research

Dampak sosial budaya akibat menyempitnya lahan pertanian di desa Nangor Propinsi Kalimantan Tengah

Abstract

Kalimantan Tengah merupakan sebuah propinsi yang mempunyai wilayah yang cukup luas dan belum banyak yang dibuka, baik untuk kepentingan pertanian, perikanan, petemakan, perkebunan, pemukiman, maupun perindustrian. Luas Propinsi Kalimantan Tengah bila dibandingkan dengan jumlah penduduknya yang relatif sedikit, sebenamya, lahan yang bisa dibuka untuk diusahakan cukup luas. Namun kualitas tanah di Kalimantan Tengah sangat rendah, yaitu meliputi tanah kelas IV, V, VI, dan VII. Tanah dengan klasifikasi demikian dianggap sebagai tanah yang tidak subur bagi usaha pertanian. Tanah yang subur dan cocok untuk pertanian bercocok tanam jumlahnya sangat terbatas dan sedikit. Sementara itu pemerintah melarang pembukaan hutang sebebas waktu dahulu karena hutanhutan itu pada umumnya sudah diserahkan pengusahaannya kepada para pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH). Dengan demikian penebangan hutan untuk pembukaan ladang baru sudah hampir tidak mungkin lagi tanpa ijin dari pemerintah. Selain itu pertanian ladang berpindah-pindah sudah dianggap sebagai suatu "kejahatan" dan dianggap sebagai biang perusakan hutan

    Similar works