Tujuan: Mengetahui pola siklus menstruasi dan angka kejadian
ovulasi perempuan usia reproduksi pecandu heroin dan diketahuinya sebaran
angka kejadian ovulasi perempuan usia reproduksi pecandu heroin
menurut pola siklus menstruasinya.
Rancangan/rumusan data: Studi deskriptif dengan rancangan potong
lintang.
Bahan dan cara kerja: Selama kurun waktu Januari sampai Juni
2007 dilakukan pengumpulan data terhadap 40 responden yang diambil
secara consecutive sampling di RSKO Fatmawati dan beberapa puskesmas
di Jakarta. Semua responden dilakukan wawancara mengenai pola
siklus menstruasi tiga bulan sebelumnya dan dilakukan pemeriksaan
kadar progesteron pada fase luteal madya.
Hasil: Subjek yang diteliti berjumlah 40 perempuan usia reproduksi
pecandu heroin yang berusia antara 20 sampai 40 tahun dengan rata-rata
usia responden 26 (20 - 37) tahun. Rata-rata lamanya menggunakan heroin
7,1±3,1 tahun, sedangkan rerata usia responden pertama kali menggunakan
heroin adalah 18 (13 - 31) tahun. Pola menstruasi yang didapatkan
yaitu oligomenorea sebesar 67,5 %, siklus normal 22,5 %, dan
amenorea sebesar 10 %. Pada penilaian kadar progesteron fase luteal
madya didapatkan siklus menstruasi yang tidak berovulasi sebesar 77,5
% dan siklus yang berovulasi sebesar 22,5 %. Tidak ada perbedaan yang
bermakna secara statistik (p > 0,005) di antara kelompok faktor risiko
umur, lama pemakaian heroin, jumlah paritas, dan indeks massa tubuh
mengenai gangguan ovulasi pada perempuan pecandu heroin.
Kesimpulan: Pola menstruasi perempuan usia reproduksi pecandu
heroin yang terbanyak adalah oligomenorea (67,5 %) dengan siklus
yang berovulasi sebesar 26 %.
[Maj Obstet Ginekol Indones 2008; 32-4: 223-8]
Kata kunci: heroin, usia reproduksi, siklus menstruasi, ovulasi