Nahdlatul Ulama dan Kedaulatan Nation-State Indonesia

Abstract

Nahdlatul Ulama (NU) lahir secara resmi pada tahun 1926, tetapi didahului oleh cikal-bakal beberapa organisasi, yakni Nahdlatul Tujjar, Tashwirul Afkar dan Nahdlatul Wathan. Ketiga organisasi inilah yang melahirkan dan membentuk NU sebagai organisasi keagamaan, keislaman, dan kemasyarakatan pada 16 Rajab 1344 H/31 Januari 1926 M. Nahdlatul Ulama (NU) dengan Aswaja sebagai basis ideologi memberikan kontribusi dalam menegakkan dan mengukuhkan kedaulatan nation-state Indonesia dari gempuran penjajahan imperialisme, kolonialisme dan kapitalisme. NU yang dinakhodai pertama kali oleh K. H. Hasyim Asy’ari mempunyai sikap kebangsaan yang kokoh dan kuat dalam membela nusantara terhadap penjajahan imperialisme kolonial Belanda dan paham-paham keagamaan yang menghilangkan tradisi-tradisi yang telah tertanam kuat sejak dahulu dibawa oleh para penyebar ajaran Islam pertama kali. Sikap mempertahankan negeri dalam cengkeraman penjajah dan penindas oleh K.H. Hasyim Asy’ari beserta para ulama lainnya, ternyata telah tertanam kuat dalam sanubari mereka sejak belajar dan memperdalam pengetahuan agama Islam di Mekkah.Nahdlatul Ulama (NU) lahir secara resmi pada tahun 1926, tetapi didahului oleh cikal-bakal beberapa organisasi, yakni Nahdlatul Tujjar, Tashwirul Afkar dan Nahdlatul Wathan. Ketiga organisasi inilah yang melahirkan dan membentuk NU sebagai organisasi keagamaan, keislaman, dan kemasyarakatan pada 16 Rajab 1344 H/31 Januari 1926 M.Nahdlatul Ulama (NU) dengan Aswaja sebagai basis ideologi memberikan kontribusi dalam menegakkan dan mengukuhkan kedaulatan nation-state Indonesia dari gempuran penjajahan imperialisme, kolonialisme dan kapitalisme.NU yang dinakhodai pertama kali oleh K. H. Hasyim Asy’ari mempunyai sikap kebangsaan yang kokoh dan kuat dalam membela nusantara terhadap penjajahan imperialisme kolonial Belanda dan paham-paham keagamaan yang menghilangkan tradisi-tradisi yang telah tertanam kuat sejak dahulu dibawa oleh para penyebar ajaran Islam pertama kali. Sikap mempertahankan negeri dalam cengkeraman penjajah dan penindas oleh K.H. Hasyim Asy’ari beserta para ulama lainnya, ternyata telah tertanam kuat dalam sanubari mereka sejak belajar dan memperdalam pengetahuan agama Islam di Mekkah

    Similar works