Mendorong Peminatan Pada Saintek Melalui Introduksi Program Super Sains Jepang di SMA

Abstract

Super Science High School Project (SSHs) dilaksanakan pertama kali di Jepang pada tahun 2002, dan setelah kurang lebih dua belas tahun pelaksanaanya, peminatan terhadap sains dan budaya meneliti di kalangan siswa SMA di Jepang meningkat secara signifikan. SSHs telah mengubah mainstream pembelajaran sains dari pembelajaran teksbook menjadi pembelajaran yang lebih menyenangkan dengan pendekatan konstruktivis dan berfokus pada kegiatan inkuiri siswa. Program ini di Jepang dilaksanakan dengan me-link-kan pembelajaran sains di SMA dengan laboratorium di perguruan tinggi, dan dukungan data dari Japan Science and Technology (JST), serta didanai sepenuhnya oleh pemerintah. Melihat perkembangan yang positif dari program tersebut, maka Pusat Studi Jepang Universitas Sebelas Maret telah melaksanakan riset terkait kebijakan dan implementasi SSHs di Jepang pada tahun 2013, dan tahun 2014 mulai mengkaji kemungkinan mengitroduksikan SSHs ke SMA di Surakarta dan sekitarnya. Artikel ini mengkaji prinsip-prinsip SSHs, dan kemungkinan mengadaptasikannya ke sistem pendidikan sains di Indonesia. Melalui SSHs diharapkan  pembelajaran dan peminatan sains di kalangan siswa dan guru SMA dapat meningkat, dan pada akhirnya akan melahirkan budaya berpikir saintifik, dan budaya meneliti. 

    Similar works