Prosesi sehubungan dengan pengislaman mungkin sudah menjadi hal yang
lumrah bagi sebagian orang mengingat bahwa penganut Islam terbesar di dunia
adalah Indonesia. Sehingga mungkin bagi sebahagian orang beranggapan bawah
pengislaman yang dilakukan K.H.Muhammad Tahir adalah hal yang biasa dan kurang
menarik untuk dibahas dalam sebuah penelitian. Akan tetapi, perlu dipahami bahwa
apresiasi terhadap tata cara pengislaman yang dilakukan K.H.Muhammad Tahir
dalam masyarakat Mandar yang sangat kental dengan doti (santet) membuat
islamisasi ini menarik untuk dibahas, karena pam Islamisme yang dilakukan oleh
beliau bukan untuk kepentingan kolektif melainkan untuk kepentingan seluruh umat
Islam. Oleh karena itu, pokok permasalahan dari hal tersebut adalah menelusuri
peranan K.H.Muhammad Tahir dalam missi pengembangan Islam di Polewali
Mandar.
Sejak datangnya penyiar agama Islam di kerajaan Balanipa pada masa
pemerintahan raja ke IV, Daetta Tommuane alias Kakanna I Pattang, dan dua tahun
kemudian diumumkanlah bahwa agama Islam merupakan agama resmi kerajaan.
Meskipun pada saat itu masyarakat belum melaksanakan syari’at Islam dengan murni,
melainkan masih ada yang mencampur-baurkan dengan kepercayaan Animisme dan
Dinamisme sebagai kepercayaan yang telah diwarisi dari nenek moyang mereka jauh
sebelum Islam datang dan berkembang di daerah tersebut.
Untuk memperbaiki tatanan masyarakat terhadap kepercayaan dan
pelaksanaan syari’at Islam terhadap masyarakat Polewali Mandar K.H.Muhammad
Tahir giat melakukan dakwah secara perorangan/kelompok, maupun melalui
pendidikan (pesantren). Selain itu beliau juga senantiasa berusaha mengadakan
penyiaran agama Islam terhadap anggota masyarakat yang belum memeluk Islam hal
ini dilakukan untuk mempercepat penyebaran agama Islam di daerah Polewali
Mandar