PERBANDINGAN KADAR VITAMIN D DAN KALSIUM SERUM ANTARA PEDERITA ANAK EPILEPSI YANG BARU DIDIAGNOSIS DAN 6 BULAN SETELAH TERAPI
- Publication date
- Publisher
Abstract
PENDAHULUAN. Penderita epilepsi anak harus minum obat anti epilepsi jangka
panjang. Penggunaan obat antiepilepsi jangka panjang dapat menurunkan kadar
vitamin D . Vitamin D yang rendah akan menyebabkan kadar kalsium darah
rendah mengakibatkan gangguan pertumbuhan tulang. Beberapa penelitian
memberikan hasil yang bervariasi sehingga hubungan vitamin D dan kalsium
serum masih kontrovesi.
METODE. Penelitian bersifat analitik observasional dengan rancangan penelitian
cross sectional. Alat pemeriksaan vitamin D menggunakan metode ELFA
(enzyme linked fluororescent assay) dengan alat Vidas dari bioMerieux. Sampel
dikumpulkan selama bulan Juni – Agustus 2018 dari ruang rawat inap dan poli
rawat jalan anak. Sampel dibagi menjadi 2 kelompok yaitu diagnosis baru epilepsi
dan 6 bulan setelah terapi. Masing-masing kelompok diukiur kadar vitamin D dan
kalsium serum kemudian dinilai hubungan kedua parameter.
HASIL. Dari 19 subyek diagnosis baru epilepsi didapatkan vitamin D rendah
sebanyak 57,9%, kalsium rendah sebanyak 10,5%. Dari 20 subyek 6 bulan setelah
terapi didapatkan 70% subyek vitamin D rendah, kalsium rendah sebanyak 25%.
PEMBAHASAN. Kadar vitamin D rendah dan kalsium rendah lebih banyak
didapatkan pada kelompok terapi anti epilepsi ≥ 6 bulan daripada kelompok
diagnosis baru epilepsi. Kadar vitamin D rendah dapat disebabkan karena
peggunaan obat antiepilepsi jangka panjang yang akan mempengaruhi kadar
kalsium serum.
SIMPULAN. Penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara
kadar vitamin D dengan kalsium serum pada penderita epilepsi anak yang baru
didiagnosis dan ≥ 6 bulan setelah terapi