Uji Potensi Mikroalga (Chaetoceros calcitrans) Sebagai Agen Bioremediasi Hidrokarbon Pada Skala Laboratorium

Abstract

Penggunaan bahan bakar pada mesin kapal sering kali menyebabkan pencemaran dilaut. Salah satu bahan bakar yang sering digunakan para nelayan yaitu minyak solar. Keberadaan minyak solar yang berlebih di lautan menyebabkan kerusakan ekosistem lautan terutama mikroorganisme dalam air. Adanya bahan pencemar menyebabkan komposisi perairan berubah dan berdampak pada parameter lingkungan. Metode yang dapat digunakan dalam mengurangi keberadaan minyak solar diperairan adalah bioremediasi. Bioremediasi merupakan proses menghilangkan/ mengurangi dampak pencemaran dengan memanfaatkan suatu organisme mikro. Salah satu organisme mikro yang berpengaruh pada perairan laut adalah mikroalga. Chaetoceros calcitrans merupakan mikroalga yang banyak ditemukan dilaut dalam bentuk diatom. Mikroalga chaetoceros calcitrans mampu hidup pada lingkungan tercemar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar kemampuan dari mikroalga Chaetoceros calcitrans dalam meremediasi minyak solar/ hidrokarbon. Penelitian dilakukan selama 8 hari. Metode yang digunakan bersifat eksperimental dengan perlakuan pemberian konsentrasi 5, 10 dan 20 ml minyak solar dan 1 perlakuan tanpa minyak solar. Bahan pencemar menggunakan minyak solar, pengukuran kepadatan sel dengan perhitungan optical density dengan spektofotometer 600 nm , pengukuran parameter kualitas air suhu, salinitas, pH dan DO. Selama proses bioremediasi dengan menggunakan shaker incubator, aerasi dan cahaya lampu. Pengukuran hasil akhir konsentrasi minyak solar dengan menggunakan metode gravimetri. Penelitian uji bioremediasi dilakukan selama 8 hari didapatkan nilai rata-rata parameter kualitas air suhu 25.06 ± 0.06, salinitas 38.0 ± 0.4, pH 7.5 ±0.09 dan Oksigen Terlarut 3.7 ± 0.1. Hasil dari pengukuran nilai optical density menunjukkan semakin besar konsentrasi minyak solar semakin tinggi nilai optical density Chaetoceros calcitrans (konsentrasi 5 ml 0.566/sel, konsentrasi 10 ml 0.704/sel dan konsentrasi 20 ml 0.600/sel). Hal tersebut berbeda dengan hasil akhir kadar minyak solar menggunakan metode gravimetri semakin besar konsentrasi minyak solar semakin kecil presentase kemampuan Chaetoceros calcitrans dalam mengurangi kandungan minyak solar. Pengukuran menggunakan spektofotometer memiliki kelemahan tidak dapat membedakan sel hidup dan sel mati bisa saja kandungan lainnya seperti molekul dispersan atau kandungan lainnya. Naiknya nilai OD setiap hari diduga karena keberadaan dispersan minyak solar atau pemberian nutrien diawal penelitian. Keberadaan minyak solar/ bahan pencemar lebih banyak daripada populasi mikroalga Chaetoceros calcitrans dapat menyebabkan banyak masalah lingkungan salah satunya tingkat toksisitas tinggi dan terjadi blooming mikroalga

    Similar works