Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan yang selanjutnya disebut PPN Pekalongan atau masyarakat sekitar menyebut PPNP merupakan salah satu pelabuhan milik pemerintah yang mempunyai visi “mewujudkan PPN Pekalongan sebagai pusat pertumbuhan dan pengembangan ekonomi perikanan terpadu”. PPN Pekalongan merupakan pelabuhan tipe B satu-satu nya yang ada di Perairan Pantai Utara Jawa Tengah. Kegiatan perikanan tangkap di PPN Pekalongan semakin berkembang lebih baik dari tahun ke tahun. PPN Pekalongan memiliki peran yang penting dalam pengelolaannya baik dari segi fasilitas, produksi perikanan tangkap, nilai produksi dan pengaturan fungsinya sebagai pelabuhan perikanan terutama pada daerah pantai utara Jawa Tengah.
Kelompok jenis alat penangkapan ikan jaring insang adalah kelompok jaring yang berbentuk empat persegi panjang dilengkapi dengan pelampung, pemberat, tali ris atas dan tali ris bawah atau tanpa tali ris bawah untuk menghadang ikan sehingga ikan tertangkap dengan cara terjerat dan/atau terpuntal dioperasikan di permukaan, pertengahan dan dasar secara menetap, hanyut dan melingkar dengan tujaun menangkap ikan pelagis dan demersal (KEPMEN KP,2010).
Definisi jaring insang adalah suatu alat penangkap ikan berbentuk empat persegi panjang yang dilengkapi dengan pelampung, tali pelampung, tali ris atas pada bagian atas jaring, serta pemberat, tali pemberat, tali ris bawah pada bagian bawah jaring Kadang-kadang tali ris atas dan tali pelampung hanya satu tali. Demikian pula halnya pada tali pemberat dan tali ris bawah digabung menjadi satu. Pada beberapa jenis jaring insang tidak menggunakan tali sama sekali pada bagian bawah jaring (Najamuddin,2011).
Alat tangkap gill net yang ada di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan memiliki spesifikasi yaitu badan jaring gill net terbuat dari bahan nylon dengan ukuran mesh size 4 inch, panjang jaring 1000 depa / 1800 m dan lebar jaring 8 depa / 14,4 m sedangkan bagian tali seperti tali selambar, tali ris atas, tali ris bawah, tali pelampung, terbuat dari bahan polyethylene (PE) dengan panjang 1200 depa / 2160 m, pemberat berbentuk bulat berwarna hitam dengan bahan semen, tali pemberat dari bahan polyethylene (PE) yang panjangnya 30 cm, sedangkan pelampung berbentuk elips berwarna putih dengan bahan foam.
Metode yang digunakan ialah metode deskriptif survei, yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung untuk mendapatkan keterangan yang jelas terhadap suatu masalah dalam penelitian. Pengambilan data primer dilakukan dengan partisipasi aktif, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung saat nelayan melakukan kegiatan bongkar. Analisis data menggunakan perhitungan komposisi berat hasil tangkapan, uji normalitas, uji homogenitas, uji One-Away ANOVA dan uji BNT.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan total hasil dari keseluruhan jenis ikan hasil tangkapan mini purse seine yang didaratkan selama penelitian adalah 31.495 kg. Dari hasil tangkapan dalam hitungan persentase didapatkan hasil
5
tangkapan terbanyak pertama adalah Tongkol Abu-abu (Thunnus tonggol) sebesar 54,28% atau 17.094 Kg, Tongkol Komo (Kawa - kawa) sebesar 10,83% atau 3.411 Kg, Cucut Pisang (Laxodon macrorhinus) 9,57% atau 3.014 Kg, Manyung (Arius thalassinus) sebesar 9,57% atau 3.013 Kg, Tenggiri (Scomberomorus commerson) sebesar 5,06% atau 1.593 Kg, Semar (Mene maculata) sebesar 2,00% atau 629 Kg, Layaran (Istiophorus platyperus) sebesar 1,54% atau 485 Kg, Remang (Congresox talabonoides) sebesar 1,38% atau 434 Kg, Golok-golok (Chirocentrus dorab) sebesar 1,18% atau 373 Kg, Peperek (Leignathus equulus) sebesar 1,11% atau 351 Kg, Sebelah (Psettodes erumei) sebesar 0,79% atau 248 Kg, Kakap Merah (Lutjanus malabaricus) sebesar 0,78% atau 246 Kg, Pari Kembang (Taeniura lymna) sebesar 0,70% atau 222 Kg, Beloso (Synodus indicus) sebesar 0,64% atau 202 Kg dan yang paling sedikit adalah Tetengkek (Megalaspis cordyla) sebesar 0,57% atau 180 Kg