Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sering disebut sebagai salah satu pilar
kekuatan ekonomi suatu daerah. UMKM mempunyai peran penting dan strategis dalam
pembangunan ekonomi nasional. Selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan
penyerapan tenaga kerja, UMKM juga berperan dalam mendistribusikan hasil-hasil
pembangunan. Saat ini inovasi dalam transaksi bisnis menggunakan teknologi baru akan sangat
berdampak pada kegiatan bisnis, terutama untuk UMKM. Salah satu inovasi yang saat ini
sedang berkembang adalah Electronic Money (e-money) atau Uang Elektronik. Pengembangan
produk e-money memudahkan transaksi ritel baik untuk konsumen dan pedagang.
Menurut Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta tren
penggunaan uang elektronik di daerah saat ini masih rendah. Dari sisi para pelaku UMKM
sendiri saat ini belum diketahui kesiapan mereka dalam menggunakan teknologi e-money.
Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat kesiapan UMKM dalam menggunakan e-money.
Model yang digunakan untuk menganalisis kesiapan UMKM dalam menggunakan e-money
menggunakan model UTAUT. Dari ketujuh hipotesis yang diajukan, empat hipotesis
dinyatakan diterima dan tiga hipotesis dinyatakan ditolak. Variabel yang diterima hipotesisnya
adalah Security, Anxiety, Performance Expectancy, dan Social Influence. Variabel yang
ditolak adalah Service Quality, Effort Expectancy, dan Fasilitating Conditions. Berdasarkan
penelitian ini maka dapat diketahui bahwa konsep e-money dapat diterapkan pada UMKM
Yogyakarta