dan silsilah. Data primer diambil berdasarkan hasil wawancara dengan responden dan melakukan pengukuran langsung, sedangkan data sekunder diperoleh dari data pendukung yang berasal dari instansi yang terkait dengan penelitian. Data dianalisis dengan uji t-tidak berpasangan untuk mengetahui perbedaannya. Data kemudian dihitung untuk menduga nilai heritabilitas dan nilai pemuliaannya serta koefisien korelasi dari data sifat-sifat yang terukur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah kabupaten Situbondo, propinsi Jawa Timur berpotensi sebagai wilayah sumber bibit DEG ditinjau dari potensi minat masyarakat untuk memelihara DEG, yang ditunjukkan dengan tingginya kepemilikan yaitu mencapai 9,37 ekor atau setara dengan 1,34 UT per rumah tangga tani. Potensi genetik DEG di kabupaten Situbondo dapat diketahui dari pendugaan nilai pemuliaan bobot sapih dan nilai heritabilitasnya, sebagai parameter genetik. Nilai pemuliaan bobot sapih tertinggi adalah dari pejantan nomor 19, yaitu 15,98 kg, yang menunjukkan keunggulan 0,64 kg dari rataan populasinya dan nilai heritabilitas untuk bobot sapih terkoreksi umur 100 hari adalah 0,1462. Seleksi terhadap bobot sapih terbaik dapat dilakukan berdasarkan nilai koefisien korelasi genetik terbaik, yaitu melalui seleksi ukuran tinggi badan jika ditinjau dari pejantannya ((rG)S=0,253), seleksi panjang badan jika ditinjau dari induknya ((rG)D=0,680) dan seleksi ukuran lingkar dada jika ditinjau dari kombinasi antara pejantan dan induknya ((rG)S+D=0,680). Ditinjau dari korelasi fenotipe-nya, dapat digunakan ukuran lingkar dada untuk menduga bobot sapih terbaik, yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi yaitu 0,656

    Similar works

    Full text

    thumbnail-image

    Available Versions