Artikel ini bermaksud mengkaji peran orang tua untuk menyesuaikan siaran televisi dengan usia madrasah ibtidaiyah. Orang tua sebagai madrastul ula bagi anak dituntut untuk dapat menyesuaikan usia anak madrasah ibtidaiyah dalam menyaksikan televisi yang saat ini memuat tayangan tanpa pembatasan usia, tingkat pendidikan, status sosial, suku bangsa, dan agama. Orang tua harus dapat menjadikan media televisi sebagai media pendidikan, bukan sarana hiburan semata, karena dapat menyebabkan tidak terbendungnya beragam pengaruh negatif yang meresahkan dan dapat menghambat tumbuh kembang nilai-nilai agamanya. Adapun sumber-sumber yang menjadi rujukan adalah buku-buku terkait dengan data yang diperlukan. Orang tua dituntut untuk memiliki kesadaran dan pemahaman mengenai fungsi media televisi, sehingga adanya pemilihan dan pemilahan acara yang tepat untuk anak usia madrasah ibtidaiyah. Menonton televisi sebaiknya tidak dilakukan sebagai pengisi waktu luang anak, menjadi baby sitter anak. Serta tidak dijadwalkan sesuai dengan jam tayang acara-acara yang mengandung nilai-nilai pendidikan bagi anak. Sikap ini untuk membendung dampak negatif dari media televisi bagi anak-anak madrasah ibtidaiyah yang dapat melunturkan nilai-nilai agama pada anak, di samping menyita waktu mereka untuk bersosialisasi dengan teman sebaya dan melakukan kegiatan yang edukatif lainnya