Mobilisasi Dukungan Pada Pilkada Serentak 2018: Perbandingan Kemenangan dan Kekalahan Kolom Kosong di Kota Makassar dan Kota Tangerang

Abstract

Perkembangan demokratisasi di Indonesia tidak terlepas dari perjalanan proses demokrasi lokal yang dalam hal ini adalah Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Sejak 2015, pilkada serentak kerap menuai kritik pada tahapannya. Gelombang ketiga pilkada serentak kali ini, peneliti menyoroti fenomena calon tunggal yang kian subur. Dalam beberapa penelitian, calon tunggal disebabkan oleh proses administrasi yang sukar serta tindakan borong partai yang cenderung menghindari kompetisi. Seiring bertambahnya calon tunggal, bertambah pula gerakan kelompok pendukung kolom kosong seperti yang terjadi di Kota Makassar dan Kota Tangerang. Kelompok kolom kosong di Makassar menamai dirinya sebagai Relawan Kolom Kosong (Rewako), dan di Tangerang bernama Jaringan Kotak Kosong (JKK). Kemenangan dan kekalahan kolom kosong di Kota Makassar dan Kota Tangerang yang mengagetkan publik tanah air kemudian peneliti tangkap dalam perspektif mobilisasi dukungan. Peneliti tertarik mengurai penyebab dan proses mobilisasi Rewako dan JKK yang kemudian menjadi salah satu faktor penentu kemenangan dan kekalahan pada pilkada 2018. Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk menggambarkan bagaimana proses mobilisasi dukungan yang dilakukan Rewako dan JKK dalam memenangkan kolom kosong di Kota Makassar dan Kota Tangerang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan perbandingan studi kasus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa upaya mobilisasi massa yang dilakukan Rewako merupakan tipe mobilisasi Patron-Klien. Danny Pomanto sebagai patron dan sebagian besar masyarakat kota Makassar menjadi kliennya. Berbeda dengan Kota Tangerang, gerakan JKK tidak didukung oleh elit politik setempat, mereka memobilisasi gerakan massa dengan otonom, yang hingga hari ini mengklaim menjadi oposisi pemerintahan Kota Tangerang dilakukan tanpa intervensi elit parpol. Walau hasil perolehan pilkada di kedua daerah tersebut berbeda, dalam prosesnya Rewako dan JKK berhasil memobilisasi massa untuk berperan aktif menentukan hasil pilkada dengan memilih kolom kosong. Kata Kunci: Mobilisasi Massa, Kolom Kosong, Elit Politi

    Similar works