Wayang beber Pacitan is considered as one of the
unique traditional heritage because it is not
found in other places. The uniqueness of wayang
beber Pacitan can be seen from its shape, function,
and meaning. Wayang beber is considered
sacred by its community, particularly the relatives
of the dalang (puppeter) of wayang beber
who lives in Dusun Karangtalun, Desa Gedompol,
Donorojo. However, in its development the
existence of the traditional arts is threathened
because of the influence of modern cultural values.
The efforts to revitalize wayang beber has
been undertaken by the local government and
other related stakeholders. However, the effort to
revitalize wayang beber is not yet successful because
there are still constraints, both internal
and external. The former view of wayang beber
as well as the pressure of modern culture has
constrained the revitalization of wayang beber.
Similarly, transforming wayang beber from community
art to tourist art is another constraint.
Key words: cultural identity, revitalization,
tourism, wayang beber.
Wayang beber Pacitan termasuk salah satu warisan
seni tradisi yang langka dan unik karena
tidak ditemukan di tempat lain. Kelangkaan dan
keunikan wayang beber Pacitan dapat dilihat
dari bentuk, fungsi, dan makna yang terkandung
di dalamnya. Kesenian ini sangat disakralkan
oleh pendukungnya khususnya keluarga dalang
Wayang beber yang tinggal di Dusun Karangtalun,
Desa Gedompol, Donorojo. Namun kesenian
tradisi ini terancam punah karena terdesak
oleh nilai-nilai budaya modern. Usaha revitalisasi
wayang beber telah dilakukan walaupun
belum optimal karena beberapa hambatan. Pandangan
lama atas wayang beber dan desakan
budaya modern menghambat revitalisasi wayang
beber. Demikian pula mentransformasikan
Wayang beber dari seni sakral (community art)
menjadi seni hiburan (tourist art) menjadi hambatan
lain yang belum sepenuhnya teratasi. Oleh
karena itu, revitalisasi wayang beber harus
dimulai dengan kebijakan yang tepat, komitmen
pemimpin daerah, dukungan masyarakat dan
swasta, serta dilakukan secara sinergis antarpara
pihak yang peduli terhadap wayang beber.
Kata Kunci: wayang beber, revitalisasi, identita