Relasi Kekuasaan Stakeholder dalam Pembangunan Proyek
Pengembangan Gas Jawa (PPGJ) milik PT Pertamina EP Asset 4
di Desa Sumber Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora
- Publication date
- Publisher
Abstract
Penelitian ini berusaha menjelaskan bagaimana relasi kuasa yang terbentuk
dalam hubungan stakeholder ( masyarakat, perusahaan, pemerintah) dalam
pembangunan Proyek Pengembangan Gas Jawa (PPGJ) di Desa Sumber, Kecamatan
Kradenan, Kabupaten Blora. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keberadaan proyek
migas yang ada di wilayah blok Cepu. Salah satunya yang ada di Desa Sumber ini.
Selama proses pembangunan sejak tahun 2007 hingga tahun 2013, banyak terjadi
peristiwa-peristiwa yang mengakibatkan gejolak di wilayah ini. Tahun 2007 sampai
dengan tahun 2010, keadaan masih kondusif. Sayangnya karena beberapa kebijakan
perusahaan seperti pengeboran air, pemutusan pekerja lokal, dan pembangunan
infrastruktur yang tidak maksimal, menyebabkan masyarakat melakukan demonstrasi.
Selama tiga tahun, hingga tahun 2013, demonstrasi akhirnya berhasil diselesaikan
melalui proses negosiasi yang panjang. Dengan dukungan pemerintah akhirnya
perusahaan memenangkan keputusan. Akan tetapi, permasalahannya adalah
masyarakat berubah menjadi diam dan pasif setelah proses negosiasi tersebut.
Karenanya penelitian ini berusaha mendeskripsikan bagaimana sifat relasi kekuasaan
antar stakeholder tersebut dalam proses pembangunan Proyek PPGJ.
Penelitian ini menggunakan konsep kekuasaan Michel Foucault sebagai
kerangka analisisnya. Menurut Foucault kekuasaan selalu ada dalam hubunganhubungan
yang bersifat teratur dan dikoordinasikan. Hubungan kekuasaan sendiri
terlihat dalam tindakan yang mendorong pihak lain melalui rangsangan, persuasi atau
paksaan dan larangan untuk mewujudkan suatu tujuan. Kekuasaan itu tersebar
dimana-mana baik pada individu, organisasi maupun institusi serta terus diproduksi
dan direproduksi. Foucault juga menggunakan konsep Governmentality, adalah
dimana ketika suatu pihak menginternalisasikan suatu kebenaran atau kekuasaan
kepada pihak lain agar mereka menjadi tunduk. Proses ini dinamakan mekanisme
normalisasi relasi dominasi.
Hasil dari penelitian yang didapatkan adalah kekuasaan tidak hanya dimiliki
oleh perusahaan, tetapi juga pemerintah dan masyarakat. perusahaan dan pemerintah
bersama memberikan kebijakan kepada masyarakat berupa kekuasaan tentang PPGJ,
akan tetapi masyarakat juga berkuasa dalam membuat kekuasaan baru dan melawan
kekuasaan dominan yang dibentuk oleh perusahaan dan pemerintah. Kekuasaan dari
pihak pemerintah dan perusahaan, dan seluruh proses dan tahapan tersebut
merupakan mekanisme normalisasi relasi dominasi. Relasi yang terbentuk antara
masyarakat, perusahaan dan pemerintah menjadi tidak seimbang dan masyarakat pada
akhirnya menjadi diam karena kekuasaan yang dibentuk oleh perusahaan
memenangkan pertarungan kekuasaan. Hal tersebutlah yang pada akhirnya
menyebabkan masyarakat diam dan pasif