Efek Kefir Susu Kambing Pada Histopatologi Paru Tikus Wistar Model Fibrosis Paru Induksi Bleomisin

Abstract

Fibrosis terjadi sebagai respon perbaikan jaringan rusak akibat adanya injury. Bleomisin merupakan salah satu obat anti-kanker yang dapat menginduksi fibrosis paru pada manusia dan hewan. Terbentuknya fibrosis tidak lepas dari pengaruh imunitas tubuh terutama sitokin Th2 dalam meregulasi remodeling jaringan dan fibrosis. Perubahan fibrosis dapat diamati secara histopatologi menggunakan metode Masson’s Trichrome. Kefir susu kambing merupakan bahan pangan fungsional yang mengandung bakteri asam laktat, khamir (yeast) dan metabolitnya seperti peptida aktif, eksopolisakarida serta β-galaktosidase. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan kefir sebagai imunomodulator terhadap penghambatan keparahan fibrosis paru subkronis pada tikus yang diinduksi bleomisin. Penelitian eksperimental ini menggunakan 20 ekor tikus wistar jantan, umur 10-12 minggu dengan berat badan 129,5 ± 17,34 g. Semua kelompok tikus dipajan dengan bleomisin intranasal sebanyak 9 kali selama 9 hari. Percobaan terdiri atas 4 kelompok perlakuan: Kelompok (K-) tanpa pajanan kefir, (P1) kelompok pajanan kefir 2,5 ml, (P2) kelompok pajanan kefir, 3,5 ml dan (P3) kelompok pajanan kefir 4,5 ml. Kefir diberikan dengan dosis per berat badan tikus per hari selama 30 hari. Pengamatan histopatologi dengan pewarnaan Masson’s trichrome, untuk mengamati rata-rata ketebalan deposisi matrik ekstraseluler (fibrosis) pada peribronkial. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat penurunan ekspresi ketebalan fibrosis peribronkial pada kelompok P1, P2, dan P3. Ketebalan P1 tidak jauh berbeda dengan kelompok kontrol, sementara itu pada P3 mengalami penebalan fibrosis yang paling tipis namun secara statistik tidak signifikan. Kesimpulan bahwa kefir kemungkinan memiliki aktivitas sebagai inhibitor fibrogenesis untuk mengurangi keparahan fibrosis paru akibat aplikasi bleomisin pada tikus

    Similar works