Tujuan: Mencari korelasi antara kateterisasi dengan USG transabdominal
untuk mengukur volume KK dan volume urin sisa dan menentukan
nilai diagnostik USG transabdominal untuk mendiagnosa retensio
urin.
Rancangan penelitian: Penelitian ini merupakan studi observasional
analitik dengan rancangan potong lintang (cross sectional) untuk
menilai korelasi dan menentukan nilai diagnostik.
Tempat penelitian: (1) Klinik Anggrek Divisi Fetomaternal Departemen
Obstetri dan Ginekologi RS Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM),
(2) IGD Lt. III RSCM.
Bahan dan cara kerja: Selama kurun Oktober 2003 sampai Agustus
2004, dilakukan pengukuran volume KK dan volume urin sisa pada
90 pasien postpartum nifas hari pertama, kedua dan ketiga. Volume KK
dan volume urin sisa diukur secara USG transabdominal dibandingkan
dengan hasil pengukuran secara kateterisasi yang merupakan baku emas.
Volume KK dianggap merupakan kapasitas KK dan volume urin sisa
ialah urin yang masih terdapat dalam KK segera setelah pasien
berkemih. USG transabdomina1 digunakan untuk mendiagnosa adanya
retensio urin dengan titik potong urin sisa 200 ml dan kateterisasi sebagai
baku emas. Dilakukan 3 formula USG (formula 1, 2 dan 3).
Hasil: Untuk pengukuran volume KK didapatkan korelasi yang kuat
antara USG formula 1, 2 dan 3 dengan tindakan kateterisasi, masingmasing
dengan R 0,84, 0,87 dan 0,80, tapi hanya formula 2 USG yang
menghasilkan pengukuran volume KK yang tidak berbeda bermakna
dengan tindakan kateterisasi. Pada pengukuran volume urin sisa didapatkan
korelasi yang kuat antara USG formula 1, 2 dan 3 dengan kateterisasi
masing-masing R 0,85, 0,87 dan 0,85, juga hanya formula 2
yang menghasilkan pengukuran urin sisa yang tidak berbeda bermakna
dengan tindakan kateterisasi. USG formula 2 dapat mendiagnosa kondisi
retensio urin dengan Se 87%, Sp 95,5%, NDP (nilai duga positif)
87% dan NDN (nilai duga negatif) 96%.
Kesimpulan: Pengukuran volume KK dan volume urin sisa secara
ultrasonografi transabdominal mempunyai korelasi yang kuat dengan
tindakan kateterisasi. Sehingga USG transabdominal dapat dijadikan sebagai
alternatif dari penggunaan kateter. Hal ini akan membuat tindakan
kateterisasi menjadi lebih selektif. Terutama dalam hal diagnostik seperti
kondisi retensio urin, sehingga penggunaan USG transabdominal
akan mengurangi efek samping berupa infeksi dan trauma akibat penggunaan
kateter yang bersifat invasif.
[Maj Obstet Ginekol Indones 2006; 30-2: 104-11]
Kata kunci: vo1ume KK, volume urin sisa. USG transabdominal,
kateterisasi