Tuberculosis (TB) merupakan suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri batang yaitu Mycobacterium tuberculosis (Mtb) yang bisa menyebabkan
infeksi laten. Mtb masuk melalui aerosolisasi yang kemudian menginfeksi serta
mengaktifkan makrofag dan sel dendritik yang ada di paru-paru. Sel dendritik
yang aktif kemuadin menyajikan antigen yangsudah diolah dalam bentuk peptida
kepada sel limfosit yang kemudian membentuk Granuloma. Granuloma adalah
susunan jaringan yang terdiri dari makrofag yang terinfeksi dan multinucleated
giant cells, yang dikelilingi oleh agregasi dari monosit atau makrofag yang baru,
serta netrofil dan limfosit. Makrofag memiliki tugas untuk membunuh kuman
Mtb. Berbagai jenis fenotip makrofag pada granuloma dengan berbagai fungsi,
termasuk mekanisme efektor anti mikobakteri, menghasilkan sitokin yaitu IFN-γ.
Pada manusia, IFN-, dilepaskan oleh sel Th1 yang diaktifkan, adalah limfokin
utama untuk mengaktifkan metabolisme oksidatif makrofag dan aktivitas
antimikroba yang berfungsi mengeliminasi mikobakteria. penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui peran penambahan makrofag terhadap kadar IFN- dengan
metode In-vitro menggunakan PBMC yang diinfeksi kuman Mtb dengan
penambahan Makrofag dengan konsentrasi 1,2,3x105 dengan lama waktu inkubasi
1,2,3,4,dan 5 hari untuk diuji kadar IFN- dengan menggunakan uji ELISA.
variasi per hari dari kelompok kontrol tanpa makrofag dengan kelompok
penambahan makrofag 1x105, 2x105, dan 3x105 didapatkan nilai p= P=0,7201
nilai tersebut lebih besar dari 0,05 (p>0,05) sehingga menunjukkan tidak ada
perbedaan yang bermakna