Gambaran Harapan pada Seorang Tunanetra yang Menempuh Pendidikan Tinggi

Abstract

Penelitian ini diawali dari pengamatan peneliti terhadap fenomena tunanetra yang ada ditengah-tengah masyarakat luas. Tunanetra yang dibahas dalam penelitian ini adalah tunanetra yang menempuh pendidikan tinggi di perguruan tinggi umum dan dapat bersaing secara akademik dengan non-tunanetra. Umumnya tunanetra tidak menempuh pendidikan tinggi karena kekurangan fisik yang dimilikinya, jikapun menempuh pendidikan tinggi mereka tidak dapat bersaing dengan orang-orang non-tunanetra. Tunanetra yang dapat menempuh pendidikan tinggi di perguruan tinggi umum dan dapat bersaing secara akademik dengan non-tunanetra disebabkan oleh harapan yang dimiliki tunanetra. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui secara mendalam mengenai gambaran harapan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada seorang tunanetra yang menempuh pendidikan tinggi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan penelitian deskriptif studi kasus. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara semi terstruktur. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif model penjodohan pola. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa subjek memiliki harapan yang tinggi dilihat dari komponen goals yaitu tujuan utama dan tujuan lain memungkinkan untuk dicapai dan menjelaskan perumusannya. Tujuan utamanya adalah lulus kuliah 4 tahun dengan IPK minimal 3,5 serta menjadi sarjana berkualitas yaitu lulus dengan nilai dan ilmu. Tujuan lainnya adalah menikah, hafidz al-qur’an 20 juz dan memiliki usaha sendiri saat kuliah. Subjek membuat perencanaan (pathways thoughts) sesuai dengan situasi dan subjek memiliki kemampuan untuk membuat rencana lain untuk mengganti rencana awal yang gagal. Subjek dapat mendapatkan motivasi (agency thoughts) baik dari diri sendiri maupun dari orang lain dan subjek dapat mempertahankan pecapaiannya dengan lebih rajin belajar dan lebih keras berusaha. Harapan yang tinggi saat di perguruan tinggi juga muncul karena subjek pernah meraih berbagai pencapaian di masa lalunya yaitu prestasi akademik dan non akademik saat menempuh pendidikan dasar dan menengah. Hambatan yaitu kemampuan subjek dalam mengatasi masalah yang dihadapi dalam usahanya, baik mengatasi oleh sendiri maupun dengan meminta bantuan kepada orang lain dan hubungan dengan pengasuh yaitu hubungan dengan pengasuh utama, ibunya, dan ayahnya sebagai pendorong eksternal merupakan faktor yang sangat mempengaruhi harapan subjek

    Similar works