Hasil penelitian ini adalah Budaya lokal asli suku mandar yakni sayyang
pattu’du, atau acara keagamaan, tradisi tersebut merupakan perayaan untuk anak –
anak yang khatam al-Qur’an dan sekarang acara tersebut biasa digunakan untuk
acara penyambutan tamu. Seiring dengan perkembangannya acara sayyang
pattu’du dulunya dilaksanaakan setahun sekali pada saat maulid tetapi saat
sekarang tradisi tersebut sudah sering diadakan, karena adanya pergeseran nilai
budaya kedalam ranah politik. Tradisi tersebut digunakan oleh para elit politik di
Kabupaten Majene sebagai strategi politik untuk mendapatkan dukungan massa.
Seperti yang terjadi dipilkada Kabupaten Majene 2015 dimana salah satu
pasangan calon menggunakan tradisi sayyang pattu’du sebagai sarana untuk
bersosialisasi untuk mendapatkan dukungan massa, strategi tersebut digunakan di
Kecamatan Malunda dan cukup efektif untuk mendapatkan dukungan massa
karena melihat dari proses pelaksanaannya yang cukup meriah dan masyarakat
sangat antusias, bahkan masyarakat dari luar daerahpun ikut serta untuk
menyaksikan secara langsung perayaan adat sayyang pattu’du tersebut