Kajian tentang arsitektur dan akulturasi budaya ini sangat penting dilakukan telaah yang berlatarbelakang bangunan cagar budaya, karena belum banyak mengupas bangunan secara lebih detail berdasarkan bentukan massa serta pentingnya bagian bangunan agar mendapatkan esensi dasar dari karakter bangunan tersebut. Walaupun bentuk bangunan ini belum pernah diubah, ada beberapa temuan dari bangunan yang telah diubah dan ditambahkan. Perubahan yang terjadi pada bangunan ini terletak pada kolom dan beberapa bagian atap. Penggunaan bahan yang tidak tepat dapat merusak bagian-bagian bangunan lainnya. Penambahan pada bangunan ini pun dibuat pada bagian belakang dikarenakan kebutuhan pemilik untuk sebuah ruangan. Mengetahui dan mengkaji percampuran budaya yang terdapat pada Rumah Limas Hasyim Ning yang mempengaruhi bangunan serta menghasilkan bentuk arsitektural yang unik. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan akulturasi yaitu mengenai proses sosial yang timbul apabila sekelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing sehingga unsur-unsur asing itu lambat-laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kebudayaan itu. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan terutama dalam meningkatkan kualitas sejarah arsitektur Palembang serta memberikan bukti empiris yang berguna bagi pengembangan penelitian lebih lanjut. Hasil temuan tentang beberapa perubahan dan penambahan akan diolah lebih lanjut dalam pemilihan atau penentuan bahan untuk bangunan bersejarah