Cost-Effectiveness Analysis Kloramfenikol Dan Seftriakson Untuk Pengobatan Demam Tifoid Pada Pasien Dewasa Di Rumah Sakit Sanglah Denpasar

Abstract

Jumlah pasien demam tifoid di Indonesia masih tinggi. Demam tifoid dapat diobati dengan terapi antibiotik seperti kloramfenikol dan seftriakson. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan efektivitas biaya kloramfenikol dan seftriakson yang diberikan kepada pasien dewasa yang didiagnosis demam tifoid di Rumah Sakit Sanglah Denpasar. Pada penelitian ini dilakukan perbandingan antara dua alternatif yang ada dengan menggunakan perspektif rumah sakit. Metode retrospektif digunakan untuk mengumpulkan data dari rekam medis pasien, yang didiagnosis dan dirawat inap di Rumah Sakit Sanglah Denpasar selama Januari 2017 hingga Juli 2018. Analisis biaya dilakukan dengan menggunakan metode cost-effectiveness grid dan costeffectiveness ratio (ACER). Cost-effectiveness grid menunjukkan bahwa dominan seftriakson untuk pasien dengan demam tifoid. Analisis ACER untuk seftriakson adalah Rp. 2.097.170,88 dengan efektifitas (lama tinggal) 4,27 hari, dan Rp. 2.097.170,88 dengan efektivitas (waktu mencapai suhu normal) 2,42 hari. Analisis ACER untuk kloramfenikol adalah Rp. 2.555.464,22 dengan efektifitas (lama tinggal) 10,22 hari, dan Rp. 2.555.464,22 dengan efektivitas (waktu mencapai suhu normal) 3,44 hari. Analisis ACER menunjukkan tingkat seftriakson yang lebih rendah dan efektivitas yang lebih tinggi berdasarkan lama tinggal dan waktu mencapai suhu normal. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa seftriakson lebih cost-effective daripada kloramfenikol

    Similar works