Strain Improvement Flocculant Saccharomyces cerevisiae (NCYC-1195) untuk Produksi Bioetanol.

Abstract

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), sejak tahun 1996 hingga 2012 produksi minyak mentah Indonesia mengalami penurunan sebesar 57,5%. Dilain sisi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya pertumbuhan penduduk hingga 122% dari tahun 1995 hingga 2010. Pertumbuhan penduduk ini menyebabkan kebutuhan energi menjadi lebih besar. Impor bahan bakar minyak (BBM) dilakukan untuk memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat. Penelitian dan pengembangan bioetanol sebagai sumber energi terbarukan terus dilakukan. Umumnya bioetanol dihasilkan melalui fermentasi bahan nabati oleh yeast. Flocculant Saccharomyces cerevisiae merupakan strain unggul dalam fermentasi etanol karena memiliki kemampuan membentuk flok yang akan memudahkan proses separasi sel dengan medium diakhir proses fermentasi. Namun produktivitas flocculant S. cerevisiae relatif lebih rendah dibandingkan dengan yeast non flocculant. Cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan produktivitasnya adalah melalui strain improvement. Mutagenesis dan adaptasi yeast terhadap etanol dapat digunakan untuk melakukan strain improvement. Penelitian mutagenesis oleh Mehdikhani, et al. (2011) menunjukkan bahwa radiasi gamma 60Co dapat meningkatkan ketahanan yeast terhadap konsentrasi etanol yang tinggi sehingga yeast tersebut mampu menghadapi tekanan selama proses fermentasi berlangsung dan mampu memproduksi lebih banyak bioetanol. Disamping itu, penelitian adaptasi yeast terhadap etanol yang dilakukan oleh Jimenez dan Benitez (1987) menunjukkan bahwa yeast yang diadaptasikan pada lingkungan yang mengandung etanol memiliki produktivitas yang lebih tinggi dari pada wild type. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh radiasi gamma 60Co pada flocculant S. cerevisiae NCYC 1195, mengetahui pengaruh adaptasi terhadap etanol pada flocculant S. cerevisiae NCYC 1195, dan mengetahui produktivitas flocculant S. cerevisiae NCYC 1195 setelah dilakukan usaha strain improvement. Penelitian ini disusun dengan menggunakan metode deskriptif, dengan 2 perlakuan, yaitu mutagenesis dengan iradiasi gamma dan adaptasi terhadap etanol. Isolat yang didapat akan diuji kemampuan fermentasinya. Pada hasil fermentasi akan dilakukan analisa optical density, total gula reduksi, pH, dan etanol. Hasil Penelitian menunjukan flocculant S. cerevisiae NCYC 1195 mampu tumbuh hingga dosis radiasi sebesar 0,8 KGy. Sebanyak 26 isolat didapatkan dari dosis 0,6 KGy dan 2 isolat dari dosis 0,8 KGy. Kemudian didapatkan 8 isolat yang mampu tumbuh pada konsentrasi etanol hingga 2,5% dan 2 isolat yang mampu tumbuh pada konsentrasi etanol hingga 5%. Flocculant S. cerevisiae NCYC 1195 yang diberi perlakuan iradiasi mengalami peningkatan produksi etanol hingga 1,5 kali lebih banyak dan flocculant S. cerevisiae NCYC 1195 yang diberi perlakuan adaptasi pada etanol mengalami peningkatan produksi etanol hingga 1,58 kali lebih banyak. Sedangkan flocculant S. cerevisiae NCYC 1195 yang diberi perlakuan iradiasi dan adaptasi pada etanol hanya mampu memproduksi sebanyak 0,2 kali dari pada wild type

    Similar works