Latar Belakang : Lelah menunjukkan keadaan tubuh yang berakibat kepada penurunan
daya kerja dan berkurangnya ketahanan tubuh untuk bekerja. Penelitian ini dilakukan
pada pekerja di bagian produksi PT. ASA Yogyakarta, terdapat pekerja yang bekerja di
lingkungan kerja yang tidak sesuai NAB dan pekerja yang mengandalkan kekuatan fisik,
pekerja yang diharuskan bekerja sesuai target yang memicu pekerja mengalami
kelelahan.
Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian
cross sectional dengan sampel sebanyak 76 responden. Teknik sampling yang
digunakan adalah simple random sampling. Instrumen yang digunakan berupa KAUPK2 I
yang diadopsi dari penelitian Setyawati, alat ukur Wet Bulb Globe Temperature (WBGT)
QUESTempº36 dan stopwatch. Analisis data menggunakan uji Chi-square.
Hasil : Analisis univariat iklim lingkungan kerja panas yaitu 44 orang (57,9%) tidak sesuai
NAB dan 32 orang (42,1%) sesuai NAB, beban kerja fisik yaitu 40 orang (52,6%) sedang
dan 36 orang (47,4%) berat, perasaan kelelahan yaitu 48 orang (63,2%) lelah berat dan
28 orang (36,8%) lelah ringan. Analisis bivariat menunjukkan ada hubungan antara iklim
lingkungan kerja panas dengan perasaan kelelahan dengan nilai p-value 0,001 (< 0,05)
dan juga ada hubungan antara beban kerja fisik dengan perasaan kelelahan dengan niali
p value 0,012 (< 0,05) pada pekerja di bagian produki PT. ASA Yogyakarta.
Kesimpulan : Ada hubungan antara iklim lingkungan kerja panas dengan perasaan
kelelahan dan juga ada hubungan antara beban kerja fisik dengan perasaan kelelahan
pada pekerja di bagian produksi PT. ASA Yogyakarta.
Kata Kunci : iklim lingkungan kerja panas, beban kerja fisik, perasaan kelelahan kerja