slides

PENGARUH INFORMED CONSENT TERHADAP KECEMASAN DAN PENGETAHUAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KABUPATEN SRAGEN

Abstract

Konsep pemasaran ini sudah mengalami perkembangan bersamaan dengan semakin majunya masyarakat dan teknologi. Kalau perusahaan ingin berhasil atau bahkan dapat hidup terus, ia harus dapat menanggapi cara-cara atau kebiasaan- kebiasaan dalam masyarakatnya. Faktor-faktor ekstern seperti ekologi, politik, hukum, ekonomi dan sebagainya dapat mempengaruhi program pemasaran perusahaan. Faktor ketidakpuasan konsumen juga termasuk didalamnya. Adapun sebab-sebab timbulnya ketidak-puasan konsumen tersebut karena tidak terpenuhinya harapan mereka. Jadi perusahaan tidak lagi berorientasi kepada pembeli saja, tetapi berorientasi kepada masyarakat atau manusia. Karena itu perusahaan berusaha memberikan kemakmuran kepada konsumen dan masyarakat untuk jangka panjang, maka konsep seperti ini disebut Konsep Pemasaran Masyarakat (Societal Marketing Concept) atau Konsep Pemasaran Baru. (Swastha, 2000:57). Badan Pelayanan Kesehatan Masyarakat (BAPELKESMAS) Rumah Sakit Umum (RSU) “Ngudi Waluyo” Wlingi sebagai rumah sakit umum, menghadapi tantangan yang cukup berat, baik yang berasal dari lingkungan eksternal maupun internal. Faktor utama yang menghambat perkembangan BAPELKESMAS RSU “Ngudi Waluyo” Wlingi adalah Rumah Sakit Pemerintah, sehingga terkesan memiliki kualitas pelayanan yang kurang baik. Sedangkan faktor lain adalah krisis ekonomi yang berkepanjangan yang membawa dampak pada daya beli masyarakat 12 akan pentingnya kesehatan sehingga konsumen semakin selektif dalam menentukan jenis jasa yang akan dikonsumsinya. Hasil wawancara yang dilakukan pada 10 orang pasien rawat inap di BAPELKESMAS RSU “Ngudi Waluyo” Wlingi menunjukkan bahwa 4 pasien (40%) merasa pelayanan yang diberikan tidak memuaskan, sedangkan 6 pasien (60%) merasa pelayanan yang diberikan biasa-biasa saja dan tidak ada keistimewaan tertentu. Sedangkan hasil wawancara dengan pihak manajemen BAPELKESMAS RSU “Ngudi Waluyo” Wlingi menunjukkan bahwa kinerja yang ditunjukkan oleh karyawan tidak pernah memenuhi target, terutama pada target pendapatan yang telah ditetapkan, misalnya pada tahun 2007 pendapatan rumah sakit mencapai 95% dari target yang ditetapkan. Kinerja rumah sakit sebagai perusahaan penjual jasa maka sangat tergantung dengan pelayanan yang diberikan atau dengan istilah no service no business. Rumah sakit sebagai perusahaan penjual jasa tentunya sangat tergantung dengan kredibilitasnya di mata konsumen. Prinsip-prinsip kepuasan penjualan jasa yang meliputi reliability, responsiveness, tangible, emphaty dan assurance tidak akan berarti tanpa adanya interpersonal relationship management yang baik. Proses modifikasi ini tentunya membutuhkan personel-personel dengan kemampuan lebih agar output proses modifikasi ini sejalan dengan budaya lokal sehingga tidak terjadi perbenturan antara kepentingan konsumen dengan kepentingan perusahaan. Mengingat pentingnya pelayanan pada usaha jasa khususnya layanan BAPELKESMAS RSU “Ngudi Waluyo” Wlingi, dalam menjaring konsumen baru dan menciptakan loyalitas konsumen, maka penelitian ini mengambil judul:3 “Hubungan Kualitas Pelayanan dan Kinerja Perawat dengan Kepuasan Pasien di Badan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit Umum “Ngudi Waluyo” Wlingi Kabupaten Blitar

    Similar works