Kondisi iklim menjadi tantangan bagi para perancang dalam menentukan desain bangunan. Pada musim pancaroba, cuaca di wilayah Indonesia berpotensi berbahaya, bencana yang sering terjadi adalah angin puting beliung. Sebagian besar korban luka-luka dan meninggal dari bencana angin kencang karena tertimpa bagian bangunan yang runtuh akibat tertiup angin. Atap merupakan bagian dari bangunan yang letaknya berada pada bagian teratas bangunan memberikan pengaruh besar terhadap aliran udara di sekitarnya. Rumah-rumah di Indonesia memiliki beragam bentuk atap, berdasarkan fenomena tersebut maka diperlukan penelitian yang sesuai antara kondisi iklim lokal dengan desain atap yang umum digunakan. Analisis dilakukan untuk mengetahui bentuk atap yang memberikan keamanan serta kenyamanan untuk bangunan maupun lingkungan di sekitarnya. Penelitian merupakan penelitian deskriptif dengan pengujian pada 4 bentuk atap menggunakan alat wind tunnel dan simulasi Autodesk Flow Design. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh tampilan perubahan temperatur dan kecepatan pada area angin datang dan setelah mengenai objek uji dipengaruhi oleh kelandaian atap. Selain itu, nilai drag coefficient atau nilai hambatan suatu benda terhadap aliran udara terendah tercatat pada model atap mansard. Hal ini berarti model atap mansard merupakan jenis atap yang aerodinamik sehingga lebih mampu bertahan dalam kondisi daerah berangin