Terapi zikir untuk mereduksi stres seorang PSK (Pekerja Seks Komersial) yang akan berhenti dari pekerjaannya di Yayasan ORBIT (Our Right To Be Independent) Surabaya

Abstract

Pekerja seks komersial (PSK) merupakan suatu pekerjaan yang bersifat menyerahkan diri kepada umum dengan melakukan hubungan seksual sebagai bentuk transaksi untuk mendapatkan uang. Profesi sebagai PSK memang tidak memandang umur, ketika PSK sudah memasuki usia 30 tahun, disitulah mulai muncul banyak konflik pada diri PSK. PSK di usia itu sudah memikirkan kondisi badan yang mulai tidak kuat, jasmani dan rohani yang sudah lelah, munculnya gejolak perasaan, hingga adanya transisi yakni dorongan untuk berhenti dan menjalani kehidupan yang bersih serta lebih baik. Banyaknya tekanan-tekanan yang dialami dapat memunculkan stres pada seorang PSK hingga akhirnya ia memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya. Stres merupakan kondisi yang disebabkan adanaya tekanan, tegangan atau gangguan yang tidak menyenangkan dari luar diri seseorang, stres dapat mempengaruhi fisik, psikis dan kognitif seseorang menjadi terganggu. Adapun dampak dari stres diantaranya psikis (sedih, cemas, khawatir, gelisah), fisik (keluhan fisik seperti pusing, nyeri, tekanan darah naik), kognitif (sulit berkonsentrasi, mudah lupa dan lain sebagainya). Ketika sesorang tidak mampu mengontrol stres dengan baik maka akan membahayakan dirinya. Penelitian ini bertujuan pertama, mengetahui proses terapi zikir untuk mereduksi stres seorang PSK yang akan berhenti dari pekerjaannya. Kedua, mengetahui hasil terapi zikir untuk mereduksi stres seorang PSK yang akan berhenti dari pekerjaannya. Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus untuk menjawab tujuan penelitian di atas. Penelitian ini menggunakan tahap-tahap konseling yaitu identifikasi, diagnosis, prognosis, treatment/ terapi, serta evaluasi dan Follow Up. Adapun data yang dihasilkan berupa data primer dan data sekunder. Data perimer berupa wawancara dan observasi dengan konseli sedangkan data sekunder berupa wawancara dan observasi dari orang lain serta data penunjang lainnya, seperti dokumentasi dan lain sebagainya. Pada proses treatment, peneliti menggunakan terapi zikir yang disertai pemutaran instrumen selawat dan kalimat terapeutik. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan beberapa proses konseling dimulai dari: 1. Memberikan pemahaman kepada konseli tentang makna tiap zikir yang diucapkan, 2. Pelaksanaan terapi zikir (istighfar, hauqalah, hasbalah), 3. Memberikan instrumen selawat dan kalimat terapeutik sebagai media pendukung saat konseli melakukan zikir qalbi. Adapun hasil akhir proses terapi ini dikatakan berhasil, hasil tersebut dapat dilihat dari adanya pereduksian stres yang dialami konseli pada daftar aspek indikator masalah (stres)

    Similar works