Pengaturan Jarak Tanam Dan Jumlah Bibit Per Lubang Pada Mesin Tanam Rice Transplanter Terhadap Padi Sawah (Oryza Sativa L.) Varietas Ciherang

Abstract

Sistem budidaya pertanian di Indonesia mengalami banyak penurunan dalam hal kualitas dan efisiensi. Penurunan terjadi akibat banyaknya lahan pertanian yang digunakan dan dikonversi untuk kegiatan non pertanian. Banyak petani belum bisa mengefisienkan penggunaan lahan yang sempit tersebut. Seperti penggunaan bibit yang terlalu banyak dan jarak tanam yang tidak teratur. Permasalahan lainnya dalam usaha tani padi adalah keterbatasan tenaga kerja pada waktu masa tanamnya. Tenaga kerja tersebut terserap banyak pada saat kegiatan tanam pindah bibit tanaman padi. Dampak dari keterbatasan tenaga kerja ini mengakibatkan jadwal penanaman padi sering mundur sehingga sangat berpengaruh pada produksi padi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui jarak tanam terbaik dan jumlah bibit yang tepat dan pengaruh antara jumlah bibit dan jarak tanam pada padi sawah varietas ciherang. Hipotesis yang diajukan adalah terdapat hubungan antara jarak tanam dan jumlah bibit terhadap padi sawah varietas ciherang. Jarak tanam 30 x 22 cm dan jumlah bibit dua bibit tanaman padi akan memberikan hasil tanaman padi yang terbaik. Penelitian dilaksanakan di Desa Surat Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri pada bulan februari 2015 sampai Mei 2015. Alat yang digunakan dalam peelitian meliputi alat pengolah tanah, mesin tanam pindah bibit (Rice Transplanter) timbangan analitik/tepung, meteran dan oven. Bahan yang digunakan dalam penelitian meliputi benih padi varietas ciherang, pupuk NPK, pupuk urea dan pestisida. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi dengan petak utama adalah jarak tanam terdiri dari J1 : 30 x 12 cm. J2: 30 x 15 cm, J3: 30 x 19 cm dan J4: 30 x 22 cm. Sedangkan jumlah bibit sebagai anak petak terdiri dari B1: 2 bibit dan B2: 4 bibit. Dari dua faktor tersebut diperoleh 8 kombinasi percobaan dengan 4 kali ulangan sehingga diperoleh 32 petak percobaan. Pengamatan dilakukan pada umur 30 hst dan pada saat panen. Variabel pengamatan meliputi tinggi tanaman, jumlah anakan per rumpun, anakan efektif, luas daun per rumpun, bobot kering total tanaman, jumlah bulir per malai, jumlah gabah per malai, presentase gabah hampa dan gabah isi, bobot gabah isi per rumpun dan bobot 1000 butir. Data hasil pengamatan diuji dengan analisis ragam (uji F) dengan taraf 5 % dan jika terdapat perbedaan maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan taraf 5 %. Hasil penelitian antara lain tidak terjadi interaksi antara faktor jarak tanam dan jumlah bibit terhadap komponen pertumbuhan dan hasil padi. Pada komponen pertumbuhan jarak tanam 30 x 22 cm cenderung meningkatkan jumlah anakan, jumlah daun, luas daun dan jumlah anakan produktif dibandingkan dengan jarak tanam 30 x 12 cm. Sedangkan pada komponen hasil jarak tanam tidak mempengaruhi persentase gabah hampa dan bobot 1000 butir, tetapi penggunaan ii jarak tanam yang lebih lebar yaitu 30 x 22 cm mampu menghasilkan bobot kering total tanaman, jumlah malai, jumlah gabah per malai, bobot 1000 butir dan hasil gabah kering panen lebih tinggi dari jarak tanam yang lebih rapat yaitu 30 x 12 cm. Penggunaan bibit 2 tanaman mampu menghasilkan bobot kering total tanaman, jumlah malai, jumlah gabah per malai, persentase gabah hampa, bobot 1000 butir yang lebih tinggi dari jumlah bibit 4 bibit. Penggunaan bibit 2 tanaman dapat memberikan hasil gabah kering panen 7,10 ton/ha yang lebih tinggi dibandingkan penggunaan bibit 4 tanaman

    Similar works

    Full text

    thumbnail-image

    Available Versions